Kapiratu, merupakan kesukaan sultan HB VIII. Hidangan mirip dengan lumpia, dengan kulit terbuat telur dadar yang diisi dengan daging giling, kemudian digulung. Sumber: https://cerryku.blogspot.co.id/2016/05/keunikan-kudapan-kegemaran-para-raja.html
Roti jok, jok dalam bahasa indonesia berarti diguyur. Merupakan kegemaran sultan HB VII. Hidangan ini mirip dengan apem. Terbuat dari campuran tepung beras dan tepung terigu yang ditambah dengan gula, margarine,,telur, dan santan dan dimasak dengan cetakan apem. Dihidangkan bersama dengan semur lidah atau semur ayam, yang diguyurkan (dijok) di atas rotinya. Sumber: https://cerryku.blogspot.co.id/2016/05/keunikan-kudapan-kegemaran-para-raja.html
Songgo buwono,merupakan makanan yang dulu sering dibagikan oleh pihak keraton pada masa pemerintahan sultan HB VII di bulan puasa untuk meningkatkan gizi rakyatnya. Ide pembuatannya datang langsung dari Sultan HB VII, dan merupakan modifikasi dari roti burger.Songgobuwono berbentuk roti soes yang diisi dengan daging giling, telur, sayur, tomat dan diberi saos mayones..lezat sekali. Oh ya, songgo.buwono memiliki makna filosofis, songgo artinya menyangga, buwono dunia, jadi songgo buwono merupakan makanan yang menggambarkan dunia dan seisinya. RM/Toko yang Menyediakan : Bale Raos Kraton Rumah Makan Alamat: Jalan Magangan Kulon No.1, Panembahan, Kraton, Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55131 Telepon: (0274) 415550 https://cerryku.blogspot.co.id/2016/05/keunikan-kudapan-kegemaran-para-raja.html
Konon Sate Karang ini sudah ada sejak tahun 1947 oleh Karyo Semito. Awalnya sate dijajakan secara keliling dengan menggunakan pikulan, tapi setelah pertengahan tahun 1950-an Pak Karyo mulai menetap di Lapangan Karang Kotagede. Usahanya lantas diteruskan kedua anaknya, yakni Prapto Hartono yang berjualan di Lapangan Karang dan Cipto yang membuka cabang di Jalan Kemasan, Kotagede. Warung yang di Lapangan Karang sekarang dikelola oleh Tri Wahyono yang merupakan putra dari Pak Prapto. Warungnya buka sore hingga malam hari, kira-kira pukul: 17.30 – 22.30 WIB. Jam buka: 17.30 – 22.30 Lokasi: Lapangan Karang, Kotagede – DI Yogyakarta Sumber: http://www.kabarkuliner.com/uniknya-sate-karang-kotagede-jogja/
Bendul, merupakan kegemaran sultan HB VIII, terbuat dari singkong kukus yang dihaluskan dan dicampur dengan kelapa parut dan gula yang dibentuk bulat gepeng kemudian dipanggang. Untuk penyajian, bendul tadi ditusuk dengan stick es krim. Rasanya hampir mirip dengan gethuk, cuma lebih lembut teksturnya.Mungkin dinamai bendul karena bentuknya bulat gepeng, seperti tonjolan pada kulit muka kita kalau terantuk benda keras sehingga meninggalkan bekas berbentuk bulat gepeng yang orang jawa biasa sebut mbendul. Sumber: https://cerryku.blogspot.co.id/2016/05/keunikan-kudapan-kegemaran-para-raja.html
Tari Beksan Lawung Ageng atau yang kerap disebut juga Tari Beksan Lawung merupakan tarian tradisional yang berasal dari Keraton Yogyakarta. Tarian ini pada umumnya akan dibawakan oleh 16 orang penari yang keseluruhannya adalah laki-laki dan terdiri dari 2 orang botoh, 4 orang jajar, 4 orang pengampil, 4 orang lurah, dan 2 orang salaotho. Menurut sejarahnya, salah satu tarian beksan ini diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangukubumi di tahun 1755-1792. Beksan ini diilhami dalam keadaan di mana ada kegiatan para prajurit sebagai abdi dalam raja selalu mengadakan latihan watangan. Latihan watangan ini sendiri merupakan latihan ketangkasan berkuda dengan membawa sebuah watang atau lawung, yakni sebuah tongkat panjang yang ukurannya sekitar 3 meter dengan ujungnya yang tumpul, serta silang menyodok untuk menjatuhkan lawan. Tari Beksan Lawung Ageng ini adalah bentuk usaha dari sang Sultan dalam mengalihkan pehatian penjajah Belanda terhadap kegiatan para prajur...
Carang gesing merupakan jajanan khas Jogja. Secara penampilan mirip nogosari. Bungkusnya dari daun pisang dengan bagian dalam berupa pisang yang dibalut dengan santan. Sumber: http://santapjogja.com/carang-gesing/
Manuk nom (burung ),puding khas keraton Yogya yang terbuat dari tape ketan hijau + telur .Pada masa Sri Sultan Hemengku Buwono VII (1877-1921),Beliau menikmati hidangan ini sebagai dessert.Di era Sri Sultan Hamengku Buwono VIII(1921-1939) disajikan sebagai hidangan pembuka. Sumber: http://willy-setiadi.blogspot.co.id/2013/06/bale-raos-makanan-raja-yogya.html
Teh Gadjah Ndekem,teh hitam disajikan dengan poci tanah liat dan gula batu,biasa ditemui dalam masyarakat Jawa. RM/Toko yang Menyediakan : Rumah Makan Nasi Ayam Hainam Apollo Restaurant Address: Jl. Gajah Mada No.218A, RT.1/RW.6, Kota Tua, Glodok, Tamansari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11120 Phone: (021) 6395064 Sumber: http://willy-setiadi.blogspot.co.id/2013/06/bale-raos-makanan-raja-yogya.html