Gulai Latuk-Latuk Lampung (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Gule Kambing Bungkus Daun Kol Lampung (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Ikan Tumis Kol (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Iris Tempe Bungkus (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Jahenas (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Lampung adalah salah satu daerah penghasil pisang terbesar di Indonesia, sehingga pengolahan pisang menjadi salah satu makanan dapat di olah menjadi berbagai jenis mulai dari keripik pisang, pie pisang, bolu pisang, dan lain-lain, Di Lampung sendiri produksi keripik pisang adalah salah satu usaha yang memproduksi produknya sampai ke rancah Internasional, dimana makanan ringan ini ternyata di minati oleh lidah Internasional dengan berbagai varian rasa dan keunikan makanan ini di kenal sampai ke Malaysia, Hongkong, dan China denganmempertahankan pembuatannya menggunakan proses Tradisional kripik pisang ini sangat di minati di luar negeri.
Halo teman-teman #SobatBudaya2019, perlu di ketahui bahwa perayaan hari besar keagamaan di Indonesia mempunyai euforia dan segudang tradisi yang beragam. Salah satunya tradisi Ngejalang yang ada di Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Ngejalang adalah tradisi ziarah kubur yang dilakukan oleh masyarakat Krui saat perayaan hari besar Idul Fitri (juga dilakukan di Idul Adha). Ngajalang biasanya dilakukan setelah selesai melakukan sholat IED. Selain tujuan utamanya adalah ziarah, mendoakan sanak keluarga yang telah wafat dan bersih-bersih makam, yang unik dan menjadikanya meriah adalah prosesi makan bersamanya. Prosesi makan bersama yang dilakukan beramai-ramai dan di siapkan oleh para ibu-ibu desa setempat. Mereka ramai-ramai membawa 'Pahar' atau nampan khas dengan tutup kain bermotif dan beragam yang ditaruh di kepala saat membawanya yang menjadikan hal tersebut memiliki nilai. Biasanya nampan-nampan tersebut di susun berbaris dan memanjang di area lapangan atau pingg...
Halo teman-teman #SobatBudaya2019, Pahar merupakan salah satu benda khas yang dapat dikategorikan unik dan memiliki nilai budaya. Yaitu nampan khas yang biasa ditaruh atau dibawa diatas kepala untuk membawanya. Walau mungkin di sebagian daerah lainnya ada yang memiliki kesamaan, namun Pahar juga memiliki perbedaan, mulai dari bentuk dan fungsinya. Pahar adalah bentuk nampan cekung yang memiliki ruang untuk menaruh dan meletakan bekal makanan. Cukup untuk rantang berisi 4-5 susun, beserta botol, gelas dan ceret minum. Pahar biasanya digunakan pada saat acara-acara atau tradisi adat di gelar. Mulai dari acara Ngejalang di hari raya, Halal bi Halal, sampai ke acara seperti pernikahan. Pahar biasanya diisi dengan makanan pokok dan makanan berat saat acara Ngejalang berlangsung seperti gulai, seruit (sambal khas Lampung), Ipun (bayi ikan). Sedangkan untuk acara Halal bi Halal biasanya diisi dengan dengan berbagai makanan ringan dan kue-kue khas seperti kue tart nanas kh...
Pada zaman dahulu di pinggiran Sungai Musi terdapat sebuah kerajaan bernama Kerajaan Palembang. Kerajaan tersebut sangat subur, makmur dan tentram dengan penduduk yang cukup banyak. Kerajaan tersebut diperintah oleh Pangeran Riyo yang tidak hanya tampan tetapi juga gagah. Ia merupakan putra sulung Sultan Palembang. Sayangnya, hingga kini Pangeran Riyo belum memiliki permaisuri. Oleh karena itu, ia belum diberi gelar sultan hingga kedua orang tuanya mangkat. Sesungguhnya, sudah banyak gadis rupawan yang dikenalkan namun belum ada satu wanita yang berhasil memikat hati pangeran Riyo. Pangeran Riyo sendiri menginginkan calon permaisuri yang tidak hanya cantik tetapi juga memiliki budi pekerti yang baik pula. Ia berharap pendampingnya kelak mampu memberikan warna baru pada kerajaan sehingga derajat rakyatnya semakin meningkat dan disegani oleh kerajaan tetangga. Lalu, pada suatu siang yang cerah datanglah dua orang punakawan (prajurit) menghadap. “Ampun, Tuanku, kami berdua ingin me...