Meskipun usia mereka tidak lagi muda tapi semangat mereka untuk menjadi salah satu peserta yang ambil bagian dalam Solo Karnaval tidak kalah dari anak-anak muda. Inilah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kejawen yang turut meramaikan parade Solo Karnaval yang tahun ini mengambil tema Merayakan Kostum Jawa.
Sambil memegang alu atau alat penumbuk padi dan memakai topi caping khas ibu-ibu yang akan berangkat ke sawah, ibu-ibu ini berjalan perlahan dalam barisan parade Solo Karnaval yang mengambil tempat di sepanjang jalan dari Ngarsupura hingga ke Jalan Sudirman lokasi puncak acara Solo Karnaval digelar.
Baju lurik beraneka warna yang mereka kenakan terlihat memberikan warna tersendiri dalam rombongan arak-arakan Solo Karnaval. Meskipun perjalanan arak-arakan yang harus dilalui menempuh jarak yang lumayan jauh, tapi mereka tetap berjalan kaki dengan penuh semangat. " Kita senang bisa ikut parade ini" begitu ungkap salah satu peserta dari Pokdarwis Kejawen ini.
Sesekali terlihat senyuman dari bibir mereka ketika mendengar tepukan tangan warga Solo yang menyaksikan parade ini di sepanjang jalan pusat Kota Solo. Dengan bakul di pinggang tanpa lelah mereka terus berjalan menyusuri jalan. Malam itu semangat mereka seperti berlipat ganda karena puncak acara Solo Karnaval juga dihadiri Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Pada akhir acara Solo Karnaval yang mempertunjukan tari kolosal bertajuk Adeging Kutha Sala menampilkan arak-arakan dari seluruh peserta parade. Rombongan Pokdarwis Kejawen mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat Kota Solo yang malam itu memadati Jalan Sudirman untuk menyaksikan langsung perayaan hari jadi kota batik ini. [Tauhid/IndonesiaKaya]
Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/pokdarwis-kejawen-keceriaan-ibu-ibu-berbusana-tradisional-di-solo-karnaval
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang