Kandara Sulawesi Tenggara (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Hoinu atau tumbuhan yang memiliki nama Abelmoschus esculentus (L.) Moench merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan dalam perawatan paska persalinan yaitu dengan cara mengkonsumsi sayuran dari daun dan buahnya. Tanaman ini bukan tumbuhan asli Indonesia, diduga berasal dari Asia Tenggara (Siemonsma, 1994), namun telah beradaptasi dengan kondisi alam pulau Wawonii dan diperkirakan telah dibudidayakan oleh masyarakat setempat lebih dari 100 tahun yang lalu. Menurut kepercayaan, bibit atau biji jenis tumbuhan ini dibawa masuk oleh saudagar-saudagar dari luar ke Pulau Wawonii melalui Pulau Buton (Bau-Bau) yang merupakan pintu gerbang perdagangan rempah-rempah untuk kawasan Indonesia bagian timur. Penanaman tumbuhan ini umumnya bersamaan dengan penanaman padi ladang, pemanenan pertama dilakukan setelah 3-4 bulan masa tanam. Pemanfaatan lain tumbuhan ini sebagai obat yaitu untuk obat penurun panas/demam dengan cara menumbuk daun tua kemudian ditapelkan di dahi.
Kendari memiliki salah satu makanan yang sangat digemari dan biasanya disebut mosolori atau massonggi. Massonggi ini terbuat dari sagu dan air panas yang dicampur, dan memiliki menu lauk yang beragam yaitu ikan berkuah( ikan cakalang atau sejenisnya ), sayur bening( sayur macam apapun ), cabe tumis atau cabek ulekkan dan beri jeruk nipis sebagai pelengkap. Mosolori atau massonggi ini menjadi makanan khas suku Tolaki dan hampir sama dengan kapurung namun beda penyajian.
Penerbitan buku Kampungku Di Sulawesi Tenggara ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan apresiasi masyarakat khususnya generasi muda terhadap budaya bangsa yang beraneka ragam. Tulisan ini secara umum juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk masyarakat dalrun menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa dan ikut berperan serta dalam usaha pelestarian, pembinaan dan pengembangan budaya bangsa. Buku terbitan ini tentunya masih jauh dari sempuma, oleh karena itu kritikan dan saran akan kami terima dengan senang hati. Akhimya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian buku ini,kami ucapkan terima kasih. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/10620/
Makanan ini adalah salah satu jenis makanan yang hanya dihidangkan pada waktu-waktu tertentu, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW(Haroana Maludu) ,Acara besar atau proses keagamaan, dan Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha, Makanan ini terdiri dari waje,onde-onde, baruasa,bolu khas buton,kalo-kalo dan jenis makanan lainnya yang dihidangkan dalam satu talang .
Perangi adalah hidangan laut yang berasal dari Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Makanan ini berbahan dasar ikan segar. Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan karang. Hidangan laut yang sering disebut sashimi ala waktobi ini merupakan makanan yang mentah yang diolah dengan bumbu khas. Masyarakat Pulau Kaledupa memanfaatkan bahan-bahan alam sekitar dalam membuat hidangan ini. Contohnya adalah ikan karang, atau ikan-ikan yang tinggal di terumbu karang. Selain itu, walaupun bumbunya sederhana, namun Perangi memiliki ciri khas dari tekstur yang lembut dan perpaduan rasa asam, asin dan gurih dari bumbunya. Perangi disajikan untuk makanan sehari-hari. Bahan: Ikan mentah yang segar (biasanya ikan Karang) Jeruk Nipis secukupnya Bawang merah sekucupnya Cabai rawit sesuai selera Garam dan penyedap rasa secukupnya Alat masak: Wadah (dapat memakai mangkok atau baskom) Pisau Talenan Pengaduk (dapat memakai sendok atau spatula) Alat seru...
" Kaki Arca Terrakota Andika, Saputra Kaki Arca Terrakota. [Image] [img] Image WhatsApp Image 2020-03-30 at 17.30.44.jpeg Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (92kB) | Preview Abstract kaki arca terra kota yang ditemukan di situs gua tengkorak wiwirano sulawesi tenggara ITEM TYPE: Image SUBJECTS: Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Arkeologi DIVISIONS: Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan > Pusat Penelitian Arkeologi Nasional > BALAR Sulawesi Selatan DEPOSITING USER: Lenrawati Lenrawati DATE DEPOSITED: 03 Apr 2020 11:54 LAST MODIFIED: 03 Apr 2020 11:54 URI: http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/17732 Actions (login required) View Item View Item Insert keyword here... USER MENU LOGIN Copyright by Perpustakaan Kemendikbud. Powered by APW Themes. All rights reserved. Toggle"
Bahan-bahan: 2 ekor ikan kakap merah, cuci dan bersihkan, potong bbrp bagian Daun kemangi (secukupnya) 4 siung bawang merah, iris 2 siung bawang putih, iris 6 buah cabai rawit merah, utuh 1 buah cabai merah jumbo, iris serong 1 buah jeruk nipis 1 sdm air asam jawa 1 batang serai, geprek 2 cm jahe, geprek 4 lembar daun jeruk 1 buah tomat, potong jadi 4 Kunyit bubuk (secukupnya) Garam Gula Lada bubuk Air Cara membuat: Lumuri ikan dengan air jeruk nipis+garam, diamkan selama 3-4 jam. Sisihkan. Didihkan air secukupnya, masukkan bawang merah dan bawang putih, aduk, tambahkan cabai merah iris dan cabai rawit utuh, batang serai geprek, jahe geprek, daun jeruk. Masukkan kunyit bubuk, air asam jawa, air jeruk nipis, garam gula, lada bubuk, aduk sebentar, lalu masukkan ikan kakap merah, masak hingga mendidih dan ikan matang, aduk lagi dan koreksi rasa. Masukkan tomat potong dan daun kemangi, aduk sebentar saja. Angkat dan sajikan.
Bahan-bahan: Secukupnya sinonggi Secukupnya minyak goreng Cara membuat: Siapkan sinonggi yang tidak habis. Potong atau iris tipis agar cepat kering waktu di jemur. Seperti gambar ini setelah dijemur. Dan siapkan bahan. Panaskan minyak goreng. Kemudian goreng sampai matang. Angkat dan sajikan.