|
|
|
|
Sejarah Lontong Balap #DaftarSB19 Tanggal 15 Jan 2012 oleh Chotti Imami. |
Banyak orang mungkin tak akan menemukan makanan bernama Lontong Balap kecuali di Surabaya atau daerah Jawa Timur pada umumnya. Makanan Indonesia yang menjadi kuliner khas kota Surabaya ini memang memiliki keunikan tersendiri.
Lontong balap terbuat dari lontong, taoge rebus, tahu goreng yang dipotong-potong, lentho, dan kuah lontong dengan bumbu sambal petis, dan dilengkapi dengan bawang goreng. Meski menjadi makanan yang wajib dicoba ketika mengunjungi Surabaya, tidak semua orang tahu bagaimana sejarah atau asal mula lontong balap bisa ada hingga sekarang.
Dilansir dari Travel Kompas, seorang pedagang lontong balap bernama Sisno (pemilik warung lontong balap Cak Pri) mengungkapkan bahwa menurut kakeknya yang sudah berjualan lontong balap sejak tahun 1913, dulunya lontong balap dijual di sepanjang Jalan Semarang (kebun binatang). Setiap pagi mereka naik sepeda untuk menjajakan lontong dengan cara kebut-kebutan atau dalam istilah Jawa disebut "balapan". Oleh karena itu, orang menyebutnya lontong balap.
Hampir sama seperti dilansir dari Wikipedia, asal mula lontong balap adalah ketika para penjual lontong berjalan cepat-cepat menuju pos terakhir di Pasar Wonokromo (dekat kebun binatang) dan ketika mereka berebut pembeli. Dari jalan cepat inilah, memberi kesan bahwa antar pedagang berpacu menjual dagangannya dengan cara siapa cepat ia dapat (dalam bahasa Jawa: balapan), dari "balapan" ini kemudian dikenal dengan nama lontong balap.
Saat ini, lontong balap sudah banyak dijual di warung-warung pinggir jalan dan tidak lagi berebut seperti dahulu. Beberapa orang masih berjualan dengan sepeda atau kereta dorong, namun nama lontong balap tetap melegenda sesuai cerita terdahulu dan bahkan menjadi khas dengan rasanya yang berbeda dengan makanan lainnya.
Di Surabaya sendiri terdapat beberapa warung lontong balap yang legendaris yaitu:
Lontong Balap Pak Gendut didirikan pada tahun 1958 oleh Bu Saunah yang dulunya hanya berjualan menggunakan pikulan berkeliling di Kota Surabaya. Lontong Balap ini sudah melegenda dan dikenal oleh warga Surabaya.
Seporsi Lontong Balap berisi irisan lontong, kecambah, lento, kuah segar, kecap, dan bawang goreng. Rasanya yang gurih membuat Lontong Balap Pak Gendut ini terus laris dan menjadi salah satu destinasi kuliner khas Surabaya.
Cak No sudah berjualan Lontong Balap 17 tahun lamanya hingga saat ini. Kedai ini memiliki banyak langganan dan banyak yang datang karena harganya murah meriah dan bikin kenyang.
Dalam sehari, Cak No mampu meracik lebih dari 350 porsi Lontong Balap untuk pengunjung. Bahkan, hari Sabtu atau Minggu Cak No bisa meracik Lontong Balap hingga 500 porsi. Wow! Penasaran?
Nah, kamu dapat mengunjungi kedai ini di Jl. Bromo No.7, Sawahan, Kec. Sawahan, Surabaya.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |