Tari Ma’badong hanya diadakan pada saat upacara kematian. Penari membuat lingkaran dengan mengaitkan jari-jari kelingking, Penarinya bisa pria atau bisa wanita. Mereka biasanya berpakaian serba hitam, namun terkadang memakai pakaian bebas karena tarian ini terbuka untuk umum. Tarian yang hanya diadakan pada upacara kematian ini hanya dilakukan dengan gerakan langkah yang silih berganti sambil melangtungkan lagu kadong badong. Lagu tersebut syairnya berisikan riwayat manusia malai dari lahir hingga mati, agar arwah si Mati diterima di negeri arwah atau alam baka. Tarian Badong bisanya belansung berjam-jam, sering juga berlansung semalam suntuk. Tarian Ma’badong bisanya dibawakan hanya pada upacara pemakaman yang lamanya tiga hari tiga malam khusus bagi kaum bangsawan di daerah Tana Toraja Sulawesi Selatan. Sumber: https://daradaeng.com/kesenian-dan-khas-budaya-sulawesi-selatan.html
Tari Pagellu merupakan salah satu tarian dari Tana Toraja yang di pentaskan pada acara pesta tambu Tuka, Tarian ini juga dapat ditampilkan untuk menyambut patriot atau pahlawan yang kembali dari medan perang dengan membawa kegembiraan. Sumber: https://daradaeng.com/kesenian-dan-khas-budaya-sulawesi-selatan.html
Lagu tersebut syairnya berisikan riwayat manusia malai dari lahir hingga mati, agar arwah si Mati diterima di negeri arwah atau alam baka. Biasanya lagu ini dibawakan beriringan dengan Tari Ma’badong. Sumber: https://daradaeng.com/kesenian-dan-khas-budaya-sulawesi-selatan.html
Ritual pesta adat warga Kecamatan Gantarangkeke, Kecamatan Bantaeng, atau yang disebut Pa'jujukang ini merupakan agenda tahunan setiap pertengahan Bulan Sya'ban, menyambut bulan Suci Ramadan. Setiap tahun pesta ritual ini dihelat, ribuan warga berdatangan dari berbagai penjuru Bantaeng bahkan dari seluruh nusantara. Pesta adat yang dipusatkan di Desa Dampang, Kecamatan Gantarangkeke tersebut adalah warisan dari budaya Makassar kuno. Gantarankeke dikenal sebagai tanah Toa (tanah tua/leluhur) bagi suku makassar. Di wilayah ini dulunya dijadikan sebagai tempat bertemunya para pemimpin dan tokoh adat dari empat penjuru angin untuk saling menjaga hubungan dengan mengadakan pesta. Itulah mengapa di Gantarangkeke ini masih tersimpan pusaka-pusaka tertua yang masih tersimpan dengan baik. Ritual ini lestari dan terus dilaksanakan hingga muncul gerakan Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DI TII) pimpinan Kahar Muzakkar yang kebetulan masuk ke pedalaman Bantaeng, termasuk ke...
Tari paddekko adalah manifestasi kegembiraan setelah panen padi yang diperagakan oleh para perempuan dalam gerakan menumbuk padi di lesung dengan alu. Referensi: https://www.mediasulsel.com/topik/tari-padekko/ http://muri.org/pagelaran-tari-paddekko-oleh-penari-terbanyak/
Acara Mappadendang (Pesta Panen Adat Bugis) Sulawesi-Selatan. Mappadendang atau yang lebih dikenal dengan sebutan pesta tani pada suku bugis merupakan suatu pesta syukur atas keberhasilannya dalam menanam padi kepada yang maha kuasa. Mappadendang sendiri merupakan suatu pesta yang diadaakan dalam rangka besar-besaran. Yakni acara penumbukan gabah pada lesung dengan tongkat besar sebagai penumbuknya.Acara mapadendang sendiri juga memiliki nilai magis yang lain. Disebut juga sebagai pensucian gabah yang dalam artian masih terikat dengan batangnya dan terhubung dengan tanah menjadi ase (beras) yang nantinya akan menyatu dengan manusianya. Olehnya perlu dilakukan pensucian agar lebih berberkah. Acara semacam ini tidak hanya sekedar menumbuk saja. Alur ceritanya bahwa para ibu-ibu rumah tangga dekat rumah akan diundang lalu mulai menumbuk. Dengan nada dan tempo yang teratur, ibu-ibu tersebut pun kadang menyanyikan beberapa lagu yang masih terkait dengan apa yang mereka kerjakan. Sedangk...
Di Bantaeng, Sulawesi Selatan, tarian pepe pepeka menjadi bagian dari ritual adat untuk menyambut datangnya Ramadan. Penari mementaskan tari Pepe Pepeka saat melakukan ritual adat di Bantaeng, Sulawesi Selatan. Ritual adat tersebut dilakukan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Sumber: https://www.wego.co.id/berita/tradisi-di-indonesia-menyambut-bulan-ramadan/
Suku To’balo merupakan suku yang berciri berpenampilan pada kulit yang tidak seperti pada masyarakat umumnya mereka mempunyai kulit yang unik dan bercocok tanaman yang berbeda pada masyarakat lainnya. Tubuh yang terlahir pasti akan mempunyai kulit yang belang, bercak itu juga terpampang hampir membentuk segitiga. Oleh karena itu mereka dikenal dengan To’balo, To bermakna orang dan balo bermakna belang, jadi bila diartikan To’balo bermakna manusia belang. Menurut masyarakat sekitar, dikisahkan suatu hari terdapat suatu keluarga yang melihat sepasang kuda belang jantan dan betina yang hendak kawin. mereka bukan hanya menyaksikan, tapi keluarga itu juga menegur dan mengusik tingkah laku kedua kuda itu. Maka sang dewa marah lalu mengutuk keluarga ini berkulit seperti kuda belang. Lantaran malu dengan kondisi dan keadaannya tersebut maka keluarga tersebut mengasingkan diri memilih hidup dipegunungan yang jauh dari keramaia...
La Upe adalah seorang anak laki-laki yatim dan miskin yang tinggal di sebuah kampung di daerah Selawesi Selatan. Kata la upe berasal dari bahasa Bugis yang terdiri dari suku kata, yaitu: la berarti dia laki-laki, dan upe berarti beruntung. Jadi, kata la upe berarti laki-laki yang beruntung. Berkat kesabarannya dalam menghadapi segala cobaan dan siksaan, ia mendapat pertolongan dari Tuhan. Alkisah, di sebuah kampung di daerah Sulawesi Selatan, Indonesia, ada seorang anak yatim bernama La Upe . Ia tinggal bersama ayahnya di sebuah rumah kecil di pinggir kampung. Ibunya meninggal dunia sejak ia masih kecil. Ketika ia berumur sepuluh tahun ayahnya menikah lagi seorang janda dari kampung lain yang bernama I Ruga . Sang Ayah berharap agar La Upe mempunyai ibu yang dapat merawat dan menyayanginya. Namun, harapannya berbeda dari kenyataan. Setiap hari I Ruga menyiksa dan memukul La Upe ketika ia pergi ke sawah. Sejak bersama...