Merupakan tari tunggal dengan dasar gerak tari putri yang diiringi oleh musik gambang semarang. Tarian ini menggambarkan kelincahan dan keriangan seorang Denok (sebutan khas untuk anak wanita atau gadis di Semarang). Tari Denok merupakan tari putri tunggal yang dapat ditarikan secara kelompok. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/01/tarian-tradisional-semarang-jawa-tengah/
Terinspirasi pada seni topeng itulah akhirnya lahir suatu garapan tari kreasi dari Semarang yang bernama tari Rancak Denok. Sebagai garapan kreasi, tari Rancak Denok mengambil ide dari berbagai seni tari yang menggunakan topeng sebagai propertinya, seperti tari Betawi dan Jawa Barat, serta tidak lupa menggunakan unsur Jawa dan Tiongkok sebagai ruh dalam tarian. Secara etimologi, nama Rancak Denok berasal dari dua kata, yaitu Rancak dan Denok. Rancak mempunyai arti cepat dan dinamis, sedangkan denok sepadan maknanya dengan perempuan. Secara harfiah, nama Rancak Denok dapat diartikan sebagai tari kreasi Semarangan yang ditarikan oleh perempuan secara cepat dan dinamis dengan menggunakan properti utama berupa topeng. Sumber : https://gpswisataindonesia.info/2017/01/tarian-tradisional-semarang-jawa-tengah/
Tari Warak Dugder berasal dari Semarang. Tarian ini bisa dikatakan sebagai perpaduan antara tari tradisonal dengan kreasi baru. Dimodifikasi dari Tari Gambang Semarang oleh seniman tari kenamaan Didik Nini Towok bersama Yoyok Bambang Priyambodo. Penari pada tarian ini berjumlah 8 orang. Yakni, empat penari pria dan empat penari wanita. Bisa juga berjumlah 12. Dinamakan Tari Warak Dugder karena pada sesi tarian tersebut terdapat atraksi Warak Ngendhog. Biasanya ditarikan juga pada acara Dugderan. Sumber : https://gpswisataindonesia.info/2017/01/tarian-tradisional-semarang-jawa-tengah/
Meskipun usia mereka tidak lagi muda tapi semangat mereka untuk menjadi salah satu peserta yang ambil bagian dalam Solo Karnaval tidak kalah dari anak-anak muda. Inilah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kejawen yang turut meramaikan parade Solo Karnaval yang tahun ini mengambil tema Merayakan Kostum Jawa. Sambil memegang alu atau alat penumbuk padi dan memakai topi caping khas ibu-ibu yang akan berangkat ke sawah, ibu-ibu ini berjalan perlahan dalam barisan parade Solo Karnaval yang mengambil tempat di sepanjang jalan dari Ngarsupura hingga ke Jalan Sudirman lokasi puncak acara Solo Karnaval digelar. Baju lurik beraneka warna yang mereka kenakan terlihat memberikan warna tersendiri dalam rombongan arak-arakan Solo Karnaval. Meskipun perjalanan arak-arakan yang harus dilalui menempuh jarak yang lumayan jauh, tapi mereka tetap berjalan kaki dengan penuh semangat. " Kita senang bisa ikut parade ini" begitu ungkap salah satu peserta dari Pokdarwis Kejawen ini. Sesekali...
Tari Angsa adalah tarian tradisional dari Jawa Tengah. Tari angsa memiliki sesuatu hal dan makna yang berbeda pada satu gerakan dengan gerakan lainnya, sehingga pada jenis tarian tertentu ada yang terkenal terhadap kalangannya dan ada juga yang kurang terkenal yang disebabkan dari beberapa gerakan belum pernah terlihat atau terlihat kaku. Sumber: https://ibnuasmara.com/tari-tradisional/
Kebudayaan tradisional Banyumas adalah wujud dari kekayaan budaya berwujud maupun tak berwujud yang muncul dan berkembang di tanah bekas Karesidenan Banyumas, mencakup Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga, ugah Kabupaten Banjarnegara. Sesuai akan letak geografisnya, berbagai macam kesenian di wilayah itu didapat pengaruhnya pusat kebudayaan dari keraton Mataram Surakarta, Yogyakarta, dan Sunda. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, berbagai pengaruh dari luar Banyumas itu sekedar memperkaya khasanah saja, sebab kesenian Banyumas mempunyai karakternya sendiri, yaitu sebuah entitas budaya ngapak. Bahkan Kekhasan tradisi Banyumas mempengaruhi terhadap budaya sekitar, diantaranya wilayah Pekalongan dan bekas karesidenan Kedu. Sumber: https://ibnuasmara.com/tari-tradisional/
Tari Gambyong Pareanom adalah tari tradisional dari daerah Surakarta. Tarian ini umumnya dipertunjukan pada acara-acar besar juga festival. Banyak para wisatawan berbagai negara menyukainya dikarenakan Tari Gambyong Pareanom memiliki keunikan tersendiri. Sumber: https://ibnuasmara.com/tari-tradisional/
Tari Emprak adalah jenis pengembangan dari kesenian rakyat Emprak, seperti seni peran yang menunjukkan pesan moral, dibarengi dengan musik yang umumnya berupa salawatan. Tari Emprak berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Sumber: https://ibnuasmara.com/tari-tradisional/
Ebeg merupakan sebuah kesenian tari daerah dari Banyumas yang memakai boneka kuda yang dibuat dari anyaman bambu dan bentuk kepalanya diberikan ijuk sebagai rambut. Tarian Ebeg ini di Banyumas mengkisahkan prajurit perang yang lagi menunggang kuda. Gerak tari yang mengekspresikan kegagahan diperlihatkan oleh pemain Ebeg. Sumber: https://ibnuasmara.com/tari-tradisional/