Celempung renteng merupakan satu set alat musik yang terbuat dari bambu dengan bunyi-bunyian suara kendang, saron, goong, dan toleat.
Nama-nama Penyakit dalam Bahasa Sunda - balas bogo = penyakit kulit seperti panu, warnanya putih tapi permukaannya agak kasar. - batuk gangsa = batuk karena gangguan di paru-paru (mis: karena TBC, dsb), - batuk bangkong = batuk kosong. - bisul = abses; penyakit di bawah kulit, bengkak dan mengandung nanah serta biasa terdapat yang disebut "mata bisul". - bisul beunyeur = bisul kecil, "matanya" seperti bubuk beras/menir. - borok = luka yang akhirnya bernanah akibat inféksi. - botoleun = penyakit di telapak kaki, berlubang. - budug = kudis; penyakit kulit, bintik-bintik atau seperti bisul kecil, biasanyaa gatal akibat kuman. - bungkul = seperti bisul tapi lebih keras. - cacar, kuris = suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster . - cénang = serupa bisul tapi kecil dan bernanah - congé = congek, istilah k...
Gapura kampung adat Banceuy ini merupakan penanda masuk ke dalam lokasi kampung adat banceuy, ciater, subang. Bentuknya mirip seperti gapura biasanya, hanya saja ia seluruhnya terbuat dari bambu dan dhiasi dengan berbagai ornamen unik yang khas lainnya. Kampung adat Banceuy itu sendiri sebenarnya sudah menjadi kampung desa modern seperti desa-desa di sekitarnya. Hanya saja di kampung ini masih menjalankan beberapa ritual adat secara tertib, misalnya ruwatan bumi. Di kampung ini juga hidup kelompok seni musik tradisional toleat-celempungan yang juga terbuat daru bambu (celempung renteng) dan diasuh oleh Abah Amar, murid dari pak parman (alm) dang maestro toleat dari Ciasem, Subang.
Apem ini merupakan makanan tradisional yang banyak dijajakan di pasar-pasar tradisional atau dijadikan suguhan dalam acara atau upacara tertentu. Terbuat dari tepung beras dan ditaburi parutan kelapa. Kue apem ini juga ada di berbagai daerah lainnya, tetapi biasanya bentuknya bulat seperti mangkuk. Salah satu varian bentuk kue apem lainya adalah yang dipotong segitiga dan bentuk ini unik karena keluar dari bentuk apem biasanya.
Kereta jenazah tradisional ini seluruhnya berbahan bambu dan dibuat secara gotong royong oleh masyarakat di desa cipacar, padamulya, kecamatan cipunagara, kabupaten Subang. Kereta jenazah ini sangat unik dan menunjukkan tradisi gotong royong yang masih cukup kental.
Nyawen merupakan ritual yang biasa dilakukan menjelang panen padi pada masyarakat di pedesaan Subang. Ritual ini dilakukan oleh salah satu sesepuh atau tokoh adat/masyarakat untuk mengawali panen padi pertama sebagai wujud penghormatan kepada Sang Hyang Sri sebagai Dewi Padi (kesuburan). Dalam melaksanakan ritual Nyawen ini tokoh adat membacakan mantra-mantra dalam bahasa sunda disertai dengan sesajen dan pembakaran dupa (sabut kelapa dan rokok) sembari memetik beberapa helai padi di lahan yang siap dipanen. (Foto: Didi S Sopyan)
Ruat laut atau pesta laut merupakan ritual tradisi yang diselenggarakan oleh masyarakat nelayan di kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang setiap tahun sekali. Saat ini (2014) Ruat Laut dikelola dan dilaksanakan oleh KUD Mina Fajar Sidik yang merupakan induk dari ratusan keluarga nelayan di Kecamatan Blanakan dan sudah menyelenggarakan acara ini selama 47 tahun. Rangkaian acara ruat laut ini sudah bersentuhan dengan berbagai kegiatan wisata modern lainnya, yaitu pasar malam, lomba-lomba atau pertandingan antar warga, wayang kulit, pertunjukan sandiwara hingga acara pesta ruat laut itu sendiri. Rangkaian acara biasanya selama satu minggu dengan puncak acara pada hari terakhir (larung sesaji/dongdang). (Foto by Budiana Yusuf)
Bendungan walahar merupakan salah satu bendungan yang ada di daerah Karawang, bendungan yang di bangun pada tahun 1927 yang merupakan peninggalan Belanda, mampu mengairi 85.450 hektar sawah diwilayah Karawang dan sekitarnya.
Bupati Karawang ke-19 Raden Juarsa (1945-1948). Bergejolaknya revolusi di Indonesia menyebabkan pemerintahan Raden Juarsa memindahkan pusat pemerintahan kabupaten Karawang yang semula berada di Purwakarta ke Subang. Bupati Karawang ke 20 Raden Ateng Surapraja dan R. Marta (1948-1949). Merupakan bupati yang di tunjuk oleh dua pemerintahan yang berbeda. Yaitu : 1. Raden Ateng Surya Praja, adalah bupati Karawang yang ditunjuk oleh Negara Pasundan (Bentuk Recomban). 2 R. Matra adalah bupati Karawang jaman gerilya yang di tunjuk oleh Pimpinan Badan Pemerintahan Sipil Jawa Barat bulan oktober 1948.