Arca Dwarapala merupakan salah satu arca yang ditemukan di Kawasan Percandian Muarajambi. Arca Dwarapala ditemukan pada Bulan April 2002 di depan reruntuhan Gapura Candi gedong II. Arca tersebut ditemukan pada saat dilakukan ekskavasi arkeologi di lokasi gapura keliling candi. Arca Dwarapala sering disebut dengan arca penjaga bangunan suci atau candi. Umumnya arca penjaga ini berpasangan atau 2 buah, berkedudukan di depan sisi kanan dan kiri gerbang atau gapura pintu masuk candi. Sebagai penjaga gerbang, umumnya anatomi tubuh maupun atribut yang dikenakan digambarkan seram, menakutkan, atau garang. Misalnya mata melotot, gigi bertaring badan gemuk, dan membawa senjata serta memakai atribut menyeramkan yakni gelang dari ular, kalung tengkorak, dll. Namun Arca Dwarapala dari Candi Gedong II ini penggambarannya lebih tenang dari Arca Dwarapala pada umumnya, kesan penjaga hanya ditunjukkan pada atribut senjata gada dan perisai, suatu bentuk ya...
Permainan tradisional tejek-tejekan adalah permainan anak tradisional yang populer di Indonesia, khususnya dimasyarakat pedesaan. Permainan ini dapat ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia baik di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Disetiap wilayahnya dikenal dengan nama yang berbeda, seperti Pacih di Aceh, Setatak di Riau, Tejek-tejekan di Jambi, Cak Ingking Gerpak di Sumatera Selatan, Odik di Jawa Timur, Siki Doka di Nusa Tenggara Timur, dan paling populer sebagai Englek. Permainan ini bernama tejek-tejekan karena cara bermainnya dengan mengangkat kaki sebelah ke atas sambil melompta-lompat ke tempat yang sudah ditentukan. Permainan ini terdapat di seluruh daerah Jambi, khususnya di wilayah Jambi permainan ini disebut Cingkling . Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak-anak perempuan berumur 7 – 12 tahun dengan jumlah pemain 2 orang. Pelaksanaan permainan ini di halaman rumah yang agak luas dengan membuat petak-petak yang digambarkan di...
Santet buhul cacing abin adalah jenis santet pedalaman Sumatera yang ganas dan mampu membuat target menderita sakit yang cukup lama, sehingga ia mati secara perlahan dengan sendirinya. Santet ini dimiliki oleh suku anak dalam di pedalaman Jambi. Sumber: http://endrone.blogspot.com/2009/04/ilmu-hitam-di-bali.html