Terdepat beberapa bagian/sektor prajurit dalam Kekratonan Yogyakarta. Secara umumnya, jenis busana ini cukup dikenali sebagai busana tradisional Jawa. Busana yang biasa digunakan antara lain: Sabukwala Padintenan Hiasan kepala: tlesepan (tusuk konde kanan). Perlengkapan: kain batik tulis, kebaya, lonthong, kamus. Perhiasan: subang, kalung, gelang. Busana ini untuk para putri sehari-hari. Kencongan Hiasan kepala: sisir melengkung. Perlengkapan: kain batik, surjan dari bahan sutera, lonthong, kamus. Perhiasan: sangsangan tanggalan. Busana ini untuk kakung Ubet-Ubet Hiasan kepala: ukel tekuk. Perlengkapan: kain batik untuk nyamping, semekan batik, embong, kamus, gesper kupu dan samir. Perhiasan: subang, cincin. Busana ini untuk para bedaya. Semekan Tritik Ukel: tekuk, ceplok-jenthit. Perlengkapan: kain batik tulis, seredan, semekan tritik, kacu, dan bros. Perhiasan: subang. Busana ini untuk seorang putri yang telah menikah dalam menghadiri upacara sederhana, m...
Dimulai sejak tahun 1925, Bo Liem, seorang peminat seni wayang keturunan Tionghoa yang tinggal di Surakarta membuat aneka cerita dari dunia binatang lewat pagelaran Wayang Kancil. Ada sekitar 100 karakter binatang dengan gaya wayang tradisional Jawa dibuat. Wayang kancil menyajikan cerita-cerita fabel Jawa seperti dari serat Kancil Kridomartono, serat Kancil Salokadarmo atau serat Kancil Amongsastro. Saat ini, salah satu dalang yang melestarikan Wayang Kancil adalah Ki Lejar Subroto, yang tinggal di Yogyakarta. Bersama Ki Lejar, Wayang Kancil telah melanglang buana menjelajah manca negara.
Tradisi idul fitri yang kental dengan muatan budaya Jawa. Tradisi Garebeg Syawal yang merupakan salah satu atraksi budaya menarik yang berlokasi di halaman Mesjid Gedhe Kauman dan jalanan sekitarnya. Kegiatannya adalah membagikan gunungan raksasa berupa hasil bumi kepada masyarakat di Masjid Gede Kauman. Gunungan sendiri memilik makna tauhid yang artinya manusia hendaknya selalu berdoa kepada Allah SWT. Sebagai acara masyarakat Jogja, upacara ini memiliki harapan agar Sri Sultan panjang umur dan selalu sejahtera, serta Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat selalu lurus dan diberkahi.
Kawung diambil dari nama pohon kolang-kaling (buahnya). Artinya dalam kaweruh Jawi melambangkan ajaran sangkan paraning dumadhi. Atau ajaran terjadinya kehidupan manusia menurut Kejawen. Sedulur papat lima pancer. Pada awal Surakarta batik Kawung dipakai untuk kerabat Raja saja. Setelah mataram terbagi menjadi dua (Yogjakarta dan Surakarta) batik ini digunakan orang yang berbeda. Di Surakarta dikenakan kerabat Ponokawan (dalam pewayangan/abdi dalem). Sedangkan di Yogyakarta digunakan oleh abdi Sentana Ndhalem. Batik Kawung yang diambil dari ornamen buah pohon kolang-kaling mempunyai nilai filosofis mengisyaratkan supaya eling (ingat) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa jenis Batik Kawung adalah Kawung Picis (diambil dari nama uang 10 sen), batik Kawung Bribil (uang pecahan 25 sen) dan batik kawung sen (uang pecahan 1 sen). Selain itu, secara umum, motif Kawung juga sering dikaitkan dengan filosofi bahwa keinginan dan usaha yang keras akan selalu membuahkan hasil, seperti rejek...
Berbicara tentang pakaian adat pengantin Osing Banyuwangi, cukup menarik. Apabila kenyataan tertumpu pada kenyataan yang sekarang. Tidak jauh berbeda dengan masyarakat lain, kendatipun sebagian besar masyarakat Osing berdomisili di daerah pedesaan, tetapi karena letak desa - desa yang banyak dihuni masyarakat Osing di daerah banyuwangi ini tidak terlalu jauh dari kota Banyuwangi, maka pengaruh modernisasi, utamanya yang berhubungan dengan adat perkimpoian dan pakaian pengantinnya telah masuk pula ke pedesaan. Gejala yang terlihat adalah adanya kecenderungan pengantin gaya Solo atau Yogyakarta. Keinginan ini tidak terlalu sulit diwujudkan karena banyak juru paes pengantin yang siap dengan pakaian tersebut. Bila diperhatikan dengan seksama, bagian - bagian dari pakaian pengantin tradisional masyarakat Osing Banyuwangi menunjukkan adanya campuran antara pakaian pengantin Jawa, pakaian tradisional Madura, Bali dan luarJawa. Pengantin pria memakai kuluk seperti kuluk yang dipaka...
Sebagai pusat kerajaan-kerajaan besar terdahulu, pulau Jawa khususnya kota Yogyakarta / Jogja memiliki kesenian khas dan kebudayaan yang tinggi, bahkan merupakan pusat serta sumber kesenian di Indonesia. Salah satu budaya yang sekarang masih ada dan diperingati setian tahunnya adalah upacara Bekakak. Pada bulan Safar Masyarakat Desa Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta, melaksanakan berbagai ritual atau upacara adat. Ritual tersebut biasa dikenal dengan nama Saparan Bekakak. Nama Saparan diambil dari nama bulan Safar yang biasa dilafalkan oleh masyarakat Jawa menjadi bulan Sapar. Nama Bekakak sendiri karena dalam peelengkapan upacara ini terdapat sepasang pengantin bekakak. Upacara adat ini sudah berlangsung sejak masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I, tepatnya antara tahun 1755 hingga 1792. Ritual ini digelar sebagai bentuk permohonan keselamatan warga Gamping. Tradisi yang sudah berumur hampir seusia Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini bermula dari kisah sepasang...
Ki Lurah Bagong adalah nama salah satu tokoh punakawan dalam kisah pewayangan yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur . Tokoh ini dikisahkan sebagai anak bungsu Semar . Dalam pewayangan Sunda juga terdapat tokoh panakawan yang identik dengan Bagong, yaitu Cepot atau Astrajingga . Namun bedanya, menurut versi ini, Cepot adalah anak tertua Semar. Dalam wayang banyumasan Bagong lebih dikenal dengan sebutan Bawor . Ciri fisik Sebagai seorang panakawan yang sifatnya menghibur penonton wayang , tokoh Bagong pun dilukiskan dengan ciri-ciri fisik yang mengundang kelucuan. Tubuhnya bulat, matanya lebar, bibirnya tebal dan terkesan memble . Dalam figur wayang kulit, Bagong membawa senjata kudi . Gaya bicara Bagong terkesan semaunya sendiri. Dibandingkan dengan ketiga panakawan lainnya, yaitu Semar , Gareng , dan Petruk , ma...
Raja Jakobus Manoppo ialah raja Bolaang Mongondow yang pertama mendapatkan pendidikan di Hoofden School Ternate, karena ia telah dibawa oleh pedagang V.O.C. sesudah melalui persetujuan ayahnya raja Loloda Mokoagow (datu Binagkang). Jakobus Manoppo adalah raja ke-10 yang memerintah pada tahun 1691-1720, yang diangkat oleh V.O.C., walaupun pengangkatannya sebagai raja tidak direstui oleh ayahnya. Jakobus Manoppo pada saat dilantik menjadi raja beragama Roma Katolik. Pada zaman pemerintahan raja Cornelius Manoppo, raja ke-16 (1832), agama Islam masuk daerah Bolaang Mongondow melalui Gorontalo yang dibawa oleh Syarif Aloewi, yang kawin dengan putri raja itu tahun 1866. Karena keluarga kerajaan sebelum raja Cornelius Manoppo memeluk agama Islam, maka agama itu dianggap sebagai agama raja, sehingga sebagian besar penduduk Bolaang Mongondow memeluk agama Islam juga telah turut memengaruhi perkembangan kebudayaan dalam beberapa segi kehidupan masyarakat. Over de Vorsten van Bolaang Mongondow...
Kaligrafi aksara Jawa merupakan kebudayaan Jawa warisan nenek moyang masyarakat Jawa. Tidak seperti batik yang kini sudah lestari, kaligrafi aksara Jawa bisa dikatakan terancam punah. Fan Page dan Group Kaligrafi Aksara Jawa di Facebook: Kaligrafi Jawa dan Kaligrafi Aksara Jawa. Twitter: @KaligrafiJawa Foto Relief Kaligrafi Aksara Jawa yang terbuat dari limbah kertas. Water resistant (tahan air). Bunyi: Kembang. Jika anda tertarik dengan produk ber-Kaligrafi Aksara Jawa, di Yogyakarta ada Rikswa Craft yang memproduksi Hiasan Dinding Relief Kaligrafi Aksara Jawa dari Limbah Kertas. Produk Rikswa Craft ini juga dapat dijumpai di Mirota Batik Jl. Malioboro Yogyakarta. Anda juga bisa memesan nama anda untuk dibuat Relief Kaligrafi Aksara Jawanya. Sebaiknya anda memesan satu minggu sebelum datang ke Jogja, sehingga ketika sudah sampai di Jogja tinggal membawa pulang Relief Kaligrafi Aksara Jawa yang sudah anda pesan.