Batombe, tradisi yang berasal dari nagari Abai, kecamatan Sangir Batang Hari, kabupaten Solok Selatan, provinsi Sumatera Barat, adalah pertunjukan balas-membalas pantun antara kaum laki-laki dan kaum perempuan. Kesenian Batombe ini bermula dari kisah pembangunan Rumah Gadang (besar) 21 Ruang. Konon, sebelum masa penjajahan Belanda, wilayah yang saat ini dikenal sebagai Nagari Abai merupakan perkampungan yang masih sangat sunyi dan dikelilingi oleh hutan belantara sehingga menimbulkan rasa cemas dan was-was. Sewaktu-waktu, satwa liar yang mendiami hutan belantara seperti harimau, babi hutan dan ular bisa menjadi ancaman. Untuk itu, maka pucuk adat, tokoh agama, dan pemuka masyarakat melakukan musyawarah dan didapatkan kesepakatan untuk membangun rumah gadang 21 ruang. Masyarakat mulai mempersiapkan pembangunan secara bergotong royong dengan mencari pohon yang tepat untuk dijadikan penyangga bakal rumah gadang dan bahan baku lainnya untuk bangunan yang diambil dari hutan yang...
Danau Kembar ini berada di Kawasan Danau Kembar yang letaknya ada di Kecamatan Lembang Jaya dan Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Jaraknya sekitar 60 kilometer dari pusat kota Padang atau sekitar 50 kilometer dari pusat kota Solok. Ada sebuah cerita yang turun temurun di sampaikan mengenai Legenda terbentuknya Danau Kembar ini, berikut dibawah ini ceritanya. Di zaman dahulu kala ada seorang niniak (Orang yang Sudah Tua) yang bernama Niniak Gadang Bahan yang kerjanya adalah Maarik kayu (membuat papan/tonggak). Niniak ini sangat unik, badannya besar tinggi dan bahannya sebesar Nyiru. Bahan yang dimaksud di sini adalah beliungnya/kampak (alat untuk menebang kayu dan membuat papan). Nyiru adalah tempat menempis beras yang lebarnya kira-kira 50cmx80cm. Setiap berangkat ke hutan niniak ini tidak lupa membawa beliungnya. Niniak ini makannya hanya sekali seminggu, tapi sekali makan 1 gantang. Untuk mendapatkan kayu/papan yang bagu...
Tersebutlah seorang raja yang memerintah di nagari Koto Anau, Raja Anaiyo namanya. Raja Anaiyo dikenal buruk kelakuannya. Ia kejam dan sewenang-wenang. Kekejamannya tidak hanya terbatas pada orang lain, bahkan terhadap keluarganya sendiri juga. Ia juga gemar berjudi. Salah satu istri Raja Anaio bernama Puti Bungsu. Enam kakak Puti Bungsu telah lama merantau dan mendapatkan keberhasilan dalam perantauannya. Mengetahui enam kakak istrinya berharta banyak, timbullah dengki dan iri hati Raja Anaiyo. Secara rahasia ia memerintahkan orang-orang kepercayaannya untuk meracuni enam kakak istrinya itu. Semua harga kekayaan enam kakak Puti Bungsu itu akhirnya jatuh ke tangan Puti Bungsu setelah enam kakaknya meninggal dunia. Dengan kejam Raja Anaiyo lantas meminta semua harta peninggalan enam kakak istrinya itu. Semua harga kekayaan itu lantas dibuatnya untuk berjudi. Habislah semua harta itu di perjudian. Raja Anaiyo kembali meminta harta kepada Puti Bungsu. “Sungguh, aku tidak...
Danau Singkarak dengan luas 107,8 m2 merupakan danau terluas kedua setelah Danau Toba di Pulau Sumatra, Indonesia. Danau yang berada di ketinggian 36,5 meter dari permukaan laut ini terletak di dua kabupaten di Provinsi Sumatra Barat, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Jika para wisatawan yang ingin menikmati keindahan panorama Danau ini, ada beberapa titik yang perlu di singgahi yakni di Daerah Kenagarian Kacang, Paninggahan, Malalo dan Pitalah. Menurut penduduk setempat ada sebuah cerita yang turun temurun di”kaba” kan tentang asal mula terbentuk nya Danau Singkarak. Bagaimana terbentuk nya Danau Singkarak? Kita simak dibawah ini mengenai Legenda Terbentuknya Danau Singkarak Pada zaham dahulu kala, di sebuah taratak kecil di nagari Minangkabau, menetaplah keluarga Pak Buyung. Pak Buyung tinggal di sebuah gubuk kecil di pinggir sawah bersama istri dan seorang putra. Putra pak Buyung masih kecil , Ia bernama Indra. Sehari-hariny...
Kepulauan Mentawai adalah nama salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Barat. Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari 4 kelompok pulau utama yang berpenghuni, yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan yang mayoritas dihuni oleh suku Mentawai. Di sekitar keempat pulau utama tersebut terdapat beberapa pulau kecil yang telah diberi nama. Pemberian nama untuk pulau-pulau kecil tersebut terkait dengan pengembaraan masyarakat suku Mentawai dari daerah Simatalu, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat untuk mencari daerah baru. Pulau-pulau manakah yang dimaksud dalam cerita ini? Berikut kisahnya dalam cerita Asal Mula Nama Pulau-pulau Di Mentawai . Dahulu, suku Mentawai masih tinggal dalam satu kampung bernama Simatalu yang kini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Siberut Utara. Mereka senantiasa hidup rukun dan saling menghormati satu sama lain. Suatu ketika, kerukunan masyarakat di kampung itu terpecah ak...
Telah bertahun-tahun Baginda Raja menikah dengan permaisurinya. Meski begitu belum mempunyai seorang anak pun. Untuk mengisi kesepiannya mereka memelihara seorang anak kecil bernama Kandi. Hingga gadis kecil itu beranjak dewasa. Gadis itu sudah bisa disuruh kesana-kesini untuk melayani sang raja dan permasuri. Hanya si Kandilah orang yang paling dekat dengan Baginda Raja dan permaisuri. Usai menunaikan shalat, mereka memohon kepada Allah supaya dikaruniai seorang anak. Jangan sampai tidak ada anak yang kelak menggantikannya menjadi raja. Jika tak mempunyai keturunan, Baginda Raja khawatir kekuasaannya akan diambil dan dijadikan rebutan orang. Jangan sampai hari tuanya hidup sendiri, sebab perlahan-lahan nanti si Kandi akan menemukan jodohnya dan hidup dengan pasangannya. Jika mereka tidak beranak maka hidupnya akan kesepian, tidak ada yang melayani makan minum dan merawat mereka di kala sakit. Sang raja bertanya ke sana-ke sini. Kepada dukun-dukun obat. Mereka mengatakan tubuhny...
Angan di hati pulang ka kampuang Manyuntiang adiak baok badayuang Babiduak balaia ka pulau cinto Bakasiah sayang bahu mambahu Manyonsong badai Tapi parasaian manyisiah angan Dayuang den singkek biduak den oleang Badai di lauik adiak tagamang Sansai di rantau adiak juo Ka sansaro Elok lah cari gantinyo Usah denai dipatenggangkan Ndak guno hati dipaibo bana Kato urang cinto ndak musti basatu Dimalah kasiah indak kabacarai Nyao jo badan cukuik janjian Bacarai juo Tahun batuka, musim baganti Usahlah denai dinanti juo Tali den rapuah kadipagantuang Dindiang den tadia,atok den sayuik Tampek balinduang (Ciptaan Edwar Sarima, Dipopulerkan oleh Charles Hutagalung, Sumbangan lirik oleh Inyiak Darwas Ibrahim) ©ourtesy of https://laguminanglamo.wordpress.com/
Baburu adalah olahraga yang ada di seluruh daerah di Sumatera Barat, termasuk Mentawai. Baburu biasanya dilakukan di perbukitan yang memiliki hutan yang masih lebat. Konon olahraga baburu awalnya di lakukan memenuhi kebutuhan makan, dan untuk mencari hama perusak yang merusak pertanian masyarakat, tapi saat sekarang ini baburu sudah di jadikan olahraga bahkan juga sudah ada di lombakan. Baburu yang masih ada sampai sekarang biasa nya baburu babi (ciliang/kondiak). Baburu merupakan suatu olahraga yang melambangkan gotong royong masyarakat Sumbar, karena biasa nya di daerah lain orang berburu dengan menggunakan senapan atau senjata tajam, sedangkan di Sumbar dengan bekerja sama dan di bantu oleh anjing untuk menangkap buruan. Menurut beberapa laki-laki Minangkabau, baburu merupakan ajang eksistensi diri bagi sebagian laki-laki. Sumber: https://www.infosumbar.net/artikel/5-olahraga-tradisional-minangkabau-yang-masih-ada-sampai-sekarang/
Cerita Puti Jailan ~ Kaba Puti Jailan adalah suatu kaba (sastra lisan) yang sangat digemari oleh rakyat/penduduk di daerah Pasaman Bagian Barat, kaba ini adalah cerita legenda yang terjadi di Pasaman Barat pada masa dahulu kala yang mengandung nasehat-nasehat terhadap pemuda - pemudi dan terhadap orang tua yang mempunyai sifat-sifat tamak akan kekayaan dan kekuasaan. Kaba ini sampai saat sekarang belum sempat disalin orang ke dalam buku, sehingga kaba ini berkembang hanya dari mulut - ke mulut saja. Satu-satunya orang yang betul-betul dapat mengabakan kaba ini hanyalah bapak Matsadin gelar Si. Kebetulan berasal dari Simpang Tonang Pasaman, yang pada saat inii telah berumur 58 tahun. Beliau mulai berumur 15 tahun yaitu 43 tahun yang lalu telah mulai menjadi tukang kaba, dari satu tempat ke tempat lain dalam daerah Kabupaten Pasaman, sehingga kaba Puti Jailan ini telah hafal diluar kepala sebaik-baiknya bagi beliau, kaba ini dikabakan diiingi dengan pukulan gendang yang sekaligus...