Alkisah, di sebuah dusun di Negeri Jambi, ada sepasang suami-istri yang miskin. Mereka sudah puluhan tahun membina rumah tangga, namun belum dikaruniai anak. Segala usaha telah mereka lakukan untuk mewujudkan keinginan mereka, namun belum juga membuahkan hasil. Sepasang suami-istri itu benar-benar dilanda keputusasaan. Suatu ketika, dalam keadaan putus asa mereka berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa. “Ya Tuhan Yang Maha Tahu segala yang ada di dalam hati manusia. Telah lama kami menikah, tetapi belum juga mendapatkan seorang anak. Karuniankanlah kepada kami seorang anak! Walaupun hanya sebesar kelingking, kami akan rela menerimanya,” pinta sepasang suami-istri itu. Beberapa bulan kemudian, sang Istri mengandung. Mulanya sang Suami tidak percaya akan hal itu, karena tidak ada tanda-tanda kehamilan pada istrinya. Di samping karena umur istrinya sudah tua, perut istrinya pun tidak terlihat ada perubahan. Meski demikian, sebagai seorang wanita, sang Istri benar-benar...
Rumah Batu Olak Kemang merupakan Tempat tinggal sayyid idrus Al jufri Keturunan Arab Hadramaut. Pada Masa pemerintahan Sultan nazaruddin Sayyid idrus Al Jufri diberi Gelar Pangeran Wirokusumo. Rumah batu olak kemang disebut rumah tua olak kemang oleh orang setempat yang merupakan bangunan tempat tinggal pangeran Wirokusumo. Rumah itu terletak pada sebidang tanah seluas kurang lebih 125m persegi. terdiri atas panjang (barat tinur) 50m dan Lebar (utara selatan) 25m, terletak di tepi sungai Danau Teluk yang merupakan anak sungai Batanghari.Rumah ini dibangun tahun 1861 masehi, Bentuk bangunan berlantai Dua dengan 3 Arsitektur campuran yakni melayu, cina dan eropa. Arsitek rumah ini bernama Datuk Shin-Thai seorang negarawan cina beragama islam hal ini dibuktikan adanya relief ular naga memperebutkan mustika ( batu bulat/perhiasan) Di Gapura rumah. Bagian atap terdiri 2 macam, bagian serambi berbentuk persegi lima seperti joglo, sedangkan bagian rumah induk segitiga,Hal ini melambangkan fi...
Seni tari daerah Jambi cukup banyak ragam serta coraknya, dimana pada tiap-tiap daerah mempunyai ciri sesuai dengan keadaan daerah serta suku dalamkelompok masyarakat adat yang bersangkutan. Dari sekian banyak corak dan ragamnya seni tari daerah Jambi, namun sudah banyak pula yang hampir tidak dikenal bahkan dilupakan oleh lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Chatab pada tahun 1962, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri BBA pada tahun 1967. tari ini digunakan untuk menyambut tamu-tamu yang dihormati sebagai ungkapan rasa putih hati muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari remaja putri. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan: cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : bio...
Motif batik Angso duo merupakan salah satu motif batik yang paling populer di Jambi. Angso Duo adalah ciri khas icon Kota Jambi yang diangkat dari legenda setempat. Kekhasan motif angso duo memiliki berbagai filosofi. Menurut budayawan Jambi Ja'far Rassuh, motif ini memiliki karakter dan kearifan lokal masyarakat Jambi pada zaman dahulu. Makna motif tersebut yakni karakter dan watak dari masyarakat Jambi yang memiliki karakter sederhana, tidak rumit, dan cenderung konvensional. Sehingga mencirikan karakter atau watak asli masyarakat Melayu Jambi. Menurut legenda motif batik Angso duo merupakan sepasang angsa yang konon dipercaya menuntun Putri Mayang Mangurai dan Orang Kayo Hitam ketika mencari tempat tinggal atau membuka negeri baru yang sekarang dikenal dengan sebutan Kota Jambi. Jadi motif batik Angso duo ini erat kaitannya dengan legenda yang melekat erat dengan warga Jambi. Seiring berkembangnya zaman yang pada dahulu kala batik hanya dipakai oleh para raja dan keluarganya...
Keris Si Ginjai merupakan pusaka Kesultanan Jambi yang ada sejak masa Orang Kayo Hitam berkuasa di negeri ini, 400 tahun silam. Konon berdasarkan cerita orang-orang tua, keris sakti ini ditempa Orang Kayo Hitam di tanah Jawa kepada seorang empu dengan menggunakan bahan dan peralatan dari besi yang seluruh katanya berawalan "pa". Misalnya alat bernama "parang", "pacul", "pasak besi", "palu", dan sebagainya. Namun dalam kenyataannya, Keris Si Ginjai dibuat dari bahan besi, emas, kayu dan nikel dengan kualitas baik. Dalam cerita rakyat Jambi, dengan keris ini pula Orang Kayo Hitam dahulunya mengamuk di Mataram, menolak dengan tegas upeti (pajak) bagi Mataram, sebagai tanda penolakan kekuasaan kerajaan Jawa itu atas negeri Jambi. Sultan terakhir yang memegang benda kerajaan ini adalah Sultan Achmad Zainuddin yang hidup pada awal abad ke 20. Pada tahun 1903 Masehi Pangeran Ratu Martaningrat keturunan Sultan Thaha yang terakhir menyerahkan keris Singa Marjaya kepada Residen Palemba...
Di Jambi dahulunya pernah berdiri tiga kerajaan Melayu, dua diantaranya bercorak Buddha yaitu Kerajaan Malayu (Melayu kuno) kemudian muncul Kerajaan Dharmasraya (Melayu muda), dan terakhir adalah Kesultanan Jambi yang bercorak islam (Melayu Islam). Salah satu saksi dari keberadaan Kerajaan Melayu Kuno di Jambi adalah kompleks Percandian Muaro Jambi, yang terletak di desa Muaro Jambi Kec. Muaro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.Diperkirakan candi-candi dilokasi situs sejarah candi Muaro Jambi mulai dibangun sejak abad ke- 4M. sampai sekarang disitus candi Muaro Jambi telah teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi yang terdiri dari kurang lebih 39 kelompok candi dengan luas komplek percandian 2.612 hektar. Dikawasan ini terdapat beberapa candi yang berhasil di pugar diantaranya : Candi Kedaton, Candi Gumpung, Candi Tinggi I, Candi Tinggi II, Candi Astano, Candi Kembar Batu, Candi Gedong I, Candi Gedong II, Candi Koto Mahligai dan Kolam Telago Rajo. Seluruh bangunan candi...
Jauh sebelum abad masehi etnis melayu setelah mengembangkan suatu corak kebudayaan melayu pra sejarah di wilayah pengunungan dan dataran tinggi. Masyarakat pendukung kebudayaan melayu pra sejarah adalah suku Kerinci dan suku Batin. Orang kerinci di perkirakan telah menepati caldera danau kerinci sekitar tahun 10.000 SM sampai tahun 2000 SM. Suku Kerinci dan termasuk juga suku Batin adalah suku tertua di Sumatera. Mereka telah mengembangkan kebudayaan batu seperti kebudayaan Neolitikum. Kehadiran agama budha sekitar abad 4 M telah mendorong lahir dan berkembangnya suatu corak kebudayaan buddhis. Kebudayaan ini diidentifikasikan sebagai corak kebudayaan melayu kuno. Masyarakat pendukung kebudayaan melayu buddis yang masih ada di Jambi adalah suku anak dalam (kubu). Namun peningalan momental kebudayaan melayu Buddishis adalah bangunan candi-candi yang tersebar dikawasan daerah aliran sungai (DAS) batanghari, salah satu di antaranya ialah situs candi muara Jambi. Pada masa kebudayaan bud...
Gulai Belut Suku Batin Merangin memiliki cita rasa gurih dari santan kelapa, pedas dari cabe kampung yang jumlahnya sangat banyak dan makin lezat dengan sensasi sayuran pakis yang lembut. Dan tentunya kandungan protein yang terkandung di dalam belut menjadikan gulai belut menjadi salah satu kuliner nusantara yang bergizi tinggi dan sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia yang menyukai masakan yang kaya akan cita rasa. Dalam pengolahannya Suku Batin memiliki teknik tersendiri untuk membuat belut menjadi tidak amis. Mereka terbiasa menarik serat putih yang ada diantara tulang punggung belut. Mereka menyebutnya dengan istilah benang karena ukurannya sebesar benang dan berwarna putih. Pertama-tama potong kepala belut lalu tarik benang dari punggung belut yang berjumlah dua helai baru kemudian belut dipotong kecil-kecil. Mereka meyakini menghilangkan serat putih dipunggung belut akan menghilangkan bau amis belut. Bumbu yang digunakan untuk membuat gulai belut juga sangat banyak....
Ikan malung merupakan jenis ikan laut berbentuk pipih dan panjang. Ukurannya bisa mencapai 1,5 meter. Kami sempat menemui olahan ikan malung bakar sepanjang 1 meter. Menurut Slamet, juru masak dari Jambi yang mengolah ikan, pembuatannya sama seperti ikan biasa. Awalnya ikan dibersihkan dan diberi air jeruk nipis agar tak amis. Isi perut ikan juga dikeluarkan sebelum pengolahan. Kemudian baru diberi bumbu dari bawang merah, bawang putih, kunyit, kemiri dan garam. Karena panjang, ikan perlu dipanggang di arang yang dibuat secara khusus seukurannya. Prosesnya pun bisa 2 jam. Saat dimakan, daging ikan ini terasa empuk enak. Meski begitu, perlu sedikit berhati-hati dengan duri kecil dalam daging ikan.