Kota Palu yang berada tepat di tengah-tengah pulau . Pada awalnya peadaban to-Kaili terletak di pegunungan yang mengintari laut Kaili (saat itu kata Palu belum digunakan, karena lembah Palu masih berupa lautan) yang terdiri dari beberapa Kerajaan lokal. to-Kaili juga terdiri dari beberapa subetnik Kaili diantaranya To-Sigi, To-Biromaru, To-Banawa, To-Dolo, To-Kulawi, To-Banggakoro, To-Bangga, To-Pakuli, To-Sibalaya, To-Tavaili, To-Parigi, To-Kulavi dan masih banyak lagi subetnis Kaili lainnya. To-Kaili mendiami hampir seluruh seluruh Kota Palu, Kab. Donggala, Kab. Sigi dan Kab. Parigimautong. Selain itu to-Kaili juga mempunyai beberapa dialek diantaranya dialek Ledo, Rai, Tara, Ija, Edo/Ado, Unde, dan lain-lain. an dari semua dialek, dialek Ledo merupakan dialek yang umum di gunakan. Semua dialek Kaili merupakan dialek yang dibedakab dari kata "sangkal", karena semua jenis dialek Kaili mengandung pengrartian "tidak". Kaili sendiri kon...
Mirip seperti onde-onde bugis, hanya saja bohromrom ini adonan tepung berasnya diberi aroma pandan.
Badik bugis satu ini dikenal sebagai badik perang, banyak orang mencarinya karna sangat begitu terkenal dengan mosonya (racunnya), banyak orang percaya bahwa semua alat perang akan tunduk pada badik gecong tersebut. Ada dua versi , yang pertama Gecong di ambil nama dari nama sang pandre (empu) yang bernama la gecong. Kedua diambil dari bahasa bugis gecong atau geco” yang bisa diartikan sekali geco” (sentuh) langsung mati. Sampai saat ini banyak yang percaya kalau gecong yang asli adalah gecong yang terbuat dari daun nipah serta terapung di air dan melawan arus, panjang gecong biasanya sejengkalan orang dewasa, pamor lonjo, bentuknya lebih pipih, tipis tapi kuat.
lamang adalah sebuah senjata tradisional sejenis pedang dari Sulawesi. Di tempat asalnya pedang ini disebut juga dengan Sonri atau Salapu. Dan termasuk salah satu jenis senjata yang disakralkan di Makassar. Bilah senjata ini berbentuk lurus dan tajam di bagian bawah. Adapun ujungnya meruncing kebawah. Dalam istilah Bugis dikenal juga dengan sebutan Sudang dalam istilah Makassar, dan Labbo Penai dalam istilah Toraja. Bentuknya sendiri merupakan gabungan dari 3 jenis senjata, yaitu Tappi, Badik dan Tombak. Filosofinya senjata ini merupakan simbol kedaulatan, kemakmuran, dan kewibawaan di suatu Kerajaan. Menurut beberapa literatur dimasa lampau Raja tidak akan meninggalkan kerajaannya jika tidak membawa Alamang (Salapu). Pada masa lalu senjata ini digunakan untuk berperang. Disisi lain ada pula yang berfungsi sebagai simbol jabatan atau Kerajaan. Sebagai perangkat kebesaran kerajaan, tentunya salapu ini bersifat sangat eksklusif dan tidak bisa sembarang orang yan...
budaya pernikahan yang ada masyarakat Sulawesi Selatan merupakan nilai-nilai yang tak lepas untuk dipertimbangkan dalam pernikahan seperti status sosial, ekonomi, dan nilai-nilai budaya dari masing-masing keluarga pria dan wanita. Di Sulawesi Selatan, satu hal yang menjadi khas dalam pernikahan yang akan diadakan yaitu uang naik atau sering disebut uang panai'. Pada pernikahan di suku bugis dan makassar sebagian orang sangat memberatkan. Mengingat besarnya jumlah uang panai atau uang belanja yang di bebankan oleh memperai wanita bagi pihak mempelai pria yang harus di bayarkan. seharusnya bukanlah mahar yang dipersoalkan namun hakikatnya nikah bugis dan makassar adalah mempertemukan dua keluarga besar dengan segala identitas dan status sosial. Selain itu juga sebagai melestarikan garis silsilah di masyarakat. yang terjadi di masyarakat bugis-makassar bila uang panai yang di bebakan oleh mempelai wanita tak sanggup di penuhi oleh mempelai pria. Terkadang kedua pasangan calon pengantin y...
Salah satu kebudayaan Bugis Makassar yang mengajarkan cara hidup adalah Pangaderreng/Pangngadakkang. Pangaderreng/Pangngadakkang adalah sistem norma dan aturan-aturan adat. Dalam keseharian suku Bugis Makassar, pangaderreng/pangngadakkang sudah menjadi kebiasaan dalam berinteraksi dengan orang lain yang harus dijunjung tinggi. Salah satu pangaderreng/pangngadakkang dalam Suku Bugis Makassar dikenal dengan budaya Mappatabe'/Attabe'. Mappatabe'/Attabe' merupakan minta permisi untuk melewati arah orang lain, dengan kata-kata "tabe'". Kata tabe' tersebut diikuti gerakan tangan kanan turun kebawah mengarah ketanah atau ketanah. makna dari perilaku orang Bugis Makassar seperti demikian adalah bahwa kata tabe' simbol dari upaya menghargai dan menghormati siapapun orang dihadapan kita, kita tidak boleh berbuat sekehendak hati. Makna lain dari budaya Attabe' adalah satunya kata dan perbuatan (Taro Ada Taro Gau), bahwa orang Bugis Makassar dalam kehidupan sehari-hari harus berbuat sesuai dengan...
orang Minang terkenal dengan garis keturunan matrilineal atau berdasarkan gaorang Minang terkenal dengan garis keturunan matrilineal atau berdasarkan garis ibu yang lebih banyak mengangkat derajat perempuan. Terus kenapa kok jadi cewek yang seolah membeli cowok? Sebenarnya istilah yang tepat bukanlah 'dibeli' tapi 'dijapuik' atau dijemput. Namun tradisi ini hanya terjadi untuk daerah tertentu saja. Kalau di Bugis kita mengenal ada uang Panai', di mana pihak cowok memberikan harta ke cewek, di Pariaman justru pihak ceweklah yang memberikan harta ke cowok ketika nikah. Tradisi uang Japuik atau "Bajapuik" ini hanya berkembang di daerah Pariaman saja, di daerah lainnya nggak ada kok Kota Pariaman adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Terletak di pesisir pantai kota ini berjarak sekitar 56 km dari kota Padang atau 25 km dari Bandara Internasional Minangkabau. Berbeda dengan daerah-daerah lainnya yang ada di Sumatera Barat, tradisi dan budaya nikah di...
Tradisi mappano-pano adalah kebiasaan atau kepercayaan masyarakat bugis yang dilaksanakan secara turun temurun untuk menghormati atau mengenang roh nenek moyang yang apabila tidak dilaksanakan akan mendapatkan mala petaka dengan cara memberikan sesaji kepada makhluk gaib yang dipercaya dapat memberikan ketenangan kepada anak cucunya kepercayaan ini tergolong kepercayaan animisme, animisme adalah kepercayaan seseorang terhadap roh gaib. Mappano-pano juga merupakan upacara ritual adat turun temurun (warisan dari leluhur) yang dilakuan oleh orang-orang tertentu yang mendapat warisan dari leluhurnya/nenek moyangnya sebagai suatu kepercayaan yang mutlak harus dilaksanakan dan apabila tidak dilaksanakan maka akan terjadi musibah pada orang yang bersangkutan. Mappano-pano merupakan suatu tradisi ritual persembahan sesajen oleh kelompok masyarakat pendukungnya dalam rangka berkomunikasi dengan makhluk halus penghuni alam gaib. 1. Tahap Persiapan Tahap dimana ma...
Di daerah Bugis, permainan ini populer dengan nama Massantok, kecuali orang Bugis yang berdiam di Soppeng menyebutnya Maggalantok. Termasuk jenis permainan yang dapat dilakukan oleh semua golongan masyarakat. Kehadiran permainan ini sangat berkaitan dengan kegemaran suku Bugis menunggang kuda. Peralatan permainan terdiri atas sebuah batu besar yang akan dijadikan sebagai sasaran lontaran permainan dan sebuah batu agak kecil dan pipih sebesar genggaman tangan untuk masing-masing pemain sebagai alat pelempar. Jumlah pemain dalam permainan massantonk 2-6 orang. Permainan dapat dilakukan oleh anak laki-laki ataupun perempuan. Permainan massantok biasa dilakukan di lapangan atau di tempat yang terbuka. Permainan ini Melatih ketangkasan dan ketenangan Permainan mallogo memerlukan ketangkasan pemainnya. Nilai ini tercermin dari gerakan pemain saat melempar yang membutuhkan stamina, energy, ketelitian dan fisik yang seimbang.