1.845 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Rujak Dheplok
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bahan - Pisang batu atau pisang klutuk 2 biji - Bengkoang 1/2 buah, dicincang/dipotong dadu kecil - Jambu air 2 buah, dicincang - Kedondong 2 buah dicincang - Belimbing 2 buah dicincang - Ubi jalar ukuran sedang 1/4 buah di cincang Bumbu - Cabai rawit 3-4 buah - Asam jawa 4 biji - Gula kelapa 3 jari - Terasi matang - Garam 2 sdt - Air 1 sdm Cara membuat 1. Bumbu ditumbuk sampai halus. Buah-buahan yang sudah dicincang dimasukkan dan ditumbuk lagi, dicampur hingga rata. 2. Setelah agak lembut, dimasukkan dalam wadah, bisa juga ditambah dengan es batu   Sumber: Murdijati Gardjiton Dkk. 2017. Kuliner Yogyakarta: Pantas Dikenang Sepanjang Masa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.  

avatar
Iraa Rachmawati
Gambar Entri
Uler-Uleran
Makanan Minuman Makanan Minuman
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bahan - Tepung ketan 500 g Bumbu - Telur 7 buah - Bawang putih 5 siung, dihaluskan - Merica secukupnya - Daun seledri Cara membuat: 1. Telur dikocok tetap tidak sampai mengembang. Merica bubuk, bawang putih, dan seledri dimasukkan 2. Tepung ketan dimasukkan, kemudian dicetak dengan cetakan bidaran atau bisa juga menggunakan tangan dan dibentuk bulat memangkang seperti kue bidaran 3. Setelah itu digoreng dan disimpang dalam wadah kedap udara Sumber: Murdijati Gardjiton Dkk. 2017. Kuliner Yogyakarta: Pantas Dikenang Sepanjang Masa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

avatar
Iraa Rachmawati
Gambar Entri
Anglo - Jogja - DI Jogjakarta - Peralatan Masak
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

  Anglo adalah jenis alat memasak lain selain dhingkel. Anglo juga disebut tungku yang terbuat dari tanah liat. Alat memasak ini masih sering digunakan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini, walaupun jumlah penggunanya terus berkurang.   Namun, para pedagang makanan mulai dari warung angkringan, bakmi, soto, hingga gudeg banyak yang masih menggunakan “kompor tanah” itu. Para pedagang yang tetap menggunakan anglo punya alasan yakni untuk mempertahankan cita rasa masakannya yang khas. Mereka khawatir jika menggunakan alat memasak lain akan mempengaruhi rasa masakannya.   Anglo dibuat secara tradisional oleh perajin gerabah, yang hingga saat ini masih banyak dijumpai di sejumlah desa di Jawa, termasuk di sentra-sentra gerabah seperti desa Kasongan dan desa Pundong Bantul. Sebagian perajin perorangan juga masih memproduksi. Mereka memproduksi anglo dan peralatan memasak lain dari gerabah biasanya mewarisinya secara turun-temurun. Anglo dan p...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Arang - Jogja - DI Jogjakarta - Peralatan Masak
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Arang adalah bahan bakar yang digunakan untuk memasak menggunakan anglo.   Arang bisa dibeli dari perajin arang atau pedagang arang. Arang yang berwarna hitam ini terbuat dari kayu-kayu yang dibakar dan mengalami proses pendinginan. Arang yang baik untuk bahan bakar anglo biasanya terbuat dari kayu-kayu yang keras, seperti kayu asem, kayu mlanding, maoni, dan sebagainya. Dianggap arang baik karena bara apinya bisa bertahan lama, dan tidak mudah menjadi abu.     Sumber: http://arsip.tembi.net/ensiklopedi-aneka-rupa/anglo-si-kompor-tanah-liat

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Siwur - Jogja - DI Jogjakarta - Peralatan Masak
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Siwur adalah salah satu alat dapur yang berfungsi untuk mengambil air dari gentong atau tempat penampungan air lainnya. Siwur sama dengan gayung dalam bahasa Indonesia.   Siwur biasanya dibuat dari bahan tempurung kelapa yang diberi pegangan bambu. Tempurung kelapa yang digunakan setidaknya separuh lebih. Di salah satu bagian atas berlubang. Lalu pada bagian tengah dilubangi sebagai tempat untuk memasukkan dan mengikatkan bambu pegangan. Bentuknya memang sangat sederhana. Namun keberadaannya begitu penting di dapur.   Berdasarkan rekaman kamus bahasa Jawa bernama “Baoesastra Djawa” karangan WJS Poerwadarminta terbitan tahun 1939, pada halaman 566 kolom 2 disebutkan, siwur adalah “cidhuk sing digawe saka bathok lsp digarani” (dalam bahasa Jawa). Dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti ‘gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan sejenisnya yang diberi tangkai/pegangan’.   Pencatatan siwur di kamus terseb...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Siwur - Jogja - DI Jogjakarta - Peralatan Masak
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Siwur adalah salah satu alat dapur yang berfungsi untuk mengambil air dari gentong atau tempat penampungan air lainnya. Siwur sama dengan gayung dalam bahasa Indonesia.   Siwur biasanya dibuat dari bahan tempurung kelapa yang diberi pegangan bambu. Tempurung kelapa yang digunakan setidaknya separuh lebih. Di salah satu bagian atas berlubang. Lalu pada bagian tengah dilubangi sebagai tempat untuk memasukkan dan mengikatkan bambu pegangan. Bentuknya memang sangat sederhana. Namun keberadaannya begitu penting di dapur.   Berdasarkan rekaman kamus bahasa Jawa bernama “Baoesastra Djawa” karangan WJS Poerwadarminta terbitan tahun 1939, pada halaman 566 kolom 2 disebutkan, siwur adalah “cidhuk sing digawe saka bathok lsp digarani” (dalam bahasa Jawa). Dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti ‘gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan sejenisnya yang diberi tangkai/pegangan’.   Pencatatan siwur di kamus terseb...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Sanggul Bokor Mengkurep - Joja - DI Jogjakarta - Tata Rambut
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Daerah Istimewa Yogyakarta

Sanggul Paes Ageng Yogyakarta disebut sanggul Bokor Mengkurep,  bentuknya njeruk sak ajar. Disebut demikian karena bentuknya seperti buah  jeruk bila dibuka kulitnya.   Berikut adalah langkah-langkah atau cara membuat sanggul bokor mengkurep :   (a) Mengambil lungsen . Caranya dengan mengambil rambut di atas ubun-ubun selebar satu jari, dan diukel kecil kemudian dijepit agar tidak terlepas di atas ubun-ubun.   (b) Rambut disisir rapi ke belakang, kemudian diikat setinggi telapak tangan dari tumbuhnya rambut bagian bawah atau tengkuk.   (c) Memasang rajut pandan,  yaitu rajut yang diisi dengan irisan daun pandan. Besar kecilnya disesuaikan dengan kepala pengantin. Sebagai pedoman besarnya sanggul ditentukan dari panjangnya rajut kurang lebih dua kilan. Rajut pandan dipasang melingkari ikatan rambut, ujung pangkalnya sebaiknya diletakkan di bagian bawah ikatan rambut, kemudian diperkuat dengan harnal dua buah. &nbs...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Sanggul Paes Yogyakarta - Jogja - DI Jogjakarta - Tata Rambut
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Daerah Istimewa Yogyakarta

Rambut pengantin disanggul membentuk cawan yang ditengkurapkan sehingga dinamakan menurut bahasa Jawa sebagai bokor mengkurep. Sanggul rambut tersebut diisi juga dengan irisan daun pandan dan ditutup rajutan bunga melati. Perpaduan daun pandan dan bunga melati meruapkan keharuman yang terkesan religius. Ini sekaligus memiliki makna simbolis bahwa pengantin diharapkan dapat membawa nama harum yang berguna untuk masyarakatnya. Di samping sanggul bokor mengkurep yang menjadi asesoris wajib busana pengantin paes ageng masuh ada 2 model sanggul gaya Yogyakarta lagi yaitu sanggul “ukel tekuk” dan “ukel kondhe”. Adapun sanggul ukel tekuk gaya Yogyakarta  ciri-cirinya berkebalikan dengan sanggul gaya Solo yaitu berbentuk besar ke bawah.  (Perhatikan gambar) Sanggul bokor mengkurep dihiasi lagi dengan jebehan, yaitu 3 bunga korsase warna merah-kuning-biru/hijau yang dirangkai menjadi satu dan dipasang di sisi kiri – kanan gelung. Di ten...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Sanggul Ukel Tekuk - Jogja - DI Jogjakarta - Tata Rambut
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Daerah Istimewa Yogyakarta

UKEL TEKUK   1.      Pengertian Sanggul Ukel Tekuk dalah sanggul yang digunakan oleh masyarakat dalam lingkungan keraton  Ngayogyadiningrat, dimulai dari permaisuri, selir, putri-putri raja dan para inang pengasuh (emban).yang menjadi pembeda dalam penggunaannya adalah ragam accessories serta pakaian yang dikenakan. Kaum wanita yang menggunakan sanggul ini menandakan bahwa ia telah lepas dari dunia anak-anak dan mulai menginjak masa dewasa. Hal ini juga berlambang bahwa gadis itu bagaikan bunga yang sedang mekar dan harum semerbak. Seorang gadis dewasa harus sanggup memikul tugas dan tanggung jawabnya dan dianggap telah layak menjadi seorang ibu rumah tangga.   Cara penggunaannya disesuaikan dengan usia dan keperluan. Perbedaan ini terlihat dari kelengkapan perhiasan dan pakaian yang dikenakan, antara lain sebagai berikut:   a) Putri remaja Putri yang berusia 11-15 tahun (sesudah haid) akan menggu...

avatar
hallowulandari