Untuk melestarikan nilai-nilai budaya dilakukan penerbitan hasil-hasil penelitian yang kemudian disebarluaskan kepada masyarakat umum. Pencetakan naskah yang berjudul Senjata Tradisional Daerah Bali, adalah usaha untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Sumber: Waluyo, Harry (1993) Senjata tradisional daerah Bali. Documentation. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Jakarta. http://repositori.kemdikbud.go.id/8270/
Keberadaan berbagai paguyuban atau perkumpulan kedaerahan yang banyak tersebar di kota besar di Indonesia tidak terlepas dari kemajemukan bangsa Indonesia. sebagai akibat dari pembangunan di berbagai bidang, seperti transportasi, teknologi dan informasi yang semakin tinggi intensitasnya ternyata mampu memacu perkembangan perkumpulan daerah atau paguyuban sebagai kelompok sosial tertentu dalam masyarakat yang tak terpisah dari kesatuan masyarakat perkotaan setempat. Paguyuban kedaerahan adalah perkumpulan yang anggota-anggotanya berasal dari satu daerah yang sama. Atau dapat juga berdasarkan pada kesamaan etnis. Oleh sebab itu, dalam perkembangannya paguyuban ini pun lebih mengetengahkan fungsi aktif dan peran bagi para anggotanya yang berpatisipasi aktif karena terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ekonomi, sosial, serta jatidiri di dalam suatu kelompok masyarakat yang lebih luas dan heterogen. Dengan demikian, setiap paguyuban setidaknya berusaha menyiasati berbagai hubungan sosial yang...
Naskah Puspakerma sasak yang dipilih sebagai obyek pengkajian ini merupakan salah satu dari beberapa naskah sasak yang disimpan Bapak Irwan Holmes pemilik Galery 50 B Ciputat. Nasih salah satu versi naskah Puspakerma ini kurang menguntungkan. Karena ia dipandang tidak lebih dari barang yang setiap waktu ditawarkan dengan sejumlah rupiah atau dolar kepada pembeli yang pada umumnya pembeli asing. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7617/
Kidung Megat Kung merupakan salah satu bukti bagi masyarakat Bali dan sebagai cermin dari budaya tradisional Bali, walaupun kidung ini belum begitu terkenal bagi pecinta sastra Bali tetapi dari segi isi dan mutu tidak kalah bila dibandingkan dengan kidung atau geguritan yang lainnya. Di dalam Kidung Megat Kung ini tercermin tentang kehidupan pengarang yang menyatakan bahwa dirinya tiada arti di dunia ini karena hidup penuh dengan penderitaan. Disamping itu pula karya bukan saja ditujukan kepada dirinya sendiri melainkan juga untuk orang lain dari semenjak lahir. Bila hal ini kita simak betapa kehebatan pengawi pada waktu itu, dalam keadaan menderita mereka marnpu menciptakan sebuah karya sastra yang bernilai. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7792/
Tulisan ini akan mencoba menyingkap keberadaan satu di antara sekian banyaknya karya sastra Bali. Karya sastra yang akan disingkap dan dikaji ini adalah jenis sastra kidung yaitu Kidung Kaki Tuwa. Dipilihnya Kidung Kaki Tuwa (selanjutnya disingkat KKT) sebagai objek kajian analisis, bukan berarti bahwa KKT ini lebih berbobot dari segi makna, nilai dan fungsi dibandingkan dengan kidung-kidung lain dan juga naskah kakawin atau pun naskah geguritan. Kakawin dan geguritan sudah sering ditulis orang, sedang kidung baru sedikit yang sudah diteliti. Untuk mengulas semua jenis sastra kidung yang ada lagi ditambah dengan sastra kakawin dan sastra geguritan, memerlukan waktu yang cukup lama di samping biaya yang amat besar. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7791/
Jailolo, CNN Indonesia -- Kaki melangkah masuk ke dalam hutan dekat Desa Bukubuwalawa, Jailolo, Provinsi Maluku Utara. Siang itu, Kamis (4/5), saya diajak seorang bapak yang mau menebang Pohon Sagu untuk "memanen" ulat yang bakal dijadikan bahan masakan. Sabeta sebutan imut makhluk itu. Tak hanya Pohon Sagu, di dalam hutan juga banyak ladang milik warga yang ditanami beragam tumbuhan, salah satunya ialah Pohon Cengkih dan Pohon Pala. Dua jenis pepohonan tersebut merupakan saksi bisu kalau Maluku sempat tenar sebagai pulau penghasil rempah terbaik se-Indonesia. Bahkan Jailolo sempat didatangi oleh penjajah dari Portugis, Inggris dan Jepang yang berebut rempah. Tapi saat ini berladang rempah bukan jadi mata pencarian utama masyarakatnya lagi. Pemuda dan pemudi dari tanah yang super kaya ini sudah banyak yang merantau ke kota besar, tak sedikit yang menjadi tenaga kerja di luar negeri. Bapak yang berjalan bersama saya ke dalam hutan menghentikan...
" Aneka ragam khasanah budaya nusantara VI Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan (1994) Aneka ragam khasanah budaya nusantara VI. Direktorat Jenderal Kebudayaan. [img] Text Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara VI.pdf Download (69MB) Official URL: http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.ph ... Abstract Budaya indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan budaya dan dapat dimanfaatkan untuk menunjang wisata budaya. ITEM TYPE: Book SUBJECTS: Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Permainan Tradisional Pendidikan > Kebudayaan > Penelitian Pendidikan > Kebudayaan > Alat Musik Tradisional Pendidikan > Kebudayaan > Tarian Tradisional Pendidikan > Kebudayaan > Makanan Tradisional Pendidikan > Kebudayaan > Nilai Budaya Pendidikan > Kebudayaan > Rumah Tradisional Pendidikan > Kebudayaan...
" Dampak Penetapan WBTB Indonesia dalam daftar ICH UNESCO Marjanto, Damardjati Kun and Kusumah, Siti Dloyana and Makmur, Ade and Ulumuddin, Ihya and Efaria, Linda and Doenggio, Sri Merajiwaty (2018) Dampak Penetapan WBTB Indonesia dalam daftar ICH UNESCO. Badan Penelitian dan Pengembangan, Jakarta. ISBN 9786028613866 [img] Text document (4).pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (993kB) Abstract Penelitian ini penting dilakukan untuk melihat dampak terhadap warisan budaya tak benda yang sudah terdaftar di ICH UNESCO, dalam hal ini noken dan angklung. Selain dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari terdaftarnya WBTB Noken dan Angklung tersebut dalam daftar ICH UNESCO, penelitian ini terutama juga untuk melihat implementasi dari rencana tindak yang telah disusun oleh negara pihak pada saat mengajukan nominasi pendaftaran ke UNESCO. Implementasi rencana tindak tersebut penting sebagai laporan periodik perke...
" Ensiklopedi suku bangsa di indonesia Melalatoa, M. Junus (1995) Ensiklopedi suku bangsa di indonesia. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Jakarta. [img] Text Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia.pdf Download (169MB) Abstract Kebudayaan suku-suku bangsa di Indonesia, seperti juga kebudayaan dari masyarakat lainnya di luar Eropa, telah banyak mendapat perhatian dari kalangan masyarakat Eropa sejak sekitar abad ke-16 yang lalu. Orang-orang Eropa itu telah melahirkan tulisan-tulisan atau publikasi berupa kisah perjalanan, catatan penyiar agama, atau laporan dari para pegawai pemerintah jajahan, dan lain-lain. Sampai dengan akhir abad ke-19 yang lalu, publikasi- publikasi itu dapat dikatakan masih merupakan ""karangan tanpa keahlian"", yang mengandung banyak kelemahan kalau dilihat dari sudut ilmu Antropologi yang sudah semakin berkembang. Sejak periode awal tadi sampai dengan masa yang lebih akhir ini telah muncul himpunan publikasi yang jumlahnya amat ba...