|
|
|
|
Gambang Kromong, Kolaborasi Orkes Unik Antara Cina dan Pribumi Tanggal 20 Dec 2019 oleh Orans Media. |
Gambang Kromong merupakan salah satu dari aneka macam alat musik khas DKI Jakarta tepatnya dari kalangan Betawi yang mengkolaborasikan antara alat musik cina dan pribumi. Namanya sendiri berasal dari gabungan dua alat musik yakni gambang serta kromong. Pembuatan gambang menggunakan bahan kayu pilihan yang dapat menghasilkan nada halus ketika ditabuh.
Biasanya jumlah gambang yang dimainkan sekitar 18 keping dengan berbagai ukuran supaya menghasilkan irama nada yang beragam. Untuk kromong sendiri, pembuatannya dari bahan perunggu. Kromong yang dimainkan biasanya berjumlah 10 item. Cara memainkannya juga dengan cara ditabuh dan setiap itemnya menghasilkan suara tersendiri dan tidak sama.
Gambang kromong biasanya dimanfaatkan pada acara etnis seperti tahun baru Imlek, pesta rakyat dan tapekong (area peribadatan Cina). Pada umumnya permainan dimainkan sekitar 12 pemain lengkap dengan beberapa penyanyi, penari bahkan lenong. Lagu yang sering dibawakan biasanya bernuansa humor, ceria bahkan sindiran antara penyanyi wanita dan pria.
Konon asal muasal munculnya alat musik gambang kromong berasal dari pimpinan etnis Tionghoa bernama Nie Hoe Kong yang diangkat sebagai kapitan Cina (masa jabatan tahun 1736 sampai 1740). Mulanya ada satu grup musik yang terdiri dari beberapa pekerja pribumi di kawasan perkebunan Nie Hoe Kong. Kemudian grup tersebut berkolaborasi dengan dua perempuan rantai dari Cina yang baru singgah dengan membawa alat musik Kongahyan dan Tehyan.
Mulanya lagu yang dinyanyikan bernuansa Cina kental. Tingkatan irama yang dipakai pada gambang yakni irama pentatonik Cina, sering dikenal dengan Salendro Mandalungan. Item-item yang ada pada gambang kromong terdiri dari gong, suling, kromong, kecrek, tehyan. Sukong dan kongahyan. Jadi, memang gabungan semua item tersebut membawa keserasian antara unsur Cina dan pribumi.
Gambang kromong sempat jaya di udara karena dimainkan oleh komedi betawi legendaris bernama Benyamin Syueb. Berkat sentuha kreativitas beliaulah, terlahir aliran musik yang populer sampai saat ini. Bahkan beberapa penyanyi jadul masih mengabadikan lagu-lagu benyamin dengan menggunakan alat musik tradisional ini.
Dulu tiap ada acara sunatan atau hajatan di wilayah Betawi, biasanya mengaitkan instrumen gambang kromong sebagai pengiring utama. Akan tetapi, sekarang mulai pudar penggunaanya dan lebih mengarah ke acara organ tunggal atau dangdutan.
Gambang kromong menunjukkan kepada kita bahwa begitu toleransinya budaya kita dengan Cina. Budaya kita Nusantara sungguh lunak sehingga mampu berkolaborasi dengan budaya Cina. Perpaduan ini menjadi pelajaran berharga bagi kaum millenial sekarang akan pentingnya persatuan yang dituangkan lewat budaya.
Sekarang gambang kromong sudah dikombinasikan dengan instrumen musik modern seperti drum, gitar, piano, bass dan lainnya. Walaupun sudah bercampur dengan instrumen modern, nuansa khas tetap tidak hilang, malah lebih semakin berkesan.
Itulah paparan singkat mengenai gambang kromong yang semoga bisa menambah wawasan Anda mengenai budaya alat musik tradisional yang ada di Indonesia. Mari kita lestarikan terus budaya Nusantara dengan memperkenalkan kepada anak cucu kita.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |