Siapa yang tidak tahu masjid kubah mas Depok. Masjid yang didirikan oleh orang asli Banten ini memiliki nama Masjid Dian Al Mahri. Hal yang tersembunyi pertama yaitu memiliki 1 kubah utama 4 kubah pendamping yang terbuat dari emas. Bisa dibayangkan, bagaimana jika anda melihat sebuah emas berukuran besar yang megah terpampang di atas masjid. Hal ke-dua yaitu memiliki kesamaan pada arsitektur bangunan Taj Mahal. Dan yang terakhir yaitu memiliki ukuran diameter kubah yang sangat besar. Sumber : https://kubahmasjid-indonesia.com/keunikan-arsitektur-masjid-kubah-emas-dian-al-mahri/
Tanah sunda memiliki cikal bakal yang sangat unki dari sejarah ke sejarah yang ada. Namun kali ini, Depok memiliki peran dalam tanah sunda yaitu gerbang pelintas antara warga pedalaman dan pesisir pantai yang bertempatan di Tangerang Banten ketika masa kerajaan Regno Cumda (Sunda) abad ke 3M. Lalu dilanjutkan dengan kisah prabu siliwangi yaitu petilasan-petilasan tokoh sejarah hingga nama padepokan yang berarti pendidikan. Sumber : https://www.anakui.com/1600-tahun-sejarah-depok-sebagai-wilayah-dinamika-pemikiran-revolusiner-opini/#.XGOFVEExXYU
Cingciripit ini biasanya dilakukan oleh-anak-anak sebelum memulai permainan untuk menentukan urutan dalam bermain atau menentukan siapa yang menjadi eméng (kucing). Cara melakukan cingciripit: Anak-anak berkumpul membentuk lingkaran, kemudian salah seorang diantara mereka (biasanya) orang yang 'dituakan' dalam kelompok membuka telapak tangan, kemudian satu persatu anak meletakan jarinya di tangan tersebut, mereka akan ngawih (bernyanyi) bersama dengan syair. Lirik Lagu Cingciripit: Cing ciripit satulang sabawang, Saha nu kajepit tunggu lawang. atau .. Cing ciripit Tulang bajing kacapit Kacapit ku bulu paré Bulu paré sesekeutna Jol pa dalang mawa wayang Jrék-jrék nong, Jrék-jrék nong. Ketika lagu hampir berakhir, pemain bersiap-siap untuk mengangkat jarinya, karena bila jari tertangkap oleh tangan si pemimpin tadi maka dia kalah dan menjadi eméng atau kucing.
Permainan tutup botol kaleng ini sudah ada dari jaman dahulu. Tidak diketahui pasti kapan permainan tradisional ini ada atau diciptakan namun yang pasti secara turun temurun permainan ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari anak-anak kecil di Jawa Barat, khususnya di daerah Kec. Pameungpeuk Kab. Garut sebagai permainan keseharian. Permainan tutup botol ini sebenarnya sama dengan bermain kelereng, percis sekali. Hanya perbedaan nya terletak pada jenis alat dan tempat yang digunakan. Kelereng menggunakan bulatan kaca padat atau kelereng untuk digunakan sebagai media permainannya sementara permainan tutup botol ini menggunakan media tutup botol kaleng sebagai bahan permainannya. Selain itu, alas yang digunakan atau tempat bermain kelerang yakni menggunakan media pasir atau tanah sebagai alas permainan sementara permainan tutup botol kaleng menggunakan teras rumah atau alas semen sebagai tempat bermainnya. Tatacara permaninan Sama halnya dengan bermain kelereng,...
Berbicara mengenai zaman now, yaitu zaman di era industri 4.0 ini banyak sekali kaulinan barudak (permainan anak) sunda yang sudah tidak dimainkan lagi alias hampir punah. Kalo bukan kita yang melestarikan, ya siapa lagi? kalo bukan sekarang ya kapan lagi?. Ada beberapa permainan anak sunda yang hampir punah ditelan zaman, di antaranya adalah: 1. Bebentengan. Permainan ini mengajarkan kita fokus, kerjasama tim, dan disiplin. 2. Boy-boyan. Permainan tradisional dengan total pemain 5-10 orang 3. Main poces (kelereng) 4. Main Gatrik 5. Oray-Orayan (ular-ularan) 6. Congklak 7. Susumputan (petak umpet) 8. Egrang. Biasanya membutuhkan keseimbangan Demikian beberapa permainan yang sudah jarang dimainkan oleh anak-anak sunda zaman now. Bahan bacaan: https://www.hipwee.com/list/beberapa-kaulinan-barudak-permainan-anak-sunda-yang-sudah-jarang-dimainkan/
Tarompet Sisinggan atau Tarompet Subang merupakan alat tiup yang biasa digunakan dalam seni helaran sisingaan atau gotong singa di Kabupaten Subang. Alat tiup dari kayu ini memiliki tujuh lubang nada. Laras yang dihasilkan dari tarompet ini yaitu Pentatonis (pelog, salendro, madenda) dan juga diatonis. Sumber suara alat tiup ini berasal adalah empet yang terbuat dari daun kelapa delapan lembar yang ditengahnya ada semacam tabung dari bulu ayam atau bebek dan diikat oleh benang. Kini selain digunakan dalam seni helaran sisingaan, tarompet tersebut biasa digunakan juga dalam kesenian lain seperti gembyung, belentuk ngapung, ketuk tilu gaya subang dan lain-lain.
Papatuk ( Congo ), bagian ujung kujang yang runcing, gunanya untuk menoreh atau mencungkil. Eluk ( Siih ), lekukan-lekukan atau gerigi pada bagian punggung kujang sebelah atas, gunanya untuk mencabik-cabik perut musuh. Waruga, nama bilahan (badan) kujang. Mata, lubang-lubang kecil yang terdapat pada bilahan kujang yang pada awalnya lubang- lubang itu tertutupi logam (biasanya emas atau perak) atau juga batu permata. Tetapi kebanyakan yang ditemukan hanya sisasnya berupa lubang lubang kecil. Gunanya sebagai lambang tahap status si pemakainya, paling banyak 9 mata dan paling sedikit 1 mata, malah ada pula kujang tak bermata, disebut “Kujang Buta”. Pamor, garis-garis atau bintik-bintik pada badan kujang disebut Sulangkar atau Tutul, biasanya mengandung racun, gunanya selain untuk memperindah bilah kujangnya juga untukmematikan musuh secara cepat. Tonggong, sisi yg tajam di bagian punggung...
Situs pabeasan merupakan salah satu prasasti batu yang berada di daerah Kampunh Warunggede, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Situs berupa batu persegi tersebut belum diketahui usianya. Namun menurut kuncen (juru kunci) situs pabeasan Iin Solihin situs batu tersebut diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan Padjajaran. Menurut beliau prasasti ini merupakan tempat paniisan/istirahat Nyimas Entang Bandung. Namun menurut pemerintah prasasti ini merupakan simbol kesuburan wilayah sekitarnya. Iin solihin pun bercerita bahwa tempat ini sering didatangi oleh orang yang bersemedi dan tempat berdoa beberapa petani yang hendak memohon kesuburan serta panen melimpah kepada Tuhan.
Prasasti Mandiwunga adalah salah satu peninggalan sejarah dari kerajaan yang terletak antara Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Ci Serayu juga Cipamali di sebelah timur, yaitu Kerajaan Galuh. Prasasti ini ditemukan di Desa Cipadung, Kecamatan Cisaga, Ciamis pada tahun 1985. Prasasti yang dituliskan di sebuah batu alam ini mengalami patah pada bagian atas dan ukuran yang ada sekarang yaitu dengan tinggi 70cm, lebar 14-26cm, serta tebal antara 4-5-10cm. Selanjutnya, prasasti ini pertama kali diumumkan oleh Dirman Surachmat dalam forum seminar sejarah di Yogyakarta tahun 1985 tetapi transkripsi dan pembahasannya belum sempurna. Sehingga, pada tahun 1991 ditranskripsi ulang oleh Richadiana Kartakusuma dan hasil transkripsinya disampaikan langsung ke museum setempat. Prasasti Mandiwungan bertulisan lima baris beraksara dan berbahasa gaya Jawa Kuno dengan transkripsi sebagai berikut: masa krsna paksa nawami haryang pon wrehaspati wa ra tatkala sima ri...