Tradisi Boyong Grobog tersebut digelar untuk memperingati sejarah perpindahan pemerintahan Kabupaten Grobogan dari ibu kota lama di Kecamatan Grobogan ke ibu kota baru di Kecamatan Purwodadi, sekaligus merupakan bentuk penghormatan kepada Adipati Martopuro atau Pangeran Puger sebagai pendiri dan bupati pertama Kabupaten Grobogan. sumber: https://disporabudpar.grobogan.go.id/category/kebudayaan/
Puri Taman Saraswati berfungsi sebagai tempat pemujaan keagamaan bagi Umat Hindu sekaligus sebagai obyek wisata, karena terletak di daerah hutan lereng utara Gunung Lawu yang sangat indah, dengan ketinggian 1.470 m di atas permukaan air laut. Titik fokus obyek wisata ini beupa keindahan Patung Dewi Saraswati, yang sengaja didatangkan langsung dari Gianyar Bali. Menurut kepercayaan umat Hindu, Dewi Saraswati adalah dewi yang berparas cantik, dengan perilaku yang lemah lembut, mengenakan busana nan indah, bersinggasana di atas Padma, kelopak bunga teratai yang diusung oleh sepasang angsa. Dewi Saraswati digambarkan bertangan 4 (empat), yang artinya meski ia seorang putri (wanita), namun dengan pengetahuannya yang berbudi luhur mampu mengemban 4 ilmu yang digambarkan dalam 4 alat yang dipegangnya, yaitu: Wina, Aksamala, Damaru dan Pustaka, yang artinya: Wina adalah simbol kekuatan yang indah, menarik, lemah lembut dan mulia, yang merupakan sifat dari ilmu pengetahuan, Damaru adalah sim...
Dalungan sebenarnya adalah nama sebuah desa di Kecamatan Kebakkramat. Tepatnya Desa Dalungan, kelurahan Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Desa Dalungan mempunyai suatu kegiatan upacara bersih desa, yang akhirnya membudaya dan tetap dilestarikan sebagai suatu tradisi masyarakat, dan akhirnya kegiatan bersih desa itu disebut Dalungan. Upacara bersih desa ini termasuk upacara religi, diselenggarakan dengan maksud agar seluruh penduduk di wilayah desa Dalungan selalu mendapatkan berkah dari Allah SWT dan terhindar dari segala hal-hal yang bersifat tidak baik sehingga merugikan masyarakat desa, misalnya di bidang kesehatan agar masyarakat terhindar dari wabah penyakit, untuk pertanian petani bisa berhasil dalam panennya, sehingga desa Dalungan menjadi aman tentram murah sandang pangan dan sejahtera. Upacara bersih desa Dalungan sudah dilaksanakan sejak dulu kala sampai sekarang secara turun temurun, sehingga upacara bersih desa Dalungan sudah menjadi warisan leluhur ya...
Setiap pergantian tahun Jawa tepatnya awal bulan Suro yaitu tanggal 1 s/d 3 Suro masyarakat mengadakan kegitana ritual di Punden Jombaleko. Ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan 3 hari berturut-turut oleh masyarakat Dukuh Ngledok, Ngablak dan Talpitu. Pada malam harinya juga diadakan tirakatan sebulan penuh yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan para Peziarah dari luar daerah. Jalanya Upacara Adat Suran : Sore hari menjelang waktu Magrib pelakasanaan ritual, tokoh masayarakat dan Juru Kunci telah menyanggarkan kendi berjumlah tujuh (7) yang berisi air sumur setempat untuk di semayamkan di makam Arya Kusuma. Pagi harinya warga telah kambing di area punden, hewan yang di sembelih tidak boleh cacat dan harus Kambing kendit yaitu berbulu hitam dan begaris putih di badannya. Masakan yang untuk sesaji tidak boleh di cicipi dan yang masak tidak boleh dalam keadaan datang bulan (menstruasi). Siang hari sekitar jam 10.00 WIB, masyarakat berbondong-bondong dat...
Lokasi: Situs Planggatan memiliki total luas 4.460 meter persegi, diapit oleh perkampungan penduduk dan tanah tegalan (perkebunan). Kalau kita berada di lingkungan situs, terasa berada di puncak candi yang berpendar melingkar ke segenap penjuru. Kondisi situs pada saat ini, sebagian besar batu-batunya belum tergali secara utuh. Hanya tampak beberapa batu berelief yang masih setengah terpendam. Berdasarkan informasi, pada awalnya tempat keberadaan situs ini merupakan tanah kas desa/dusun yang ditanami rumput untuk pakan ternak. BP3 Jateng merngupayakan penyertifikatan tanah. Dengan demikian, tanah tempat situs ini sekarang resmi dibawah pengelolaan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jateng dan ditetapkan sebagai cagar budaya. Bahkan hingga kini tidak ada restribusi. Dengan demikian sangat jarang wisatawan yang datang, kalau pun ada merupakan singgahan setelah dari Candi Sukuh. Relief: Yang tersisa dari Candi Planggatan yang dibangun pada ketinggian 910 meter di atas permukaan la...
Ada legenda lokal yang meyakini tradisi ini merupakan solusi atas musim paceklik dan bencana yang melanda dusun Kendal ratusan tahun lalu. Pernah suatu ketika warga desa lalai untuk melaksanakan upacara ini, dan paceklik pun terjadi. Upacara ini diperingati setiap tanggal 15 sasi Sura atau 15 Muharam. Istilah “Wahyu Kliyu” sendiri juga diyakini berasal dari ucapan dzikir “Yaa Hayyu Ya Qayyuum” yang artinya permohonan keselamatan kepada Tuhan. Dan kemudian tradisi ini diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya di mana tidak ada yang berani melanggarnya. Jaman sudah berganti, kebudayaan juga telah berkembang. Namun hanya hingga saat ini kearifan lokal ini masih dipercaya mampu menjawab tantangan kehidupan alam tandus di Jatipuro. Dan yang pasti masyarakat tetap setia dengan apa yang menjadi peninggalan nenek moyang mereka. http://www.karanganyarkab.go.id/20110808/upacara-adat-wahyu-kliyu/
Srawung Seni Candi yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2003 ini diharapkan sebagai sarana untuk menyatukan keinginan para pecinta seni dan para pujangga untuk mengekplorasi dan mengekspresikan nilai-nilai budaya dan tradisi dengan kolaborasi modern. Sehingga Srawung Seni Candi ini diharapkan menjadikan perhelatan yang dapat mewujudkan rasa kebersamaan, gotong royong, bowo roso, ngudo roso, ngobrol percakapan-percakapan antara penonton, kritikus maupun penyaji. Kata Seni Candi diharapkan mampu mereguk inspirasi cerita-cerita relief, arsitektur alam dan masyarakat setempat. Perhelatan Srawung Seni Candi ini setiap tahunnya diselenggarakan oleh Padepokan Lemah Putih Gondangrejo Karanganyar, di bawah pimpinan Suprapto Suryodarmo, atau lebih dikenal dengan panggilan Mbah Prapto, bekerjasama dengan berbagai pihak, menjadikan sebuah entertainment yang menarik,sangat langka dan sayang untuk tidak disaksikan. Di sela-sela pertunjukan, dilaksanakan pula Seminar/ Sambung rasa terbuka. Sedangka...
Dugderan merupakan sebuah tradisi yang diadakan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1881, sejak masa penjajahan kolonial. Untuk memeriahkan dugderan, biasanya muncul pasar tiban. Pasar ini menawarkan berbagai kuliner, pakaian, mainan, termasuk kerajinan tradisional selama seminggu sebelum bulan suci dimulai. Tepat sehari sebelum umat muslim menjalankan ibadah puasa, sebuah karnaval akan diadakan. Karnaval dimeriahkan dengan kirab, arak-arakan pasukan berpakaian tradisional, drumband, dan kesenian tradisional lainnya. Ada juga arak-arakan Warak Ngendok yang merepresentasikan keberagaman suku, budaya, dan agama di Semarang. Warak Ngendok sendiri merupakan perwujudan tiga unsur binatang; kepala naga, badan unta, dan kaki kambing. Mulainya acara dugderan ditandai dengan pemukulan beduk oleh pejabat setempat dan dilanjutkan dengan penyalaan meriam. Suara beduk dug dug dug dan diakhiri dentuman meriam der der der itulah yang mendasari penamaan trad...
Candi Angin merupakan situs purbakala yang berada di desa Tempur, kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dari data yang tersedia saat ini, Candi Angin diduga merupakan situs yang dibangun oleh penganut Hindu pada zaman Majapahit akhir, sebelum pengaruh Islam mulai muncul di tanah Jawa. Hingga saat ini, keberadaan Candi Angin masih berada dalam penelitian lebih mendalam oleh para arkeolog dan balai besar cagar budaya guna mendapatkan informasi yang lebih detil sehingga dapat membuka narasi sejarah masyarakat setempat sekaligus memperkaya sejarah bangsa. Candi Angin memiliki tiga situs yang diduga memiliki hubungan satu dengan lainnya. Situs tersebut adalah Candi Aso, Candi Bubrah dan Candi Angin itu sendiri. Dari pengamatan awal tiga situs ini merupakan bagian dari situs ritual, karena keberadaannya tidak dijumpai dalam kawasan pemukiman.