Manik yang di jumpai pada masyarakat Dayak Kalimantan Tengah berupa lilis lamiang, manas sambelum, manas marajan, dan sebagainya. Lilis lamiang berwarna merah dan bentuknya memanjang. Manas sambelum berwarna biru dan bentuknya bulat, sedangkan manas marajan berbentuk bundar,kecil,dan berwarna-warni. Manik-manik tersebut memiliki fungsi sebagai perlengkapan upacara, bekal kubur, aksesoris, dan lain-lain. Di antara manik-manik itu, yang paling bermakna adalah lilis lamiang. Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah beranggapan, jika lilis lamiang dipakai dapat membangkitkan semangat hidup, karena ia berasal dari buah pohon kehidupan (batang haring). Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah menyebutnya buah pohon kehidupan (bua haring belum).
Huma Lanting adalah rumah terapung (di sungai) khas Kalimantan Tengah. Pola hidup masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah dipengaruhi oleh kondisi alam tempatnya dia tinggal. Masyarakat yang menetap di sekitar sungai membangun temapt tinggal yang disebut rumah apung. Rumah apung adalah bangunan berupa pondok di atas rakit (lanting). Alat pendukung altivitas masyarakat di rumah apung adalah perahu atau kelotok.
Mihing merupakan penangakap ikan yang dianggap memiliki kekuatan magis. Mihing dibuat dari bermacam-macam jenis kayu. Masing-masing mempunyai makna khusus dalam bahasa Dayak Ngaju disebut ngguang,dumah,palus,tuntang tame. Artinya, berkunjung datang,masuk,ke dalam. Kayu untuk bahan mihing adalah: 1. Kayu tabulus, hakikatnya silakan (palus); 2. Kayu Tate, hakikatnya masuk (tame); 3. Kayu Kaja, hakikatnya datang (dumah); 4. Kayu Banuang, hakikatnya berkunjung (ngguang); 5. Kayu Marakuwung, hakikatnya Mihing adalah terpat yang disukai; 6. Bambu paligkau, hakikatnya benda atau binatang harus datang ke mihing; 7. Uei paka atau uei banturung atau uei tapah, hakiaktnya benda atau binatang hanya datang ke mihing saja; 8. Uei anak, hakikatnya benda atau binatang yang masuk ke mihing seperti anak kecil yang penurut. Menurut legenda suku Dayak Ngaju, alat ini dibuat pertama kali oleh Bowak. Dia di culik oleh orang dari alam khayangan, dan di sana ia...
Patung mempunyai jenis dan fungsi masing-masing. Misalnya, patung keberuntungan (hampatung karuhei) untuk berdagang atau berusaha, patung pemikat atau guna-guna, patung penolak bala (penjaga rumah, kampung, ladang, dan sebagainya), patung kunyit (hampatung henda), dan sebagainya. Bahan-bahan patung tersebut dari kayu besi (tabalien manang), rotan, kayu gabus, kunyit, dan sebagainya. Patung-ptung tersebut dapat digunakan sendiri-srndiri atau diikat bersama. Patung yang diikat bersama dalam jumlah banyak disebut kelekang karuhei.
Seiring dengan kemajuan teknologi, maka orang dayak di kalimantan Tengah mengalami perkembangan perilaku. Di antaranya adalah menyesuaikan diri dalam penggunaan busana pengantin tersebut, yaitu jenis kain beludru. Kain beludru untuk busana pengantin itu, diberi aksesoris dari bahan manik-manik. Manik-manik yang di tempel pada busana pengantin tersebut berbentuk motif Batang Hariang. Selain untuk busana pengantin, pakaian dari bahan beludru juga digunakan untuk acara menari atau untuk menyambut tamu kehormatan.
Pakaian berperang dapat dijumpai di masyarakat Dayak Kalimantan Tengah. Pakaian berperang tersebut terbuat dari kulit kayu, kulat binatang, dan di hiasi logam. Seringkali pakaian berperang itu dilengkapi dengan tulisan-tulisan (rajah) dengan tujuan menangkal sipemakai ketika berperang atau berkelahi, sehingga ia selamat. Pakaian berperang disebut juga Baju Basurat.
Kuatnya pengaruh kepercayaan pada masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah masih menyisahkan peninggalan berupa benda-benda keramat atau mistik. Di antaranya adalah pakaian pawang. pakaian pawang tersebut di gunakan oleh seorang ulama atau tokoh masyrakat ketika menyampaikan doa untuk mendatangkan hujan, perlindungan dari pengaruh jahat, dan mengobati orang yang sedang sakit. Pakaian pawang tersebut terbuat dari kulit kayu atau serat tumbuhan yang khusus dan dianggap memiliki magis. Sering pula pakaian ini dilengkapi dengan aksesoris.
Pakaian adat untuk pernikahan suku Dayak di Kalimantan Tengah pertama-tama menggunakan baju sangkarut. Baju sangkarut menyerupai rompi, Bahannya dari serat daun nenas, serat daun lemba, serat tengang, dan serat nyamu. Pakaian atau celana tersebut dinamakan ewah. ksesoris yang dugunkan yaitu anting-anting, gelang, cincin, ikat kepala (lawung) bagi laki-laki dan salutup bagi perempuan.
Tiwah adalah upacara kematian tingkat akhir bagi penganut kaharingan. Tiwah merupakan prosesi kematian paling akhir setelah penguburan yang dianjutkan dengan Balian Tantulak Ambun Rutas Matei (ritual membuang sial setelah kematian). Ritual ini dilaksanakan oleh suku daya di Daerah Aliran Sungai Kahayan dan Kapuas. Pada ritual ini zat atau roh orang yang meninggal akan dipindahkan atau dikembalikan kepada orangtuanya. Zat atau roh dari ayah dikembalikan ke ayah, sedangkam roh dari ibu dikembalikan kepada ibunya. Sementara roh dari Tuhan kembaki ke Tuhan, yang disebut roh Panyalumpuk atau Hambaruan. Ritual kematian lain yang dilakukan yaitu Ijambe atau Wara oleh suku Dayak di DAS Barito dan Nyorot oleh suku Dayak di DAS Katingan dan Mentaya. Setelah ritual itu dilakukan orang yang mati akan hidup sempurna di surga (Lewu Tatau Dia Rumpang Tulang Rundung Raja Isen Dia Kamalesu Uhat). Kelengkpan ritual Tiwah adalah sangkai raya balai nyahu, duhung, mandau, pakaia...