Haroa ini dilaksanakan pada hari pertama Ramadhan. Pada masa silam, hari pertama Ramadhan dimeriahkan dengan dentuman meriam. Kini, dentuman meriam itu sudah tidak terdengar. Masyarakat merayakannya dengan doa bersama di rumah serta membakar lilin di kuburan pada malam hari. Sumber: http://www.timur-angin.com/2009/08/tradisi-haroa-yang-lestari.html
Upacara yang berkaitan dengan Nuzulul Qur’an (Qunut). Upacara ini biasanya dilaksanakan pada pertengahan bulan suci Ramadhan atau pada 15 malam puasa. Dulunya, masyarakat memeriahkannya dengan membawa makanan ke masjid keraton dan dimakan secara bersama-sama menjelang waktu sahur. Qunua dilakukan usai salat tarwih dan dirangkaian dengan sahur secara bersama-sama di dalam masjid. Sumber: http://www.timur-angin.com/2009/08/tradisi-haroa-yang-lestari.html
Upacara yang berkaitan dengan turunnya Lailatul Qadr di bulan suci Ramadhan. Upacara ini tgata pelaksanannya mirip dengan Qunua, yakni setelah salat Tarwih dirangkaikan dengan sahur secara bersama-sama di dalam masjid. Biasanya dilaksanakan pada 27 malam Ramadhan karena diyakini pada malam itulah turunnya Lailatul Qadr. Sumber: http://www.timur-angin.com/2009/08/tradisi-haroa-yang-lestari.html
Perkawinan dalam masyarakat Muna sangat unik yang berbeda dengan Suku lainnya di Indonesia. Sistem perkawinan ini telah ada semenjak dahulu kala sebelum masuknya agama Islam di Muna. Setelah datangnya Islam dan diterimanya agama ini oleh seluruh rakyat Muna, sistem perkawinan yang dahulunya tetap tidak berubah terutama yang berhubungan dengan masalah mahar (mas kawin). Yang berubah hanyalah proses ijab kabul-nya saja yang mengikuti ajaran Islam sebagai perkawinan dalam Islam. Pada suatu ketika salah seorang Cucu Raja La Ode Husein (La Ode Husein bergelar Omputo Sangia) yang bernama Wa Ode Kadingke (Putri La Ode Zainal Abidin yang menjadi Kapitalau Lasehao, mungkin semacam Adipati di Jawa) menikah dengan orang Asing (Suku Bugis). Perkawinan tersebut ditantang keras oleh Raja Muna yang saat itu bernama La Ode Sumaili yang tidak lain adalah saudara sepupu Wa Ode Kadingke. Alasan Raja menentang perkawinan tersebut adalah bertentangan dengan syariat Islam. Akan tetapi Wa Ode Kadin...
Tari Ntiarasino merupakan salah satu tarian atau kesenian asli Suku Muna. Menurut bahasa sastra Muna, Ntiarasino artinya yang dipuja. Ntiarasino merupakan ungkapan bahasa sastra Muna kepada orang yang menjadi patriot pejuang pembela tanah air dan juga ungkapan rasa haru mereka yang sangat mendalam. Karena gembiranya para gadis-gadis menyambut dengan mempersembahkan tari yang dibawakan oleh 6 orang putra putri dengan menggunakan perisai dan tombak. Sumber: http://suku-dunia.blogspot.co.id/2015/09/kebudayaan-suku-muna-di-sulawesi.html?m=1
A. Kangkilo Dalam Adat Muna 1. Pengertian Kangkilo dalam bahasa muna yang artinya sunatan merupakan adat masyarakat muna yang masih dilestarikan sampai saat ini. Kangkilo atau sunatan dilakukan pada saat anak beranjak dewasa dan pelaksanaannya sebelum acara katoba. Kangkilo ditinjau dari segi bahasa atau kosakata adalah bersih sedamgkan dalam pertiannya kangkilo adalah pembersiah diri. 2.Sejarah munculnya kangkilo di Muna Kangkilo muncul di muna pada saat penyebaran agama islam di muna yang di bawa oleh saudagar dari arab yang bernama sayyid arab ,masyarakat muna lebih mengenalnyadengan nama saidji rabba yang artinya sayyidina dari arab. Beliau menyebarkan agama islam di muna tidak serta merta hanya secara teoritis, namun dengan penerapan dan kaidah-kaidah dalam berislam. Terutama pentingnya kangkilo atau sunatan dalam mencegah najis yang ada pada manusia. 3. Makna kangkilo Makna dari kangkilo yaitu sebagai pembersihan diri, dalam adat istiadat muna seorang anak yang beranjak remaja...
Budaya kematian dilakukan sesuai yang digariskan dalam islam dimandikan,dikafani,disholatkan dan dikuburkan. Pataino itolu/2 hari setelah kematian Tujuannya agar si mayyit yang saat itu sudah membengkak dapat diringankan siksa kubur.biasanya pada saat pataino itolu dilaksanakan dengan kafongkorano ratibu yaitu pegawai syara yang berjumlah 5-8 orang mengucapkan tahlil setiap waktu sholat dengan total tahlil yang diucapkan sebanyak 210 ribu kali sampai waktu subuh hari ketujuh kematian. Itolu/3 hari setelah kematian Tujuannya agar si mayyit yang sudah semakin membengkak dapat diringankan siksa kuburnya. Pataino ifitu/ 6 hari setelah kematian Tujuannya agar si mayit yang saat itu sudah mulai pecah-pecah dapat diringankan siksa kuburannya.pada saat pataino ifitu sekaligus dilaksanakan “kasongkono ratibu&r...
Tari Molulo adalah salah satu jenis tarian yang berkembang diwilayah Sulawesi Tenggara,tarian ini berasal dari budaya suku Tolaki,tarian ini dilalukan pada upacara-upacara adat seperti pernikahan,serta pelantikan raja dan juga upacara pesta panen. Nilai esensi serta filosofi dari tarian ini adalah ikatan persahabatan atau kekeluargaan serta sebagai simbol hilangnya batasan-batasan sosial seperti kekayaan dalam masyarakat,hal ini cirikan dengan tatacara pelaksanaan tarian lulo itu sendiri,dimana orang-orang dari berbagai kalangan usia serta gender saling menggenggam tangan satu sama lain membentuk lingkaran dengan diiringi tabuhan musik gong,semua orang dari berbagai kalangan dapat mengikuti tarian ini dengan menyelaraskan gerakan bersama orang disamping kanan atau kirinya. OSKMITB2018
Tari Bosu merupakan salah satu jenis tarian yang dilakukan oleh gadis-gadis di Buton dengan spesifikasi berupa gerakan memakai buyung (tempat air dari tanah liat). Tarian berasal dari Kelurahan Melai Kecamatan Betoambari sekitar 3 km dari pusat Kota Bau-Bau.