Sesat agung sai wawai Talo butabuh takhi cangget Gawi adat tanno tegow cakak pepadun Adat budayo Lampung Nayah temon ragom wawai no Jepana, gerudo no rata sebatin Cangget agung 2x Muli batangan Dilom kutomaro 2x Mejeng busanding Gawi adat lampung 2x Jak zaman tohow Lapah kham jamo-jamo Ngelestariko adat lampung Cipt. Syaiful Anwar
Jak Ranau Tigoh Di Teladas Jak Palas Munggah Mit Bengkunat Gunung Rimba Tiuh Pumatang Pulau-Pulau Di Laok Lepas Reff Bumiku Tanoh Lampung Kulawi Panjak Wah-Wah Di Nusantara Tani Tukun Sangun Jak Jebi Tanoh Lampung Tanoh Lado Meregai Buai Rik Bahasa Nayah Sina Tanda Ram Kaya Adat Rik Budaya Suratni Kaganga Jadi Warisan Jama-Jama Tabikpun Jama Sai Tuha Raja Penyimbang Sebatin Semerga Salah Rik Cempala Tian Sai Ngura-Ngura Kilu Tawai Sikam Kiluyang Bumiku Tanoh Lampung Kulawi Panjak Wah-Wah Di Nusantara Tani Tukun Sangun Jak Jebi Tanoh Lampung Tanoh Lado
Jak ujung Danau Ghanau Teliyu mit Wai Kanan Sampai pantai Lawok Jawo Pesisigh ghik pepadun Jadi sai dilom lambang Lampung sai kayo ghayo Lampung sai, Sang bumi ghua jughai 2x Ki gham haga bughasa Hujauni pemandangan Huma lada di pematang Apilagi cengkehni Telambun beghuntaian Tandani kemakmughan Lampung sai, Sang bumi ghua jughai 2x Canggot pagha penglaku Sembah jama sebatin Sina gawi adat sikam Manjau ghik sebambangan Taghi ghakot ghik Melinting Cihgini ulun Lampung
Kekiciran merupakan tradisi yang berkembang di Kec. Pesisir Utara hingga Lemong. Tradisi ini tidak ditemukan pada masyarakat lainnya di Lampung. Biasanya kekiciran dilakukan selama tujuh hari dan dilakukan berpindah-pindah kampung. Kekiciran merupakan ungkapan sukacita menyambut hari raya Idulfitri, biasanya dimulai selepas isya hingga subuh tiba. Kekiciran merupakan festival tari adat antarkampung. Setiap kampung akan menampilkan tariannya masing-masing. Tari dengan ragam yang unik dan penuh dengan unsur adat mereka tampilkan dalam setiap gerakan. Tari dengan penilian terbaik dari juri akan tampil menjadi pemenang.
Nyuncun Pahar diartikan dalam bahasa Indonesia adalah menjunjung Pahar yang biasanya dilakukan oleh bebay (ibu-ibu). Pahar adalah alat yang biasa digunakan dalam iring-iringan untuk membawa makanan saat ada hajat/pesta rakyat seperti pernikahan, panen raya, ziarah/bersih kubur sebelum ramadhan, ngejalang (ziarah kubur setelah 1 syawal dengan membawa pahar berisi makanan yang dimakan bersama-sama di area pekuburan setelah berdoa bersama), dan kegiatan social kemasyarakatan lainnya. Pahar berbentuk seperti nampan (tempat membawa makan minum tamu) yang berkaki yang biasanya terbuat dari aluminium, besi, tembaga, stenlis, atau kuningan. Nyuncun Pahar merupakan budaya tradisional masyarakat Pesisir Barat sebagai warisan leluhur nenek moyang Pesisir Barat.
Gamolan hampir sama dengan alat musik gamelan di daerah Jawa. Hanya saja Gamolan yang ada di Lampung ini terbuat dari susunan bambu yang kemudian diikat dengan tali senar yang dibuat dengan rancangan khusus. Gamolan di Lampung ada yang disebut Gamolan Pekhing dan aja juga yang menyebutnya dengan nama Gamolan Cetik. Gamolan ini dimainkan dengan cara dipukul seperti gamelan. Biasanya musik yang dimainkan dengan gamolan ini diadakan pada saat pelaksanaan acara-acara adat tertentu di Lampung.
Kompang merupakan sejenis alat musik tradisional yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Melayu pada umumnya. Hampir mirip dengan alat musik rebana, Kompang merupakan alat musik tradisional dari Provinsi Lampung yang dibuat dari kayu dan kulit kambing. Di beberapa daerah di Lampung, alat musik Kompang juga disebut dengan Khaddap. Keberadaan alat musik ini dikaitkan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Kompang terdiri dari berbagai ukuran. Ada yang berukuran garis pusat sepanjang 22.5 cm, 25 cm, 27.5 cm dan ada juga yang mencapai 35 cm. Kompang dimainkan secara beregu dalam keadaan duduk, berdiri atau berjalan. Jika kompang dimainkan dalam acara berzanji, pemain akan duduk bersila atau duduk di atas kursi. Jika dimainkan dalam acara pernikahan dan pawai menyambut pejabat daerah atau pejabat negara, pemain kompang ini berjalan mengiringi pengantin atau pejabat daerah, atau pejabat negara tersebut.
Wayang Tavip, Kesenian Yang Ramah Lingkungan Apa yang anda lakukan bila anda harus mengelola limbah sampah? Apakah anda akan membuat suatu kerajinan tangan bernilai ekonomis yang dapat dijual ke masyarakat seperti tas, vas, tempat pensil dan lain-lain? Tentu saja itu pasti ada di pikiran anda saat akan mengelola limbah sampah. Namun pemikiran itu tidak berlaku bagi seorang seniman kelahiran Lampung, Muhammad Tavip. Dari tangannya, limbah sampah dapat dibuatnya menjadi suatu kesenian yang dikenal banyak orang, wayang. Ya, kesenian wayang ini tergolong unik dan sedikit nyeleneh karena bahan utama pembuatannya adalah sampah botol plastik. Nama wayang tersebut adalah Wayang Tavip, sesuai nama si penemunya. Cara memainkan Wayang Tavip hampir sama seperti memainkan wayang kulit. Hanya saja tokoh-tokoh yang dimainkan di dalam Wayang Tavip bukan lagi tokoh dalam Mahabharata atau Ramayana, melainkan tokoh-tokoh imajinasi anak-anak seperti...
Seperti masyarakat di banyak daerah di Indonesia, masyarakat Lampung adalah masayarakat yang gemar berkumpul dan bersilaturahmi, baik antar-keluarga maupun antar-tetangga. Mereka berkumpul di acara pernikahan, acara adat, atau acara keagamaan. Secara kultural, Lampung memiliki dua masyarakat adat, yakni Lampung Sai Batin dan Lampung Pepadun. Keduanya sama-sama memiliki kebiasaan berkumpul. Saat berkumpul, diperlukan makanan yang bisa dinikmati bersama-sama. Makanan tersebut adalah Seruit. Namun demikian, kebiasaan makanan Seruit tidak dimiliki oleh semua masyarakat adat. Hanya masyarakat Lampung Pepadunlah yang memiliki tradisi memakan seruit secara turun temurun. Bagi Lampung Pepadun, seruit adalah makanan pokok. Seruit merupakan makanan berbahan ikan bakar yang dinikmati dengan sambal terasi dan beberapa jenis sayuran. Ikan yang digunakan biasanya ikan bawal, ikan gabus, ikan patin, pindang ikan, atau pepes ikan. Pemilihan jenis ikan ini disesuaikan dengan keinginan pembeli.&n...