Patung Dewi Durga merupakan gabungan dari tiga dewa Hindu yang paling kuat yaitu Siwa, Brahma dan Wisnu. Patung ini melambangkan momen heroik bagi Dewi Durga yang baru saja mengalahkan iblis Mahisha. Iblis Mahisha sendiri merupakan iblis dengan wujud berkepala kerbau dan memiliki kemampuan untuk berubah menjadi kerbau, gajah maupun manusia. Patung tersebut menceritakan tentang usaha Mahisha yang berupaya untuk melarikan diri dari Dewi Durga dengan cara berubah menjadi kerbau. Namun Dewi Durga mengetahui samaran yang dilakukan oleh Mahisha dan menangkapnya. Dari patung tersebut dapat dilihat bahwa Dewi Durga memiliki empat tangan. Dua tangan yang diatas terlihat Dewi Durga memegang chakra (kanan) dan keong (kiri), sedangkan pada tangan yang dibawah dapat dilihat bahwa Dewi Durga memegang tali yang di ikat kuat-kuat ke ekor kerbau dan ke rambut iblis Mahisha. Dari patung ini juga menggambarkan kemenangan Dewi Durga dengan keyakinan yang tenang. Bentuk Patung Dewi Durga ini sering dise...
Stagen atau ikat pinggang polos merupakan salah satu elemen dari pakaian tradisional. Cara menggunakan stagen sendiri yaitu dengan melilitkannya ke perut. Stagen sering digunakan oleh kaum perempuan khususnya di daerah Jawa Tengah sebagai pelengkap pakaian tradisional Jawa. Stagen sendiri memiliki kegunaan untuk menahan kain panjang atau pakaian agar tidak melorot. Setelah itu barulah menggunakan pakaian bagian atas sepertu kebaya atau beskap. 1 Bagi perempuan, selain sebagai salah satu elemen di pakaian tradisional Jawa, stagen juga dipercaya dapat mengecilkan dan memperkencang perut serta membantu menjaga postur tubuh agar tetap tegak. Dulu kain stagen tidak memiliki motif, hanya berwarna hitam ataupun putih polos dengan panjang 327 cm dan lebar 14 cm. Namun sekarang para pembuat kain stagen sudah banyak melakukan inovasi dengan menambahkan motif di kain stagen tersebut. Kain stagen sendiri dibuat dengan cara ditenun dengan alat tenun manual. Untuk menghasilkan satu kain stagen dib...
Secara filosofis, gong atau secara lengkap dalam satu set peralatan yang kita sebut gamelan merupakan ensable musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendan dab gong. Irama musik yang dihasilkan oleh gong atau gamelan ini sendiri umumnya bernada lembut dan mencerminkan keselarasan hidup sebagaimana prinsip hidup yang dianut oleh masyarakat Jawa pada umumnya. 1 Gamelan sendiri termasuk kedalam jenis musik ensamble yang mana dimainkan secara bersama-sama dengan alat musik lain untuk menciptakan alunan suara yang merdu. Dalam filosofi Surakarta sendiri, gong digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam.
Gareng adalah salah satu dari empat punakawan yang sering muncul dalam pertunjukan wayang di Jawa. Gareng merupakan punakawan yang sangat sakti namun sombong. Dalam wayang golek, tokoh Gareng adalah anak pertama dari Semar. Tokoh Gareng biasanya dikeluarkan sebagai hiburan untuk para penonton.
Wayang golek Cakil merupakan tokoh raksasa dalam dunia perwayangan khususnya pada Wayang Purwa. Wayang cakil sangat mudah untuk dikenali hal ini dikarenakan wayang cakil memiliki rahang bawah yang menonjol panjang ke depan dengan satu gigi bawah yang mencuat panjang ke atas. Cakil muncul dalam lakon-lakon wayang dengan berbagai nama, seperti Ditya Kala Gendir Penjalin, Ditya Kala Carang Aking, ataupun Kala Klantang Mimis. Pada gambar dibawah dapat dilihat bahwa wayang golek Cakil diukir dan diwarnai dengan cat merah dengan hidung yang melebar keatas, mata berwarna hijau dan gading yang terhubung ke hidung. Selain itu juga wayang Cakil dihias dengan kain beludru hitam, rok batik panjang.
Pratalamaryam atau dalam perwayangan Jawa dikenal dengan Bukbis merupakan putra Prabu Dasamuka, raja dari negara Alengka dengan Dewi Urangrayung putri Begawan Minalodra dari negara Kandabumi. Pada gambar wayang dibawah dilihat bahwa wayang Bukbis diukir dengan warna merah gelap pada wajahnya dengan hidung yang lebar, mata merah dan kumis diatas mulut tertutup. Selain itu wayang Bukbis disertai dengan beberapa desain Garuda yang diukir halus dalam warna emas, merah dan hitam. Untuk pakaiannya pun Bukbis diberi kain diatas rok batik berwarna coklat, krem dan biru.
Wayang Golek Petruk merupakan tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa. Tokoh ini merupakan gubahan asli dari masyarakat Jawa. Petruk sendiri merupakan tokoh pelawak dalam perwayangan baik itu melalui ucapan ataupun tingkah lakunya. Dari gambar yang disajikan dapat dilihat bahwa wayang golek Petruk diukir dengan ukuran atau fitur yang memanjang. Baik itu dari mata, hidung dan mulut. Selain itu rambutnya diberi warna hitam pekat dengan punuk dibelakang leher. Wayang golek Petruk juga diberikan jaket atau baju lengan panjang berwarna hitam dan rok batik.
Jaran kepang merupakan tarian daerah dari kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Hingga saat ini, masyarakat Temanggung masih mewariskan kecintaan terhadap kesenian ini, ditambah perkembangannya yang dinamis, membuat jaran kepang mampu bertahan dan semakin dicintai masyarakat. Jaran kepang atau jathilan adalah salah satu dari berbagai jenis tarian kuda lumping di Indonesia. Jaran kepang atau jathilan digambarkan sebagai pasukan gagah berani yang menunggangi kuda. Kata jathil berasal dari bahasa Jawa yaitu jarane jan thil-thilan yang berarti kuda yang menari tidak beraturan. Di beberapa kesempatan memang penari jathilan ini kerasukan, namun untuk penari di masa sekarang para penari jaran kepang atau jathilan pada pertunjukan Reog tidak kerasukan sehingga tidak melakukan berbagai atraksi berbahaya seperti halnya dengan tarian kuda lumping dari daerah lain. Tarian ini menggambarkan kekuatan prajurit berkuda namun ditarikan indah dalam gemulai gerakan penarinya. Di masa lalu, tarian ini s...
Tari Bedaya Ketawang adalah sebuah tarian kebesaran yang hanya dipertunjukkan ketika penobatan serta Tingalandalem Jumenengan Sunan Surakarta (upacara peringatan kenaikan tahta raja). Nama Bedhaya Ketawang sendiri berasal dari kata bedhaya yang berarti penari wanita di istana. Sedangkan ketawang berarti langit, identik dengan sesuatu yang tinggi, keluhuran, dan kemuliaan. Tari Bedhaya Ketawang menjadi tarian sakral yang suci karena menyangkut Ketuhanan, di mana segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Bedhaya Ketawang merupakan suatu tarian yang berfungsi bukan hanya sebagai hiburan, karena tarian ini hanya ditarikan untuk sesuatu yang khusus dan dalam suasana yang sangat resmi. Tari Bedhaya Ketawang menggambarkan hubungan asmara Kangjeng Ratu Kidul dengan raja-raja Mataram. Semuanya diwujudkan dalam gerak-gerik tangan serta seluruh bagian tubuh, cara memegang sondher dan lain sebagainya. Semua kata-kata yang tercantum dalam tembang (lagu) yang mengiringi...