Merdeka
7 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Pempek
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sumatera Selatan

Pempek adalah hasil olahan ikan yang populer di Indonesia. Makanan khas ini sering dijadikan oleh-oleh khas dari Palembang maupun Jambi. Namun sejarahnya, pempek sebenarnya berasal dari Palembang. Tahun 1400 sampai 1500-an masehi, penduduk Palembang mengadopsi bakso dari orang China yang datang ke wilayah mereka. Karena bahan baku bakso orang Cina tersebut tidak halal, maka masyarakat Palembang mengganti bahan bakunya, yaitu menggunakan sagu. Dan karena ikan air tawar melimpah di daerah tersebut, masyarakat mengkombinasikan sagu dengan ikan tersebut. (sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-asal-usul-pempek-yang-diributkan-jambi-dan-sumsel.html).      

avatar
Eniwinarti
Gambar Entri
Bolu Kojo
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sumatera Selatan

    Bolu Kojo  adalah penganan khas daerah  Sumatera Selatan  dan daerah sekitarnya terutama di daerah  Jambi ,  Riau ,  Bengkulu  dan  Palembang . Kojo berarti  kemojo  atau  kamboja  karena bentuk  loyang  yang menyerupai bunga  kemboja . Kue kojo ini adalah kue khas daerah sumatra selatan, khususnya kota palembang dan sekitarnya, biasanya kue kojo ini dihidangkan pas dalam acara adat. Biasanya untuk menemani makan bolu Kojo ini, dengan sambil meminum teh jasmine. Resep Bolu Kojo Bahan-bahan pembuatan bolu kojo 8 butir telur ayam 2 gelas sedang tepung terigu lembut 2 gelas gula pasir putih 1 set santan kental siap saji 1 gelas air perasan daun suji 1 gelas air perasan pandan Mentega secukupnya Loyang Cara Membuat kue Bolu Kojo Lembut 1.   Mulai kocok telur ayam dengan ditambahkan gula pasir aduk hing...

avatar
Carlosamuel
Gambar Entri
Sambal Bacang
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sumatera Selatan

Sambal bacang dibuat dengan berbahan dasar buah bacang yakni buah jenis mangga. Tidak diketahui pasti asal-usul munculnya sambal bacang. Beredar cerita di masyarakat, sambal ini dibuat nenek moyang lantaran banyaknya pohon bacang di daerah Sumatera Selatan. Bentuk yang mirip seperti mangga dimanfaatkan warga untuk dibuat kuliner. Rasa yang lebih dominan asam membuat pembuatnya ketagihan hingga menyebar ke daerah-daerah lain di Sumatera Selatan. Rasa sambal ini asam, manis, pedas, dan dipadukan dengan harumnya terasi bakar. Untuk menikmati sambal jenis ini tidak bisa setiap hari, sebab musim buah bacang hanya ada pada waktu-waktu tertentu atau setahun sekali. Membuat sambal jenis ini hampir sama dengan resep pembuatan sambal pada umumnya. Bahan yang disiapkan di antaranya buah bacang matang, cabai merah keriting, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, gula pasir, garam, dan terasi bakar. Semua bahan dihaluskan dan tambah terasi, gula, garam, dan bumbu penyedap. S...

avatar
Oase
Gambar Entri
Timbang Kepala Kebo
Ritual Ritual
Sumatera Selatan

Timbang Kepala Kebo  adalah tradisi (prosesi adat turun temurun) masyarakat Pangkalan Balai yang biasanya dilakukan oleh Orangtua yang melakukan nazar (suatu janji yang diwajibkan dilaksanakan apabila suatu tujuannya tercapai). Tak banyak yang tahu tentang adat Timbang Kepala Kebo ini. Masyarakat sekarang,  terutama di Pangkalan Balai perlu diberi informasi memadai secara terus -menerus  yang agar prosesi adat ini terus tetap dilestarikan. Dalam konteks yang lain, biasanya Timbang Kepala Kebo dilakukan pada saat salah  seorang masyarakat ingin meminta diberi keturunan kepada Allah dan berjanji akan  melakukan adat Timbang Kepala Kebo jika keinginannya tercapai (nazar). Nazar ini dalam adat Pangkalan Balai lebih di kenal dengan istilah  sangi. Sangi  biasanya dilakukan pada saat anak yang lahir setelah bernazar melakukan khitan bagi  anak laki-laki dan dapat pula dilakukan berupa syukuran bagi anak laki-laki maupun&nb...

avatar
adhaagary
Gambar Entri
Bangunan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Selatan

  Banyak yang beranggapan bahwa Bangunan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II saat ini adalah rumah peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II, anggapan itu salah besar karena Bangunan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan bangunan bekas Rumah Komisaris Belanda ( regeering commisaris ). Kenyataan yang benar adalah Bangunan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dibangun di atas lahan yang dulunya adalah rumah atau keraton tempat tinggal Sultan Mahmud Badaruddin II.  Dahulu sebelum kekalahan Kesultanan Palembang Darusalam pada tahun 1821 di atas bagunan yang saat ini bernama Museum Sultan Mahmud Badaruddin II berdiri sebuah komplek keraton Kesultanan Palembang Darussalam yang bernama Keraton Kuto Lamo, di keraton yang berdempetan langsung dengan Beteng Kuto Besak (Keraton Kuto Besak) inilah Sultan Mahmud Badaruddin II tinggal. Namun pada tahun 1821 saat Kesultanan Palembang Darusalam ditaklukan oleh Belanda (pada Perang Palembang Ke II dengan ditandai ditangkapnya Sul...

avatar
OSKM18_19718179_Masagus Achmad Aqsha
Gambar Entri
Monumen / Museum Subkoss Garuda Sriwijaya
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Selatan

Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Selatan Monumen Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya ini terletak di sebelah utara lapangan Merdeka, di hadapan Museum Subkoss Garuda Sriwijaya. Salah satu tujuan di bangunnya Monumen Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya ini adalah untuk melestarikan nilai-nilai juang dan kepahlawanan para pejuang kemerdekaan pada masa revolusi fisik tahun 1947-1949. Pada waktu itu Kota Lubuklinggau merupakan pusat Pemerintahan sipil dan Pusat Komando Tertinggi TNI untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan yaitu Sub Komando Sumetara Selatan (Subkoss). Monumen ini dibangun pada tahun 1986 oleh pemerintah Kabupaten Musi Rawas atas prakarsa Gubernur KDH TK.I Sumsel H. Sainan Sagiman, dan diresmikan dengan ditandai penandatanganan Prasasti Monumen oleh Gubernur KDH TK.I Sumatera Selatan H.Sainan Sagiman pada tanggal 13 Februari 1987. Sumber : https://situsbudaya.id/museum-subkoss-garuda-sriwijaya-sumatera-selatan/

avatar
Roro
Gambar Entri
Monumen Penderitaan Rakyat (Monpera)
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Selatan

Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Palembang merupakan monumen yang dibangun untuk memperingati PERANG 5 HARI 5 MALAM yang pecah pada tanggal 1 Januari 1947 antara pejuang Palembang dengan tentara Belanda yang terjadi dan berpusat di areal sekitar monumen tersebut. Monumen ini berada di dekat Jembatan Ampera dan Masjid Agung Palembang.   Pada bangunan yang berdiri kokoh di pinggir Jl Merdeka ini terdapat enam tiang yang kokoh bertautan tiga-tiga di bagian samping kiri dan kanannya. Juga terpampang relief yang menggambarkan suasana pertempuran lima hari lima malam di kota Palembang melawan penjajah Belanda.   Selain itu, di dalam museum ini kita dapat melihat berbagai jenis senjata yang dipergunakan dalam pertempuran tersebut sebagai dokumen perang dan benda-benda bersejarah lainnya.   Pembangunan museum ini dibiayai oleh APBD Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Selatan yang dilakukan secara bertahap, mulai tahun anggaran 1980/1981 sampai tahu...

avatar
Roro