Soto Ayam Talanca Cara Membuat: 1. Tumis bawang putih halus hingga harum. 2. Tambahkan cabai giling, ketumbar bubuk, dan tauco, teruskan menumis. 3. Tuangkan kaldu ayam, bumbui dengan garam, merica bubuk, kecap asin, dan gula pasir, didihkan. 4. Tambahkan potongan tahu kuning, kentang rebus, kol, suwiran daging ayam rebus, dan tauge blansir, didihkan kembali. 5. Sajikan dengan taburan bawang goreng dan emping goreng. Sumber: Suryatini N. Ganie (2010). Mahakarya kuliner: 5000 resep makanan & minuman di Indonesia dengan rasio perbandingan dasar bumbu dan bahan .Gramedia Pustaka Utama.
Satai Kerang Banten Cara Membuat: 1. Haluskan bawang putih dan kencur. 2. Campurkan dengan asam jawa, gula merah, dan garam, tuangkan air dan didihkan. 3. Masukkan kerang, masak hingga matang. 4. Tusukkan kerang rebus pada tusuk satau, bakar di atas bara hingga kecokelatan. 5. Sajikan dengan sambal sesuai selera. Suryatini N. Ganie (2010). Mahakarya kuliner: 5000 resep makanan & minuman di Indonesia dengan rasio perbandingan dasar bumbu dan bahan . Gramedia Pustaka Utama.
Ayam kintuk merupakan salah satu makanan khas dari Banten. Sekilas ayam kintuk terlihat mirip dengan opor ayam. Namun ayam kintuk memiliki cita rasa tersendiri dengan adanya bahan-bahan tambahan seperti bunga kecombrang. Bahan : 1/2 ekor ayam, potong menjadi 4 bagian 4 siung bawang putih, iris tipis 7 butir bawang merah, iris tipis 3 buah belimbing ayur,potong serong 1 buah bunga kecombrang(ada yang menyebut 'honje'), cincang kasar 7 buah cabai merah,potong serong 1 sdm air asam jawa 500 ml santan dari 1/2 butir kelapa 1 sdm garam 2 sdm minya goreng Cara Membuat : Pertama tumis bawang putih, bawang merah, dan cabai merah sampai berbau harum. Lalu masukkan ayam dan aduk. Tumis sampai daging ayam berubah warna. Kemudian tuangkan santan dan tambahkan bunga kecombrang, belimbing sayur, air asam jawa dan garam. Aduk rata. Te...
Recoh merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah Kabupaten Tangerang. Tak banyak orang tahu tentang kuliner yang satu ini, bahkan mesin pencarian pun tidak memiliki satu pun ulasan tentang kuliner nusantara khas Kronjo yang satu ini. Sebagai kuliner yang banyak disukai oleh orang di kecamatan Kronjo, Recoh sangat simpel dari segi bahan, bumbu dan penyajiannya karena Recoh hanya terdiri dari mentimun dan bihun yang sudah disiram air panas sebelumnya, kemudian disirami dengan bumbu tauco. berikut cara mudah untuk membuat satu porsi Recoh. Bahan-Bahan 1.1 atau 2 buah Mentimun segar 2. 100 gram Bihun 3. 200 gram Tauco 4. Cabai sesuai selera 5. 2 siung Bawang putih dan bawang merah 6. Garam, gula dan penyedap rasa sesuai selera 7. Air secukupnya Cara membuat sambal siram tauco: 1. Tumis potongan bawang putih, bawang merah dan cabai hingga 3/4 matang 2. Tambahkan air secukupnya 3. Tambahkan 200 gr...
Bahan: 100 gram asam kanji 800 ml air 2 lbr daun pandan 6 sdm gula pasir 50 gram jahe 2 sdm gula pasir, atau gula kelaoa banten, secukupnya seujung sdt pewarna kue warna merah 50 ml air 10 es batu atau secukupnya Cara: keluarkan isi asam kranji, campurkan dengan 800 ml air, daun pandan, dan gula pasir. masak hingga mendidih dan gula hancur, angkat, saring dan dinginkan. Jahe dibersihkan, kupas kulitnya, iris tipis-tipis. Campurkan irisan jahe dengan 2 sdm gula pasir, pewarna kue, dan 50 ml air, masak hingga mengental, angkat Bagi dua manisan jahe, masukkan ke dalam gelas yang serasi, tuangkan air asam kanji dan tambahkan es batu. https://books.google.co.id/books?id=IG2cEPR9i0YC&printsec=frontcover&dq=resep+indonesia&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj3iZ6ciOvZAhUChbwKHeu1AeIQ6AEIaDAJ#v=onepage&q=resep%20indonesia&f=false Periuk nusantara_ 150 resep masakan khas dari...
Batu Trong Trong atau masyarakat sekitar menyebutnya sebagai batu kentongan, sekilas nampak seperti bentuk sebuah “kentongan”. Fungsi sebenarnya dari batu ini tidak diketahui secara pasti karena sudah tidak berada lagi dalam kontek budaya masyarakat pendukungnya. Namun ada banyak kemungkinan mengenai fungsi batu ini, bisa sebagai peti kubur batu atau sebagai lambang kesuburan serta bentuknya yang menyerupai alat kemaluan wanita. Batu ini terbuat dari batuan beku andesit dengan tinggi ±42 cm dan lebar ±22 cm. Batu Trong Trong ini terdapat di Kampung Batu Ranjang, Desa Batu Ranjang, Kecamatan Cimanuk, kurang lebih 57 km dari Ibu Kota Provinsi Banten atau sekitar 22 km dari Ibu Kota Kabupaten Pandeglang. Peti kubur batu merupakan bagian dari tradisi megalitik pada masa bercocok tanam. Pada masa ini dikenal budaya adanya tradisi penguburan sekunder, yakni ketika jasad si mati telah tinggal tulang belulang, kemudian dipindahkan ke dalam wadah berupa peti kub...
Tidak jauh dari lokasi Arca Sang Hyang Dengdek, tepatnya di Kampung Cisata, Desa Sang Hyang Dengdek, Kecamatan Cisata terdapat beberapa buah batu dengan bentukan yang unik menyerupai bentuk cakram dengan satu buah batu kecil yang menonjol pada bagian atasnya. Masyarakat sekitar menamakan batu ini dengan sebutan Batu Sorban, mungkin karena bentuknya yang menyerupai sorban. Batu-batu tersebut tersebar tidak beraturan di lokasi ini. Ukuran batu sorban ini rata-rata berdiameter ±30 cm dengan ketebalan berkisar ±10,5 cm dan tersebar di areal seluas ±2 m 2 . Keadaan batu ini relative baik tetapi kurang terurus. Kondisi jalan berbatu dengan ukuran jalan setapak harus dilalui untuk sampai di lokasi Batu Sorban. Jarak dari Ibu Kota Provinsi Banten sekitar 62 km atau 39 km kea rah selatan ibu kota Pandeglang. Sumber: Dalam buku “Dokumentasi Benda Cagar Budaya dan Kepurbakalaan Provinsi Banten Tahun 2011, cetakan III”, Dinas Budaya dan Par...
Di lereng Gunung Pulosari, tepatnya di Kecamatan Cisata, Desa Sang Hyang Dengdek, Kecamatan Saketi, ditemukan peninggalan megalitik dalam bentuk komplek menhir terkonsentrasi yang disebut Sanghyang Heuleut, didekatnya berdiri menhir-menhir kecil. Ada satu buah menhir berukuran paling besar dengan tinggi ± 130 cm. Belum dapat dipastikan apakah batu ini telah mengalami modifikasi oleh masyarakat pendukung kebudayaan megalitik ini, atau batu alam yang ditata sedemikian rupa untuk pemujaan. Jarak dari Ibu Kota Provinsi Banten sekitar 62 km atau 39 km dari kota Pandeglang. Sumber: Dalam buku “Dokumentasi Benda Cagar Budaya dan Kepurbakalaan Provinsi Banten Tahun 2011, cetakan III”, Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten, halaman 9.
Sanghyang Dengdek merupakan peninggalan tradisi megalitik berbentuk arca dengan bentuk yang sederhana, berbentuk manusia. Pada bagian atas berbentuk seperti kepala/wajah manusia yang terdiri dari: mata bulat, mulut hanya berupa goresan, telinga dibuat tipis dan hidung tidak nyata, kedua tangan menjulur ke arah perut tetapi alat kelamin tidak nampak (Guillot, 1996:100). Karena bentuknya yang agak membungkuk, arca ini sering pula diberi julukan “Si Bungkuk Yang Terpuja”. Arca ini berukuran tinggi ± 75 cm. Arca semacam ini dikategorikan ke dalam tipe arca megalitik yang belum menggambarkan sebuah karya seni yang tinggi. Arca megalitik ini diduga berkaitan dengan pemujaan nenek moyang, dengan anggapan bahwa arca tersebut merupakan pesonifikasi dari orang yang telah meninggal dan sekaligus sebagai sarana pemujaan arwah. Lokasi benda cagar budaya ini berada di Kampung Cipurut, Desa Sang Hyang Dengdek, Kecamatan Saketi, ± 61 km dari Ibu Kota Provinsi Banten at...