Mulus adalah jenis masakan tradisional masyarakat pada beberapa suku bangsa di kabupaten Keerom, Papua. Cara Pembuatan: Mulus yaitu olahan sagu yang dibungkus dengen daun kemudian dibakar, namun sebelum dibakar/diasap/diasar terlebih dahulu dicampur dengan potongan daging atau ikan, setiap kali diadakan pesta adat Mulus harus disediakan karena merupakan makanan adat atau trdisional, Mulus sudah ada sejak nenek moyang mereka, tradisi memasak ini sudah ada pada beberapa suku bangsa (etnis) yang mendiami wilayah kabupaten Keerom dan kini masih terus dilestarikan karena ibu-ibu yang sekarang ini masih memasak Mulus di rumah mereka. Tradisi memasak seperti ini sudah digunakan sebelum masyarakat mengenal peralatan memasak modern. Pada masa itu masyarakat sudah menggenal sempen yang terbuat dari tanah liat,yang bentuknya seperti panci untuk memasak dan satunya lagi seperti Loyang untuk menampung air dan mencuci peralatan dapur dan sampai kini makanan ini t...
Amn Sui adalah Jenis makanan tradisional masyarakat pada beberapa suku bangsa di kabupaten Supiori Bahan: Sagu Kering Kelapa parut Bambu Cara Pembuatan: Olahan sagu kering yang di tapis kemudian di campur dengan kelapa parut kemudian di masukan ke dalam bambu, kemudian di masak di atas bara api ( di asar) sambil bambunya di putar-putar supaya sagu masak merata dan juga bambu tidak terbakar. Setiap kali diadakan pesta adat Amn Sui harus disediakan karena merupakan makanan adat (tradisional) . Amn Sui sudah ada sejak nenek moyang mereka, tradisi memasak ini sudah ada pada beberapa suku bangsa (etnis) yang mendiami wilayah kabupaten supiori dan kini masih terus dilestarikan karena ibu-ibu yang sekarang ini masih memasak Amn Sui dirumah mereka. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5210
Swademsing adalah makanan tradisional dari Lembah Grime Kabupaten Jayapua Provinsi Papua. Makanan tradisional Swademsing dengan Swamoning hampir sama yang membedakan swademsing bungkusan luar nya daun pisang kemudian di bakar sedangkan Swamoning bungkus daun gedi cara masak dalam panci tetapi isinya sama yaitu isi sagu(demsing), sayur lilin(yu), kelapa kukur( koum ). Makanan Swademsing kurang diperhatikan dan dilestarikan dan sudah mulai dilupakan tidak dilakukan seperti Swamoning. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5216
Disetiap daerah khususnya yang berada di Indonesia kesenian dan kebudayaan adalah 2 kata yang selalu ada didalamnya yang memiliki nilai kebudayaan dan unsur kesenian yang unik dan berbeda, sama seperti di suatu daerah yakni Papua. Disana terdapat banyak sekali suku yang menepati tanah Papua dan tentu saja disetiap suku tersebut memiliki budaya dan kesenian yang beraneka ragam, salah satu kesenian dari papua ini sendiri adalah dari segi seni tari yaitu Tari Musyoh. Tari Musyoh ini adalah salah satu seni tari yang sangat sakral, tari ini merupakan tari ritual untuk mengusir para arwah orang yang meninggal akibat hal tertentu, dan pada umumnya tarian ini ditarikan pada saat terdapat warga dari tanah papua yang telah meniggal akibat kecelakaan, masyarakat papua mempercayai jika ada seorang yang meninggal karena kecelakaan maka arwah yang meninggal tersebut tidak akan tenang, oleh sebab itu dilangsungkanlah ritual Tari Musyoh ini, karena dipercayai dengan mengadakan Tari Musyoh ini s...
Tarian Yospan merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Papua. Tarian ini tergolong dalam jenis tari pergaulan atau tarian persahabatan antara para pemuda pemudi di masyarakat Papua. Yosim Pancar atau yang biasa disingkat Yospan, merupakan penggabungan dari 2 (dua) tarian rakyat di Papua, yaitu Yosim dan Pancar. Sejarah kemunculan tarian Yospan, dapat kita runut dari asal mula kedua tarian sebelum mengalami penggabungan hingga menjadi Yospan. Yosim adalah sebuah tarian tua yang berasal dari Sarmi, yaitu disuatu kabupaten di pesisir utara Papua, dekat dengan Sungai Mamberamo. Namun sumber lain mengatakan bahwa Yosim ini berasal dari wilayah teluk Saireri (Serui, Waropen). Sementara itu Pancar adalah sebuah tarian yang berkembang di Biak Numfor dan juga di Manokwari awal 1960-an semasa zaman kolonial Belanda di Papua. Awal dari sejarah kelahirannya adalah dengan meniru dari gerakan-gerakan akrobati...
Papua, khususnya kota Jayapura sebagai ibukota propinsi memiliki pesona yang begitu beragam dan menarik untuk ditelusuri. Heterogenitas penduduk Jayapura justru membuat kota ini semakin kaya dan unik. Tidak hanya budaya, kesenian atau pesona panorama alam, Jayapura juga mempunyai daya tarik lain dari sisi kuliner. Tidak jauh dari pusat kota Jayapura, tepatnya di kawasan Dok 9 terdapat sebuah pasar tradisional yang menjual beragam kebutuhan hidup warga sekitar pasar tersebut. Mengingat mata pencaharian warga sekitar yang umumnya adalah nelayan, maka ikan menjadi bahan makanan yang banyak dijual di pasar ini. Salah satu makanan berbahan dasar ikan yang menjadi primadona pasar ini bahkan menjadi kebanggaan kota Jayapura adalah Ikan Asar. Ikan Asar pada dasarnya adalah sama seperti ikan asap. Namun, yang membedakan adalah cara mengasapinya. Jika ikan asap ditaruh di atas asap secara horizontal, maka ikan asar ditaruh diagonal di sisi bara yang menghasilkan asap. Menurut salah sa...
Eksistensi Upacara Bakar Batu Suku Dani 3.1 Langkah Langkah Upacara Bakar Batu Suku Dani adalah suku yang gemar berperang memang selalu melakukan tradisi Upacara Bakar Batu sesudahnya. Tradisi ini digunakan sebagai momen damai antara kedua suku yang berperang. Upacara Bakar Batu terkenal dengan prosesnya yang dilakukan sangat tradisional dan bisa dibilang sangat kuno karena merupakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang. Upacara Bakar Batu yang dilakukan setelah terjadi peperangan memiliki langkah-langkah ritual yang tidak jauh berbeda dengan Upacara Bakar Batu yang diadakan pada momen peresmian gereja, penerimaan tamu kehormatan, kelahiran atau kematian. Upacara Bakar Batu dibagi dalam tiga tahap yaitu persiapan, bakar babi, dan puncaknya makan bersama. Pada bagian pertama yaitu pada tahap persiapan para wanita khususnya para ibu atau yang biasa di sapa mama melakukan tarian-tarian pembukaan, sedangkan para bapak mempersiapkan batu dan kayu, sus...
Suku Asmat adalah suku besar yang cukup ternama di Bumi Papua. Keberadaannya sebagai suku yang mendiami wilayah pesisir selatan Papua sangat diperhitungkan dalam sejarah penyebaran masyarakat Papua. Asmat menjadi begitu ternama karena memiliki harkat hidup yang luar biasa, selain itu budaya yang dimiliki suku ini pun sangat menarik dan unik. Salah satu yang menonjol ketika membicarakan suku ini adalah hasil seni ukiran mereka yang sudah terkenal luas hingga ke mancanegara. Seperti kehidupan pada umumnya, Suku Asmat juga membutuhkan media untuk menyatakan berbagai hal yang mereka alami dalam kehidupan. Kisah-kisah heroik, mistis, atau peraturan-peraturan adat biasanya mereka ungkapkan dalam bentuk media tertentu. Hal ini mereka lakukan dengan berbagai tujuan, antara lain sebagai sarana menjaga kelangsungan tradisi, sarana belajar bagi generasi selanjutnya, dan penghormatan spiritual bagi para roh leluhur. Oleh karena itulah, ukir-ukiran menjadi tidak terpisahkan dari kehidupan Su...
Seorang kepala suku sekaligus panglima perang bergerak dengan gagah perlahan menuju padang rumput yang cukup luas. Coretan hitam dari arang dioleskan di wajahnya, mahkota kebesaran pun dipakai di kepalanya, wajahnya begitu sadis tetapi tampak penuh wibawa. Bapak Yali, begitu ia biasa dipanggil, dengan penuh kewaspadaan mengawasi setiap gerakan yang ada di padang rumput tersebut. Mata yang terpicing, anak panah yang terarah dan siap dilesatkan menemani Bapak Yali hingga kaki sebuah menara pantau yang terbuat dari rumpun kayu. Kemudian, dengan lincah Bapak Yali memanjat menara tersebut hingga sampai di puncaknya. Ia terus waspada pada setiap gerak-gerik yang terlihat, ia berfirasat kelompoknya akan segera diserang. Firasat Bapak Yali tidak salah. Tiba-tiba dari balik semak rerumputan muncul sepasukan prajurit bersenjata tombak dan panah menyerang. Penyergapan sedang terjadi. Bapak Yali pun meneriakkan komando perang bagi pasukannya yang sudah bersiap dari dalam tembok kampun...