ipermainan ini merupakan permainan khas dari Lampung Pesisir. Dalam bahasa Lampung min adalah bermain, sundung adalah cepat, khulah artinya jurang, berarti main sundung khulah yaitu permainan untuk menjepitkan lawan dengan cepat. Permainan ini bersifat rekreatif yang kompetitif yaitu melatih para remaja untuk berpikir secara cepat mengatur posisi dalam menghadapi musuh dalam bertempur. Sundung khulah dimainkan secara perorangan oleh anak laki-laki maupun perempuan dengan tingkatan usia 10 – 18 tahun. Biasanya dimainkan masyarakat petani menjelang sore hari sambil melepas lelah. Masing-masing pemain membutuhkan 2 buah batu. Bila batu salah satu pemain terjepit maka dia dinyatakan kalah dan lawan mendapat angka 1. Misalnya batu A terdapat pada titik 1 dan 2 dan batu B terdapat pada titik 5 dan 3. Bila A mendapat giliran untuk main, maka dia harus melompat jurang 1-4, maka dinyatakan terjepit atau mati, dan seteru...
sesat agung sai wawai talo buta buta ni cangget gawi adat tanoh tego cakak pepadun adat budayo lampung nayah temen ragam wawai no cephagana garudano ratai sai batin cangget agung, cangget agung mulei batangan dilem kuto maro, dilem kuto maro bejeng busanding gawi adat lampung, gawi adat lampung jak jaman tuho lapah gham jamo-jamo ngelestariko adat lampung
merupakan sebuah bangunan yang sekarang ini menjadi landmark kebanggaan masyarakat lampung dimana bangunan tersebut terlihat sangat gagah dan indah ketika menyambut kedatangan para pendatang yang akan berkunjung ke lampung
merupakan rumah adat dari suku asli orang lampung pribumi yang memiliki ornamen yang khas. nuwo sessat sebagian besar terbuat dari kayu yang membuatnya terliat klasik namun unik nan indah
Nuwou Sesat adalah rumah adat provinsi Lampung . Dalam bahasa Lampung , kata rumah sebagai tempat tinggal disebut Lamban, Lambahana atau Nuwou, bangunan ibadah yang disebut Mesjid, Mesigit, Surau, Rang Ngaji, atau Pok Ngajei, bangunan musyawarah yang disebut Sesat atau Bantaian, dan bangunan penyimpanan bahan makanan dan benda pusaka yang disebut Lamban Pamanohan. Bangunan ini dahulu adalah balai pertemuan adat antar penyimbang (tetua masing-masing marga) pada saat mengadakan pepung adat (musyawarah). Oleh karena itu, Nuwou Sesat juga disebut Sesat Balai Agung. Bagian-bagian yang terdapat pada bangunan ini adalah ijan geladak (tangga masuk yang dilengkapi dengan atap). Atap itu disebut Rurung Agung. Kemudian anjungan ( serambi, biasa digunakan untuk pertemuan kecil ), pusiban ( ruang tempat musyawarah resmi ), ruang tetabuhan ( tempat menyimpan alat musik tradisional ), dan ruang gajah merem (tempat istirahat bagi para tetua)...
Awal mula kain tapis dibuat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, misalnya saja adanya motif kapal, kapal digambarkan sebagai wahana atau kendaraan roh dalam perjalanan menuju alam setelah meninggal (alam baka). Serta dikaitkan dengan bentuk pemujaan terhadap tokoh leluhur atau nenek moyang. Selanjutnya penggunaan kain tapis dalam perkembangannya dimanfaatkan pada acara-acara adat sepanjang lingkaran hidup yang terkait dengan ritual keagamaan. Ritual tersebut adalah sarana untuk menghubungkan manusia dengan alam roh. Penggunaan kain tapis sangat erat kaitannya dengan penggunaan secara praktis dan fungsi simbolis yang kemudian diberi makna ritual. Muatan simbol pada kain tapis adalah sebagai penghubung dari berbagai makna pelaksanaan upacara adat di sepanjang lingkaran hidup manusia.
Badik adalah salah satu senjata tradisional lampung yang sangat dikenal masyarakat baik di kalangan masyarakat kota maupun desa. Senjata ini berbentuk seperti pisau biasa, namum gagangnya membengkok seperti gagang golok, sedang mata pisaunya membengkok di bagian ujung. Penyebutan badik terhadap senjata ini mengingatkan kita pada senjata tradisional dari Bugis, tidak jelas asal usulnya apakah senjata Badik lampung merupakan senjata "kiriman" dari Bugis, atau sebaliknya, sampai saat ini belum dapat dipastikan. yang jelas jika kita amati berdasarkan bentuknya memang terdapat kemiripan antara badik lampung dengan badik bugis. Badik Lampung biasanya juga dilengkapi dengan sarung terbuat dari kayu. Yang menarik ternyata sampai saat ini masih dibuat oleh orang Lampung. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari si pembuatnya sendiri bahwa badik yang diproduksinya itu merupakan badik asli lampung dan pengatahuan yang diperolehnya adalah merupakan warisan dari leluhurnya.
Pakaian tradisional Lampung biasanya di dominasi oleh warna putih dengan diselingi motif warna merah dan kuning keemasan sehingga terkesan putih bersih namun tetap terlihat elegan.
Kain Tapis sekarang sudah menjadi souvenir andalan dari Lampung. Dahulunya adalah pakaian wanita suku Lampung. Kain Tapis ini terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sudi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam. Bahan yang digunakan adalah kain sanwos atau tenun, benang katun dan benang emas atau perak, pembidang. Kain Tapis ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora fauna yang disulam dengan benang emas dan berbentuk perak. Dalam perkembangannya, ternyata tidak semua suku Lampung menggunakan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup. Di daerah lampung Utara Tapis ini dipakai oleh pengantin wanita dalam upacara perkawinan adat. Dan juga biasa dipakai oleh ibu-ibu pengiring pengantin. Kerajinan kain Tapis ini dibuat memakai alat tenun bukan mesin dengan ragam hias yang bermacam-macam. Pembuatan Tapis ini sudah dikenal sejak ratusan...