Sa'er merupakan salah satu kesenian vocal yang bersifat keagamaan yang terdapat dalam masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Pada awalnya, sa'er dipergunakan sebagai media pencerahan kepada masyarakat sesuai dengan tahapan dan kemampuan masyarakat dalam menyerap informasi. Pengenalan ajaran-ajaran pokok dalam Islam dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari disampaikan melalui bahasa yang indah dan dengan alunan suara yang mampu menarik perhatian masyarakat. Dalam pertunjukannya, sa'er umumnya didahului kutipan ayat-ayat Al Quran atau hadits, yang dilanjutkan dengan penjelasan-penjelasan yang mudah dipahami dan menggunakan struktur kalimat yang indah untuk didengarkan. Sa?er secara sederhana lebih merupakan tafsir dari ayat atau hadits yang berkenaan dengan topic-topik tertentu yang berkaitan langsung dengan tata cara atau pedoman dalam menjalani kehidupan demikian terkandung didalamnya sekumpulan faktor isi seperti larangan, anjuran serta berbagai ketentuan-ket...
Taktok Trieng juga sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini dijumpai di daerah kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis : 1. Dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan ditempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini. 2. Dipergunakan disawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan ditengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah).
Tarian ini lahir sekitar tahun 1849.Tarian ini berfungsi sebagai media pengembangan dakwah Islam dimasa era kesultanan Aceh yang diciptakan oleh Ulama pendatang dari Arab yang menetap di desa Ulee Paya. Tarian Likok Pulo Aceh dibawakan oleh 12 orang penari pria sambil duduk rapat berlutut bahu membahu, dengan posisi sejajar. Di desa Ulee Paya dahulu tarian ini dipertunjukan di tepi pantai sebagai pentasnya dan hanya digelari sehelai tikar daun lontar atau pandan serta dibawakan pada malam hari sebagai hiburan rakyat sambil berdakwah. Biasanya tarian ini mulai dipertunjukan puluk 21.00 WIB sampai menjelang subuh. Gerak tari Likok Pulo komposisinya dimulai dengan gerakan salam anggukan kepala dan tangan yang diselangi gerakan pinggul. Ritme tarian saling membentang dan seling ke kiri dan ke kanan sambil melantunkan syair-syair pujian kepada Sang Khalik yang diiringi dengan musik Rapai dan nyanyian syair Aceh. Tari ini diadakan sesudah menanam padi atau sesudah panen padi, biasanya pe...
Istilah bungong jaroe cukup populer dalam proses adat istiadat kenduri di Aceh, dimana masyarakat yang datang kerumah pemilik kenduri pasti akan memberikan uang sumbangan dalam amplop, maupun bahan pangan seperti gula, telur, dan lainnya https://twitter.com/SayeBudaye
Cerita ini mengisahkan persahabatan yang sangat baik dan patut diteladani antara tokoh Uyem Gading, yang merupakan anak seorang pembersih kandang kuda, dan Esahdeli, anak seorang putri raja. Saat beranjak dewasa, Uyem Gading memutuskan untuk merantau dan berpisah dengan Esahdeli. Sejak saat itu, Esahdeli hanya bermain sendirian di dalam istana. Kehilangan teman bermainnya, Esahdeli sangat kesepian dan dilanda kesedihan yang mendalam. Akhirnya ia berubah wujud menjadi seekor burung. Namun, tanpa disengaja sepasang sahabat itu kembali bertemu. Esahdeli pun kembali ke wujud asalnya sebagai manusia dan pulang ke kampung halamannya bersama Uyem Gading, menjalani hidup layaknya sepasang saudara. Cerita ini mengajarkan tentang nilai-nilai persahabatan seperti menghargai semua orang tanpa membeda-bedakan satu sama lain tanpa memandang latar belakang.
Tika duek adalah anyaman tikar yang terbuat dari daun pandan duri yg tumbuh liar dengan ukuran 50x50 dan berlapis. Tika duek biasa digunakan untuk alas tempat duduk dalam menyambut tamu pada zaman dahulu sebelum sofa modern mulai menggantikannya. Sekalipun sofa moderen mulai menggantikan tika duek akan tetapi, motifnya yang unik dan cantik membuat tika duek masih tetap di produksi oleh masyarakat, bahkan masih digunakan sebagai mana fungsi awalnya, yaitu sebagai tempat duduk bagi tamu.
Tangus Dilo merupakan sebuah seni senandung adat budaya Alas yang dilakukan secara turun-temurun sebagai media pada prosesi adat perkawinan pada suku Alas yang terancam punah. Hanya tersisa beberapa orang ahli yang masih melantunkannya, Tangis Dilo ada 3 jenis yaitu tangis Mangekhi (pemberian tepung tawar), Tangsi Dilo (senandung dini hari berhenti sebelum waktu subuh), dan tangis Tukhunen/Noohken (senandung minta ijin pamit dari kedua orang tua). Tangsi Dilo berfungsi sebagai media penyampaian ucapan terima kasih, memohon doa restu dari kedua orang tua, sanak saudara pada prosesi adat perkawinan bagi calon pengantin wanita secara turun-temurun pada suku Alas di Kabupaten Aceh Tenggara.
Tangus Dilo merupakan sebuah seni senandung adat budaya Alas yang dilakukan secara turun-temurun sebagai media pada prosesi adat perkawinan pada suku Alas yang terancam punah. Hanya tersisa beberapa orang ahli yang masih melantunkannya, Tangis Dilo ada 3 jenis yaitu tangis Mangekhi (pemberian tepung tawar), Tangsi Dilo (senandung dini hari berhenti sebelum waktu subuh), dan tangis Tukhunen/Noohken (senandung minta ijin pamit dari kedua orang tua). Tangsi Dilo berfungsi sebagai media penyampaian ucapan terima kasih, memohon doa restu dari kedua orang tua, sanak saudara pada prosesi adat perkawinan bagi calon pengantin wanita secara turun-temurun pada suku Alas di Kabupaten Aceh Tenggara.
Nakan Lancing merupakan obat tradisional untuk para ibu yang baru saja melahirkan. Namun sayangnya obat ini sudah langka sumber: https://twitter.com/BGeutanyoe/status/1383050955038478339