Makanan Sultra ini memiliki cita rasa yang gurih, akan lengkap jika lapa-lapa disantap bersama dengan ikan kaholeonarore (ikan asin). Dalam proses pembuatannya, lapa-lapa ini berbahan dasar beras yang dimasak bersama dengan santan. Saat setengah matang lalu diangkat dan didinginkan, kemudian direbus. Tapi, sebelum direbus, dibungkus dulu dengan menggunakan janur kelapa yang masih muda. Dalam kehidupan masyarakat suku Muna, lapa-lapa ini biasanya dibuat menjelang hari raya umat Islam, misalnya pada lebaran idul fitri dan idul adha atau pada pembukaan puasa. Waktu pembuatannya pun lumayan lama, sebab untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan cita rasa yang luar biasa enak. Termasuk mudah didapatkan, sebab banyak yang menjualnya di pasar tradisional. Di kota Kendari misalnya biasa dijajakan di Pasar Korem, terutama pagi hari. Dapat dibeli di: Pasar Korem Belakang Markas Korem 143/ Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara Sumber: https:/...
Upacara yang berkaitan dengan Nuzulul Qur’an (Qunut). Upacara ini biasanya dilaksanakan pada pertengahan bulan suci Ramadhan atau pada 15 malam puasa. Dulunya, masyarakat memeriahkannya dengan membawa makanan ke masjid keraton dan dimakan secara bersama-sama menjelang waktu sahur. Qunua dilakukan usai salat tarwih dan dirangkaian dengan sahur secara bersama-sama di dalam masjid. Sumber: http://www.timur-angin.com/2009/08/tradisi-haroa-yang-lestari.html
Lebaran hadir sekali setahun menyatukan kerabat yang terpisah jarak. Dari rantau, pulang ke kampung halaman membawa rindu. Kasarawi, festival rakyat yang mengumpulkan kangen anak-anak Pulau Makasar di Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra). Akhirman, Baubau Tahun ini, H Sarifuddin bahagia sekali bisa lebaran lagi di kampung halamannya, di Pulau Makasar (Puma), Baubau. Sudah lama, pria itu menetap dan membangun rumah tangga di Flores, Nusa Tenggara Timur. Seingatnya, terakhir kali ia ikut salat Idul Fitri di Puma, dua tahun lalu. Bila pun pernah pulang, bukan saat lebaran. “Banyak kawan-kawan masa kecil saya yang juga pulang ternyata. Makanya, saya senang bisa kumpul dengan keluarga besar di Puma plus bertemu kawan-kawan lama,” kata lelaki yang bekerja sebagai pegawai di Kota Kendari ini. Kebahagiaannya kian lengkap karena para tetua kampung berinisiatif menggelar sebuah festival bernama Kasarawi, pesta berkumpulnya para perantau. Dalam hitungan penyelenggara...