Hai Sobat Budaya, apakah kalian sudah pernah dengar Tradisi Makan Bejamba ? Yap, pastinya kalian belum tahu kan. Nah, kali ini saya ingin memperkenalkan Tradisi Makan Bejamba kepada kalian. Makan Bejamba pertama kali berasal dari Koto Gadang, kabupaten Agam, Sumatera Barat dan keberadaannya sudah ada sejak agama Islam masuk ke Minangkabau sekitar abad ke-7. Oleh karena itu, adab-adab yang ada dalam tradisi ini umumnya didasarkan pada ajaran Islam terutama Hadits. Beberapa adab dalam tradisi ini di antaranya adalah seseorang hanya boleh mengambil apa yang ada di hadapannya setelah mendahulukan orang yang lebih tua mengambilnya. Makan bajamba atau dapat disebut makan barapak merupakan tradisi makan yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dengan duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan atau tempat yang telah ditentukan. Tradisi ini umumnya dilangsungkan pada hari-hari besar agama Islam dan dalam berbagai upacara adat, pesta adat, dan pertemuan penting lainnya. Makan bajamba...
Tari Lilin merupakan salah satu tarian tradisional dari Sumatera Barat . Seperti namanya, tarian ini dimainkan oleh para penari dengan menggunakan piring kecil dengan lilin yang menyala di atasnya sebagai atribut menari. Tarian lilin dimainkan oleh sekelompok penari dengan gerakan yang atraktif dan seirama dengan alunan musik yang mengiringinya. Tarian ini merupakan salah satu tarian yang terkenal di Indonesia dan menjadi salah satu icon tarian tradisional di Sumatera Barat, khususnya masyarakat Minangkabau . Sejarah Tari Lilin Menurut beberapa sumber yang kami dapatkan, tarian ini ternyata dulunya merupakan salah satu tarian istana dan biasa ditampilkan pada malam hari. Konon asal usul dari tarian ini tidak lepas dari cerita rakyat. Dalam cerita rakyat tersebut diceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seorang gadis yang ditinggal oleh tunangannya untuk pergi berdagang. Suatu hari sang gadis kehilangan ci...
Halo teman-teman pecinta kuliner! Pernah makan rendang? Pasti pernah dong. Rendang adalah salah satu makanan khas daerah Sumatera Barat yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, yang mana bahan dasarnya adalah daging sapi, santan, dan juga bumbu-bumbu dapur lainnya. Daging dimasak bersamaan dengan santan dan bumbu hingga matang dan kuahnya asat. Cita rasa yang dimiliki Rendang tentu sangat khas bukan ? Lalu, apa teman-teman tahu masakan lainnya yang mirip dengan Rendang? Ya, Kalio Daging! Kalio Daging juga memiliki bahan dasar yang sama dengan Rendang, hanya saja perbedaannya adalah Kalio Daging tidak dimasak hingga bumbunya asat. Tentunya menghasilkan daging yang lebih lembut dan kaya akan kuah. Eits, jangan khawatir kalau Kalio Daging ini belum matang. Sudah matang kok, dan teman-teman bisa menyajikannya dengan sepiring nasi hangat dan juga sayur cempedak! Hmmm nikmat sekali bukan masakan khas Sumatera Barat yang satu ini? (Image source by google)
Pakaian ini merupakam lambang kebesaran wanita Minangkabau yang disebut "Limpapeh Rumah nan gadang". Busana ini hanya dipakai pada acara-acara tertentu yang menggunakan acara adat, seperti jamuan pengantin, pengukuhan penghulu, dan lainnya. Limpapeh sendiri artinya tiang tengah pada sebuah bangunan dan tempat memusatkan segala kekuatan tiang-tiang lainnya. Apabila tiang tengah ini ambruk maka tiang-tiang lainnya ikut jatuh berantakan. Pakaian ini melambangkan kebesaran perempuan suku Minangkabau dalam mengatur rumah tangga. Dengan kata lain perempuan di Minangkabau merupakan tiang kokoh dalam rumah tangga. Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang tidak sama ditiap-tiap nagari, seperti dikatakan "Lain lubuk lain ikannyo, lain padang lain bilalangnyo". Akan tetapi, beberapa kelengkapan khusus yang pasti ada dalam jenis-jenis pakaian tersebut. Perlengkapan ini antara lain tingkuluak (tengkuluk), baju batabue, minsie, lambak atau sarung, salempang, dukuah (kalung), galang (gelang), dan bebera...
Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan. Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Gelombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai dengan tangga nada do dan diakhiri dengan si.[butuh rujukan] Talempong biasanya d...
Senjata tradisional Sumatera Barat yang paling populer adalah kerambit. Kepopuleran senjata ini sangat luar biasa, karena serangan yang ditimbulkannya sangat mematikan. Saking mematikannya, senjata ini bahkan diadopsi oleh US Marshal sebagai senjata wajib setiap tentaranya. Kerambit merupakan sebuah pisau dengan lengkungan siku pada bilahnya. Bilah yang tajam dan ujung yang runcing membuat ia dapat melukai lawan dengan efek fatal. Sekalipun dari luar, kulit yang terkena hanya terlihat tersayat saja, namun karena ketajamannya, ia bisa menimbulkan luka dalam yang dapat memutus urat dan otot mereka yang terkena. Banyak sejarahwan mancanegara yang telah meneliti senjata khas masyarakat Minangkabau ini. Catatan dari Asian Journal British di tahun 1827 menyebutkan bahwa tentara minang di masa perang kemerdekaan kerap dipersenjatai dengan keris di pinggang, tombak di tangan, dan kerambit di simpan di bagian. Sesuai bentuknya, pisau ini hanya bisa digunakan untuk serangan jarak dekat.
Berikut penjelasan singkat makna lagu Malam Bainai dari Minangkabau, Sumatera Barat Lagu Malam Bainai merupakan lagu daerah yang berasal dari Minangkabau Sumatera Barat. Adapun Lagu Malam Bainai ini menceritakan tentang malam bainai, yang merupakan tradisi masyarakat Sumatra Barat, yang dilangsungkan pada malam hari sebelum calon anak daro melangsungkan akad nikah pada besok paginya. Secara harfiah, bainai artinya melekatkan tumbukan halus dari daun pacar merah ke kuku-kuku jari calon pengantin wanita. Tumbuhan ini jika dibiarkan lekat semalam, akan meninggalkan bekas warna merah cemerlang pada kuku. Acara malam bainai sering diawali dengan acara mandi-mandi yang dilaksanakan khusus oleh wanita-wanita pada siang hari atau sore hari. Kira-kira mirip dengan acara siraman dalam tradisi Jawa. Adapun anak daro dibawa dengan arak-arakan menuju ketepian atau kepincuran tempat mandi umum yang tersedia di kampungnya.
“Sumando” Kedudukan Suami dirumah Istri adat Minangkabau Disamping menganut sistem eksogami dalam perkawinan, adat Minang juga menganut paham yang dalam istilah antropologi disebut dengan sistem "matri-local" atau lazim disebut dengan sistem "uxori-local" yang menetapkan bahwa marapulai atau suami bermukim atau menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat istri, atau didalam lingkungan kekerabatan istri. Namun demikian status pesukuan marapulai atau suami tidak berubah menjadi status pesukuan istrinya. Status suami dalam lingkungan kekerabatan istrinya adalah dianggap sebagai "tamu terhormat", tetap dianggap sebagai pendatang. Sebagai pendatang kedudukannya sering digambarkan secara dramatis bagaikan "abu diatas tunggul", dalam arti kata sangat lemah, sangat mudah disingkirkan. Namun sebaliknya dapat juga diartikan bahwa suami haruslah sangat berhati-hati dalam menempatkan dirinya dilingkungan kerabat istrinya. Dalam struktur...