Juk/ Leku Boko adalah alat musik tradisional dari Maluku Utara yang terbuat dari kayu. Juk atau leku boko adalah alat musik petik sejenis gitar. Pada awalnya, senar juk dibuat dari usus kuskus atau kucing hutan.namun saat ini senar juk telah menggunakan empat utas senar dari plastik. Leku boko dimainkan bersama dengan heo (biola bersenar empat). Leku boko berperan sebagai pemberi harmoni, sedangkan heo berperan sebagai pembawa melodi. Selain digunakan pada pertunjukan seni musik bambu hitada, alat musik tradisional dari Maluku Utara ini juga digunakan untuk memeriahkan pesta adat, sebagai musik pengiring tarian, lagu-lagu daerah dan pantun. Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2016/07/3-alat-musik-tradisional-maluku-utara.html
Salah satu ciri khas dari Indonesia adalah rempah-rempahnya. Tak heran dahulu kita dijajah dengan alasan menguasai rempah-rempah yang ada. Pada saat itu, penghasil rempah-rempah yang terkenal adalah Maluku. Maka, tak heran jika daerah sana banyak sekali kuliner yang menggunakan rempah-rempah sebagai bahannya. Salah satu yang terkenal dan mudah didapat adalah air guraka. Minuman ini sangat mudah ditemukan sepanjang jalan perkotaan di Ternate dan Halmahera. Air guraka adalah minuman khas Ternate dan Halmahera yang terbuat dari campuran rempah. Jahe adalah salah satu bahan utama yang membuat minuman ini terasa lebih hangat dan cukup pedas di lidah. Air guraka terbuat dari campuran jahe, gula aren, dan kacang kenari. Minuman ini juga bisa ditambah dengan pandan agar memiliki aroma yang wangi. Campuran beberapa bahan di atas memunculkan rasa yang pedas dan manis. Untuk membuatnya, jahe diparut dan dicampurkan dengan gula aren yang direbus hingga mendidih. Kemudian minuman tersebu...
Nahar Ilaa merupakan tarian pengikat persahabatan pada waktu "panas Pela" kesepakatan daerah untuk membangun. Tarian ini juga digunakan untuk acara adat dan penyambutan para tamu agung. Sumber : https://haurgeulis.com/tarian-daerah/#Tari Nahar Ilaa 8211 Maluku_Utara https://books.google.co.id/books?id=D6hBDwAAQBAJ&pg=PA106&lpg=PA106&dq=Nahar+Ilaa&source=bl&ots=30Zh39ATbW&sig=2DeP0hM-i3vJAYJrxcUiYVSUJvQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwim-7XbxOLfAhULTn0KHbF2BGk4ChDoATACegQICBAB#v=onepage&q=Nahar%20Ilaa&f=false
Kambing Asam Pedis Maluku Utara (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Cakalele adalah tarian perang tradisional Maluku yang digunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam perayaan adat. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh 30 pria namun ada juga beberapa penari wanita sebagai penari pendukung. Tari Cakalele merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Maluku Utara dan sering ditampilkan di berbagai acara adat maupun hiburan. Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya serta promosi pariwisata baik tingkat daerah, nasional, bahkan internasional. Sejarah Tari Cakalele Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, Tari Cakalele ini dulunya berasal dari tradisi masyarakat Maluku Utara. Pada saat itu tarian ini dilakukan sebagai tarian perang para prajurit sebelum menuju medan perang maupun sepulang dari medan perang. Selain itu tarian ini juga menjadi sering dijadikan sebagai bagian dari upacara adat masyarkat di sana. Tari calale ini kemudian meluas ke daerah - daerah sekitar, karena pengaruh kerajaan pada saat...
Bahan-bahan: 1 buahjantung pisang ukuran sedang 1 ikatdaun singkong iris halus 100 grbunga pepaya, remas dengan garam hingga layu lalu cuci bersih di air mengalir 3 siungbawang putih iris halus 4 siungbawang merah iris halus 6 buahcabe rawit iris halus gula garam penyedap rasa minyak untuk menumis Air Cara Memasak: Jantung pisang diiris tipis dan remas dengan garam. Lalu bersihkan di air mengalir hingga tidak ada getah. Rebus jantung pisang dan daun singkong yang telah diiris tipis hingga empuk dan tiriskan. Panaskan minyak, tumis bawang merah, bawang putih, cabe rawit hingga harum dan masukkan daun singkong, jantung pisang dan bunga pepaya. Masukkan sedikit air, gula, garam, dan penyedap rasa. Koreksi rasa, panaskan kembali hingga kuah habis dan siap disajikan. https://resepnusantara.id/resep-sayur-garo-khas-maluku-utara/
Baramasuen merupakan permainan yang di mainkan oleh minimal 5 orang dan maksimal peserta adalah tergantung dengan bambu yang digunakan. Dalam permainan ini, ada yang bertugas menjadi pawang. Pawang inilah yang nantinya akan mengerahkan/ mengendalikan serta membuat permainan menjadi seru karena memiliki kekuatan jampi-jampi untuk membuat sebuah bambu menjadi gila, maka dari itu seluruh peserta yang terlibat dalam permainan ini harus melawan atau menenangkan bambu tersebut. Cara bermain: Untuk melaksanakan permainan ini, peserta diharuskan memegang bambu yang telah disediakan dengan kedua tangannya yang kemudian diletakan di depan dada (seperti memeluk bambu dengan kedua tangan). Kemudian pawang akan mulai membacakan jampi-jampinya untuk membuat bambu menjadi gila. Saat bambu mulai menggila, peserta harus segera bersiap untuk melawan arah gerak bambu ini dan harus mendengar instruksi dari pawang, seperti contoh misalnya pawang mengatakan ke kiri, maka peserta harus mengarahkan bambunya...
Rampuat kakaran artinya adalah bermain bilah-bilah bambu. Permainan ini telah lama dikenal oleh orang di Kepulauan Tanimbar, Maluku Utara, khususnya di Pulau Yamdena, Pulau Selaru, Pulau Seira, Pulau Fordata, Pulau Molo, Pulau Larat dan Pulau Labobar. Awal mula permainan Rampuat kakaran sudah tidak diketahui lagi, namun yang pasti, telah berkembang sejak akhir abad XIX. Dalam permainan Rampuat kakaran, pemain dituntut untuk memperlihatkan kecekatan dan seni (aesthetis/keindahan) dalam setiap gerakannya. Untuk itu, rumpuat kakaran biasanya dimainkan pada waktu pagi dan sore hari dan kadang malam hari sewaktu bulan purnama agar penonton dapat melihat gerakan pemain saat sedang mempertontonkan keahliannya. Pemain Jenis permainan ini pada umumnya dilaksanakan oleh anak-anak perempuan usia Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang berumur 5 – 15 tahun dan anak-anak yang sebaya dengan umur-umur tersebut. Rampuat kakaran dimainkan paling sedikit oleh dua orang, dan apabila di...
Masyarakat Ternate Maluku Utara (Malut) memiliki beragam tradisi Islam peninggalan leluhur yang masih dipertahankan sampai sekarang. Di antaranya adalah tradisi batahlil dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Masyarakat Ternate merasa seperti ada yang kurang dalam menyambut bulan Suci Ramadhan kalau tidak melaksanakan tradisi batahlil dan itu juga dilakukan oleh leluhur kami. Tradisi batahlil dimulai dengan berziarah ke kubur orang tua atau keluarga yang telah meninggal. Ziarah dilakukan dengan menaburkan potongan kecil daun pandan di atas pusara dan kemudian menyiramnya dengan sebotol air lalu membacakan doa. Setelah itu, warga yang akan melaksanakan batahlil mengundang perangkat masjid dan tetangga terdekat ke rumah bersangkutan untuk bersama-sama malaksanakan batahlil. Dalam prosesi batahlil warga yang semuanya laki-laki duduk saling berhadapan di meja panjang tikar. Perangkat masjid, yang biasanya imam, duduk di bagian ujung dan bertindak sebagai pemimpin dalam batahlil. Dalam rit...