|
|
|
|
Karinding Tanggal 16 Mar 2020 oleh Hamzah syarif a . |
Karinding Karinding merupakan alat musik tradisional yang sudah lebih dari 600 tahun digunakan oleh masyarakat di Jawa Barat. Namun, adapula yang mengatakan bahwa karinding itu sudah digunakan pada zaman purba atau lebih tepatnya pada zaman megalitikum. Pada awalnya, karinding digunakan sebagai pengusir hama oleh petani. Namun seiring perkembangan zaman, karinding mulai digunakan sebagai alat untuk memikat hati seorang wanita oleh para pemuda pada masanya. Lalu, karinding mulai digunakan sebagai alat musik karena memiliki suatu getaran atau low decibel yang memiliki bunyi tidak jelas jika didengar oleh suara manusia. Di Jawa Barat banyak sekali pengrajin atau para pembuat karinding. Bahan yang digunakan untuk membuat karinding adalah batang pohon aren dan bambu berukuran 20cm x 1cm. Jenis bahan dan desain bentuk karinding menunjukan perbedaan usia, tempat, dan perbedaan gender pemakai. Misalnya karinding yang berbentuk susuk sanggul, banyak digunakan oleh kaum wanita. Konon karinding ini biasanya dipakai untuk menancapkan sanggul. Sedangkan untuk laki-laki, biasanya karinding ini ukurannya lebih kecil atau lebih pendek dan terbuat dari pelepah kawung atau batang pohon aren, karena biasanya diletakan pada tempat mereka menyimpan tembakau. Karinding adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dengan jari. Tetapi sebelum itu, karinding disimpan dan diapit oleh kedua bibir hingga saat dipukul mengeluarkan bunyi getaran yang tidak jelas. Dan saat memainkan karinding, sebaiknya hati-hati agar lidah kita tidak terkena bambu yang bergetar karena jika lidah terjepit bisa menimbulkan efek sakit hingga berdarah. Lalu, pegangan untuk bermain karinding biasanya berbentuk setengah lingkaran, tetapi ada juga yang berbentuk senjata tradisional atau di Jawa Barat adalah kujang.
Pada tahun 2008, karinding mulai kembali hidup di Jawa Barat, tepatnya di Kota Bandung karena para seniman karinding sudah mulai agresif dalam mengeksplorasi karinding menjadi pertunjukan yang baru. Lingkungan komunitas musik indie khususnya ranah musik metal di Kota Bandung yang terbuka akan menerima sebuah kebudayaan baru untuk menjadi akses bagi alat musik tradisional seperti karinding untuk memudahkan penyebarannya ke berbagai daerah di luar Kota Bandung. Informasi karinding yang merupakan alat musik langka atau pernah dikabarkan bahwa karinding telah punah atau hilang ratusan tahun yang lalu menjadi suatu nilai eksotis bagi penikmat musik karinding atau masyarakat pada zaman sekarang. Beberapa daerah di Jawa Barat sudah mulai memiliki tempat yang menjadikan wilayah tersebut terkenal akan karinding seperti di daerah Ciramagirang, Cineam, Parakan Muncang, dan Kota Bandung. Di daerah Ciramagirang, karinding mulai ada sekitar tahun 1908. Penamaan karinding di daerah Ciramagirang ketika seorang penggembala kerbau yang bernama Kari selalu memainkan alat musik instrumen yang terbuat dari pelepah kawung saat sedang berada di sawah menggembala kerbau. Lalu, masyarakat di desa tersebut menjadikan sebuah penamaan pada alat musik tersebut karinding.
Berbeda dengan daerah Ciramagirang, di daerah Cineam ada tokoh yang tanpa lelah melestarikan karinding bernama Oyon Naroharjo atau Bah Oyon. Pada awalnya, Bah Oyon mengenal karinding dari sang ayah ketika masih kecil. Lalu, ketika Bah Oyon sudah beranjak remaja, dia menggunakan karinding sebagai alat untuk bermain bersama teman-temannya. Pada tahun 1955, Bah Oyon mulai mengembangkan alat musik karinding dengan membuat sebuah grup yang bernama Sekar Komara Sunda. Perkembangan karinding di wilayah lain juga menunjukan sebuah perkembangan yang berarti. Seperti halnya di daerah Parakan Muncang terdapat seorang tokoh yang bernama Bah Olot. Bah Olot adalah seorang putra dari Entang Sumarna yang merupakan seorang tokoh yang melestarikan karinding hingga diteruskan oleh putranya yaitu Bah Olot. Bah Olot juga mengartikan secara etimologis bahwa karinding memiliki makna yang berarti alat musik pertama di Jawa Barat. Sebagai pewaris karinding di Parakan Muncang, Bah Olot juga selalu mengadakan workshop atau pagelarang kesenian di Jawa Barat dan sekitarnya. Atas upayanya tersebut, karinding menjadi lebih popular di kalangan masyarakat umum hingga banyak murid Bah Olot yang berasal dari Kota Bandung.
Daftar Pustaka
Daryana, H. A. (2017). Pergeseran Instrumen Karinding Di Jawa Barat. Kimung. (2011). Jurnal Karinding Attack Ujung Berung Rebels. Kimung. (2011). Memoar Melawan Lupa.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |