Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong royongan rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya bersukaria bersama-sama.
Tari Payung : Ditarikan oleh sepasang muda-mudi dengan payung di tangan, sang pria melindungi kepala sang wanita, sebuah perlamban perlindungan lelaki terhadap wanita.
Negeri Koto Nan Ampek adalah sebuah daerah yang terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Konon, daerah yang subur ini dulunya merupakan kawasan hutan lebat. Oleh masyarakat sekitar, kawasan ini dijadikan permukiman dan diberi nama Nagari Koto Nan Ampek dan Koto nan Gadang. Mengapa daerah tersebut diberi nama Nagari Koto Nan Ampek dan Koto nan Gadang? Temukan jawabannya dalam cerita Asal Mula Negeri Koto Nan Ampek berikut ini! * * * Alkisah, di sebuah nagari di daerah Minangkabau, Sumatra Barat, ada sebuah kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang bergelar Baginda Mulia Nan Arif Bijaksana. Diberi gelar demikian karena ia seorang raja yang sungguh arif dan bijaksana. Ia senantiasa menjalankan segala kewajibannya sebagai seorang raja dan memberikan segala sesuatu yang menjadi hak rakyatnya. Rakyat negeri ini senantiasa hidup aman, tentram dan makmur. Betapa tidak, selain memiliki raja yang arif dan bijaksana, mereka juga mem...
Secara harfiah bainai artinya melekatkan tumbukan halus daun pacar merah yang dalam istilah Sumatera Barat disebut daun inai ke lengan dan kuku-kuku jari calon pengantin perempuan (anak daro). Tumbukan halus daun inai ini kalau dibiarkan lekat semalam, akan meninggalkan bekas warna merah yang cemerlang pada kuku. Untuk melaksanakan acara ini calon anak daro didandani dengan busana khusus yang disebut baju tokah dan bersunting rendah. Tokah adalah semacam selendang yang dibalutkan menyilang di dada sehingga bagian-bagian bahu dan lengan tampak terbuka. Setelah didandani, calon anak daro duduk di pelaminan. Disana para tamu dan sanak saudara telah berkumpul untuk mengaji dan berdo'a bersama, kemudian melantunkan shalawat nabi sambil diiringi prosesi tepung mawar. Setelah prosesi tepung mawar selesai, sebagai salah satu keharusan dalam malam berinai, calon anak daro diharuskan menari. Dua gadis dan tiga jejaka telah siap menyambut calon anak daro untuk menari. Mereka berbaris membe...
Tari piring, atau yang sering disebut Tari Piriang oleh masyarakat Sumatera Barat merupakan tari yang dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai bentuk rasa syukur karena bagusnya hasil panen. Tarian ini ditarikan oleh pemuda maupun pemudi yang menari-nari dengan piring di tangan mereka. Ada tiga gerakan inti pada tari piring, yaitu tupai bagaluik (tupai bergelut), bagalombang (bergelombang), dan aka malilik (akal melilit). Namun karena masuknya agama Islam, tari piring kini hanya dipentaskan jika ada acara hajatan atau acara besar, seperti pernikahan. Tarian ini biasanya ditarikan dengan personil ganjil (tiga, lima, tujuh, dst).Salah satu yang khas dari tari piring adalah adanya atraksi lempar piring, yang kemudian akan dilanjutkan dengan para penari yang bergantian menginjak pecahan-pecahan piring tersebut. Sesuatu yang terdengar ekstrim dan mendebarkan. Namun, tidak akan ada darah berceceran akibat kaki penari yang terluka. (Sumber : http://www.gosumatra.com/tari-piring-khas-su...
Cipt. Tiar Ramon Balari lari bukannyo kijang Pandan tajamua di muaro Kami manari basamo samo Paubek hati dunsanak sadonyo Ikolah indang oi Sungai Garinggiang Kami tarikan basamo samo Sambuiklah salam oi sambah mairiang Pado dunsanak alek nan tibo Bamulo indang ka ditarikan Salam bajawek (ondeh) ganti baganti Lagu lah indang kami nyanyikan Supayo sanak (ondeh) basuko hati Dindin badindin oi dindin badindin Dindin badindin oi dindin badindin Di Batu Basa oi Aua Malintang Di sinan asa nagari kami Kami tarikan oi tarinyo indang Salah jo jangga tolong pelok’i Kabekkan jawi di tangah padang Baoklah pulang (ondeh) di hari sanjo Kami manari jo tari indang Paubek hati (ondeh) urang basamo Dindin badindin oi dindin badindin Dindin badindin oi dindin badindin Baralah tinggi oi si buruang tabang Panek malayok ka hinggok juo Banyak ragamnyo oi budayo datang...
Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran , kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni lagu , musik , tari , drama dan silat menjadi satu Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat. Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang didalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan janang. Randai dalam sejarah Minangkabau memiliki sejarah yang lumayan panjang. Konon kabarnya ia sempat dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Tanah Datar ketika mesyarakat tersebut berhasil menangkap rusa yang keluar dari laut. Randai dalam masyarakat Minangkabau adalah suatu kesenian yang dimainkan oleh beberapa orang dalam artian berkelompok atau beregu, di...
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan. Tari Piring merupakan sebuah simbol masyarakat Minangkabau. Di dalam tari piring gerak dasarnya terdiri daripada langkah-langkah Silat Minangkabau atau Silek. Pada awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis. Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari...
Tari Payung Tari Payung adalah salah satu tari klasik dari Daerah Minang dan menggambarkan kasih sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi dengan payungnya.Tarian ini memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara berpasang-pasangan. Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang untuk penari wanita.Musiknya cukup variatif, mulai dari agak pelan, lalu agak cepat dan cepat, sangat dinamis. Tari ini biasa dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pameran, dan lain sebagainya. Tari Payung merupakan tari tradisi Minangkabau yang saat ini telah banyak perubahan dan dikembangkan oleh senian-seniman tari terutama di Sumatra Barat. Awalnya tari ini memiliki makna tentang kegembiraan muda mudi (penciptaan) yang memperlihatkan bagaimana perhatian seorang laki-laki terhadap kekasihnya. Payung menjadiicon bahwa keduanya menuju satu tujuan yaitu membina rumah tangga...