Kisah ini terjadi ketika para raksasa dan para Dewa bekerja sama mengaduk lautan susu untuk mencari “Tirtha Amertha” atau Tirtha Kamandalu. Konon siapa saja yang meminum tirtha itu maka dia akan abadi (tidak bisa mati). Maka setelah tirtha itu didapatkan kemudian dibagi rata. Tugas membagi tirtha adalah Dewa Wisnu yang menyamar menjadi gadis cantik, lemah gemulai. Dalam kesepakatan diatur bahwa para Dewa duduk dibarisan depan sedangkan para Raksasa dibarisan belakang. Syahdan ada Raksasa bernama “Kala Rahu” yang menyusup dibarisan para Dewa, dengan cara merubah wujudnya menjadi Dewa. Namun penyamarannya ini segera diketahui oleh Dewa Candra atau Dewa Bulan. Maka ketika tiba giliran Raksasa Kala Rahu mendapatkan “Tirtha Keabadian”, disitulah Dewa Candra berteriak. “Dia itu bukan Dewa, dia adalah Raksasa Kala Rahu”. Namun sayang tirtha itu sudah terlanjur diminum. Maka tak ayal lagi Cakra Dewa Wisnu menebas leher Sang Kala Rahu. Maka...
smansaipa4.blogspot.com/2013/04/lagu-dan-alat-musik-tradisi-nusantara.html Gamelan Bali, Cengceng
https://qlapa.com/blog/info-lengkap-alat-musik-bali Menurut beberapa sumber sejarah, Gamelan Bali sudah ada sejak zaman dahulu di nusantara. Hal tersebut bisa dilihat dari Prasasti Bebetin, di mana prasasti ini menyebutkan bahwa gamelan sudah ada sejak tahun 896 masehi. Sekitar masa pemerintahan Raja Ugrasena di Bali. Namun pada masa itu gamelannya sedikit lebih sederhana daripada sekarang. Alat musik Gamelan dikelompokan menjadi tiga: Gamelan tua (misal gambang, saron, selonding kayu, gong besi, gong luwang, selonding besi, angklung kelentang dan gender wayang). Gamelan madya (contohnya pengambuhan, semarpagulingan, pelegongan, bebarongan, joged pingitan, gong gangsa jongkok, babonangan, dan ringdik gandrung). Gamelan baru (seperti pengarjaan, gong kebyar, pejangeran, angklung bilah 7, joged bung-bung, dan gong suling).
https://qlapa.com/blog/info-lengkap-alat-musik-bali Instrumen ini telah digunakan di Bali untuk waktu yang cukup lama dengan relevansi historis yang berasal dari abad ke-13 dan 14. Penggambaran gong di kuil-kuil Kerajaan Hindu Majapahit menunjukkan relevansi historis mereka dalam musik Bali. Pelat logam melingkar ini berguna untuk menghasilkan suara pitch yang pasti. Instrumen perkusi ini juga dapat menghasilkan suara pitch yang tidak terbatas serta menawarkan sejumlah variasi tertentu dalam hal efek suara. Musik Bali memiliki penggunaan gong yang luas, khususnya selama orkestra. Alat musik ini pada dasarnya bergetar di tengah, dan sedikit berbeda dengan lonceng dalam perilaku semacam ini. Dengan pelek yang dangkal atau dalam, atau kadang-kadang menonjol di bagian tengah, gong menghasilkan musik berkualitas yang diperlukan untuk orkestra.
https://qlapa.com/blog/info-lengkap-alat-musik-bali Suling, atau yang secara internasional dikenal sebagai suling, hadir dalam berbagai ukuran, dari yang sangat kecil hingga sangat besar. Umumnya, semakin pendek (lebih kecil) Suling, semakin tinggi nada. Suling Bali yang normal terbuat dari bambu dengan enam lubang. Berfungsi untuk memainkan instrumen dengan pola pernapasan siklik agar menghasilkan nada konstan, berkelanjutan tanpa gangguan. Hal ini dapat dicapai dengan bernapas melalui hidung dan pada saat yang bersamaan mendorong keluar melalui mulut menggunakan udara yang disimpan di pipi. Gagal melakukan teknik pernapasan yang benar akan menghasilkan melodi yang rusak. Lubang pada Instrumen ini berjarak sama. Dengan menutup lubang yang berbeda, pemain dapat menghasilkan banyak nada.
Mandolin adalah alat musik asli Cina yang dibawa oleh seorang warga Tionghoa ke Desa Pupuan, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Warga Tionghoan yang merupakan teman dari I Ketut Lastra meninggalkan alat musik Mandolin di Pupuan pada masa penjajahan Jepang, sekitar tahun 1930. Keberadaan alat musik petik jenis kecapi dengan 12 nada itu nyaris punah. Namun berkat kegigihan warga Pupuan, alat musik Mandolin yang berasal dari kata Mandarin itu kemudian direkonstruksi pada tahun 2010. Rekontruksi dilakukan dengan memodifikasi dari 12 nada menjadi 21 nada. Mandolin kemudian dikolaborasikan dengan gitar, bass, suling, perkusi jimbe, dan perkusi chimes. Modifikasi tersebut dilakukan oleh keturunan I Ketut Lastra atau yang akrab dipanggil dengan Pan Sekar. Pada akhirnya terbentuk Group musik Mandolin yang awalnya bernama Bungsil Gading. sumber : https://www.beritabali.com/read/2018/02/14/201802140011/Merekontruksi-Mandolin-Pupuan-Yang-Nyaris-Punah.html
Tari Condong Tari Condong berasal dari daerah Bali. Pada umumnya tari ini digunakan sebagai pendahuluan dari tari Legong. Pada pertunjukkannya, tarian ini dibawakan dengan diiringi oleh Gamelan Pangulingan. Menurut sejarah, Tari Condong diperkirakan tercipta pada abad ke-19 di lingkungan kraton atau istana kerajaan Bali. Anehnya, tidak dapat diketahui dengan pasti tokoh yang menciptakan tari. Menurut kepercayaan yang berkembang di masyarakat Bali, bahwa asal mula tari Condong ini bermula dari seorang pangeran dari Sukawati yang sakit parah. Kemudian ia mendapat penglihatan gaib dua gadis cantik menari dengan anggun ditemani alat musik tradisional (link) yang bernama Gamelan. Setelah pengeran tersebut sehat kembali, gerakan tarian itu ia ulangi. https://www.silontong.com/2018/09/18/tarian-adat-tradisional-daerah-bali/
Tari Panyembrama Tari Panyembrama merupakan tari penyambutan yang diciptakan oleh I Wayan Berata pada tahun 1970-an. Di daerah Bali, selain digunakan sebagai tari penyambutan, tari ini juga sering dipentaskan dalam upacara agama hindu di Pura sebagai tari pelengkap persembahan sebelum tari Sanghyang atau Rejang. Alat musik tradisional Bali dalam bentuk Gamelan yang dipakai dalam tarian ini adalah gong kebyar dan dalam pentas menggunakan pakaian adat Bali . Penting diketahui, Tari Panyembrama dipentaskan oleh sejumlah penari perempuan yang dirancang sedemikian rupa, sehingga lirik mata, senyum, dan gerak gemulai tubuhnya terlihat anggun mempesona bagi para penonton. https://www.silontong.com/2018/09/18/tarian-adat-tradisional-daerah-bali/
Genggong Alat musik Genggong merupakan salah satu instrumen getar yang unik . Suara yang ditimbulkan kabarnya melahirkan keunikan tersendiri. Anda kenal dengan suara katak yang bersahutan di sawah? Terkesan begitulah suara musik yang dihasilkan dari alat musik Genggong. Selain itu, keunikannya lain yang dimilik Genggong adalah dengan cara memainkannya, yaitu Keunikannya yang lain adalah alat musik zaman dulu ini memanfaatkan rongga mulut orang yang membunyikannya sebagai resonator. Lebih lanjut, seperti diketahui, alat musik ini memang dibunyikan dengan cara mengulum (yanggem) pada bagian yang disebut “palayah”nya. Jari tangan kiri memegang ujung alat sebelah kiri dan tangan kanan menggenggam tangkai bambu kecil yang dihubungkan dengan tali benang dengan ujung alat di sebelah kanan. Dan supaya bunyi keluar dari alat ini, maka benang itu ditarik-tarik ke samping kanan agak menyudut ke depan, tetapi tidak meniupnya. Rongga mulut hany...