Kedok ini dibuat Bpk Ade Supriadi dan berjudul “Darmin”. Kedok/topeng Cirebon pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Cara memakainya dengan digigit. Di belakang wajah kedok bagian bawah, sejajar dengan bagian bibir bawah kedok, terdapat cangkem (lidah kedok), yang terbuat dari rautan bambu, kayu, atau kulit sepanjang kurang lebih dua centimeter. Topeng “Darmin” ini biasa dimasukkan ke jenis kedok yang disebut “topeng kreasi”. Topeng yang sifatnya baru dan ciptaan sang seniman/ pengrajin topengnya. Biasanya digunakan sebagai penyaluran emosi dan imajinasi. Karakter topeng “Darmin” ini adalah yang karakter lucu/bodor. Karekter yang paling sering diciptakan pengrajin Topeng. Topeng ciptaan ini dibuat ketika tidak sedang membuat topeng 5 Wanda atau...
Kedok ini berjudul “Sentu” yang biasa dimasukkan sebagai ’toprng kreasi’. Kedok/topeng Cirebon pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Cara memakainya dengan digigit. Di belakang wajah kedok bagian bawah, sejajar dengan bagian bibir bawah kedok, terdapat cangkem (lidah kedok), yang terbuat dari rautan bambu, kayu, atau kulit sepanjang kurang lebih dua centimeter. Topeng yang sifatnya baru ciptaan seniman/ pengrajin Topeng. Biasa digunakan sebagai penyaluran emosi dan imajinasi pembuatnya. Karakter topeng ini adalah yang karakter lucu. Kedok dengan karakter lucu/bodor adalah kedok yang paling sering diciptakan pengrajin Topeng. Topeng ciptaan ini dibuat ketika tidak sedang membuat topeng 5 Wanda atau pun topeng Wayang Wong. Topeng jenis ini cukup menyita waktu ketika membuatnya. Biasan...
Kedok/ ‘topeng kreasi’ diciptakan Bpk Ade Supriadi dengan judul “Jabrik”. Kedok topeng Cirebon pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Cara memakainya dengan digigit. Di belakang wajah kedok bagian bawah, sejajar dengan bagian bibir bawah kedok, terdapat cangkem (lidah kedok), yang terbuat dari rautan bambu, kayu, atau kulit sepanjang kurang lebih dua centimeter. Topeng kreasi sendiri bersifat ‘baru’ dan ciptaan seniman/ pengrajin Topeng. Pembuatannya, biasa digunakan sebagai penyaluran emosi dan imajinasi. Karakter “Kedok Jabrik” ini adalah yang karakter lucu/bodor. Kedok dengan tema bodor adalah kedok yang paling sering diciptakan pengrajin Topeng ketika membuat topeng kreasi. Topeng ciptaan ini dibuat ketika tidak se...
Topeng berjudul “Kobrut” ini dibuat oleh Bpk Ade Supriadi dan biasa disebut “topeng kreasi”. Kedok (sebutan untuk topeng) topeng Cirebon pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Cara memakainya dengan digigit. Di belakang wajah kedok bagian bawah, sejajar dengan bagian bibir bawah kedok, terdapat cangkem (lidah kedok), yang terbuat dari rautan bambu, kayu, atau kulit sepanjang kurang lebih dua centimeter. Sebagai kreasi, “Kedok Kobrut” ini Topeng yang sifatnya baru atau sebuah ciptaan seniman/pengrajin Topeng. Biasa digunakan sebagai penyaluran emosi dan imajinasi pembuatnya. Meski menampilkan taring, karakter topeng ini adalah yang karakter lucu/bodor. Karekter yang paling sering diciptakan pengrajin Topeng. Topeng ciptaan ini dibu...
Merupakan Kereta Kencana Kesultanan Cirebon, bentuk kereta memadukan 3 unsur binatang yakni: Paksi = Burung, Naga = Ular, dan Liman = Gajah. Badan kereta sebagai tempat duduk penunggangnya berbentuk badan gajah. Sisi kiri dan kanannya dihiasi sayap burung garuda, dibagian ekor, dan leher, naga sedangkan profil wajah mencerminkan naga dan gajah. Pada leher tertera angka tahun dalam huruf Jawa 1530 Saka ( 1608 M ). Diperkirakan dibuat pada Masa pemerintahan Panembahan Ratu. Dianggap juga sebagai perpaduan 3 budaya besar, yaitu: Paksi (Burung) asal Timur Tengah (Islam), Naga (Ular) asal Cina (Konghucu) dan Liman (Gajah) asal India (Hindu). Perwujudan kereta ini juga dianggap mewakili makna-makna khusus. Paksi atau burung melambangkan alam atas atau langit. Naga menjadi lambang kekuatan alam bawah atau air. Sedangakan Liman atau gajah melambangkan alam tengah atau bumi. Belalai gajah yang erat melibat trisula membawa pesan bahwa raja/sultan harus memiliki cipta, rasa dan karsa setajam...
Keadaan naskah cukup baik, utuh, dan masih dapat dibaca. Naskah ini \ berukuran 13,5 x 19 cm dengan ukuran ruang tulisan 10 x 13,5 cm, jumlah baris per halaman 9-12 baris, jarak antar baris 1 cm, terdapat2| lembar pelindung di awal dan akhir. Naskah ini teksnya berbentukj puisi, ditulis dengan tinta berwarna hitam dan merah. Naskah yang berasal dari Sumedang ini kemungkinan teksnya disalin oleh satu| orang penyalin. Isi Kandungan Naskah Naskah Primbon ini berisi tentang tata cara bersenggama yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan ramalan-ramalan dalam kehidupan manusia. Perhitungan dari nama seseorang yang dapat diramalkan nasibnya seperti perjodohan, pekerjaan, rizki, dan keselamatannya. Nama yang baru lahir diambil dari nama nabi-nabi dan nama Islam diramalkan dengan nasib bayi tersebut dalam kehidupannya Perhitungan letak tanah berdasarkan pancaka 12, yaitu perhitungan dalam membuat babatar dan gagajah rumah, sumur, dan dapur. Selain itu, b...
Dalam struktur pertunjukan topeng Cirebon “ Panca Wanda ”, kedok tersebut ditarikan paling awal. Topeng ini mewakili karakter tari Panji yang menggambarkan kesucian yang digambarkan dengan istilah ‘kaya wong urip tapi mati, mati tapi urip’. Kedok, istilah yang dipakai untuk topeng Cirebon, pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda ( dolichandrone spathacea ). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Cara memakainya dengan digigit. Di belakang wajah kedok bagian bawah, sejajar dengan bagian bibir bawah kedok, terdapat cangkem (lidah kedok), yang terbuat dari rautan bambu, kayu, atau kulit sepanjang kurang lebih dua centimeter. Bagian inilah yang digigit penari. Kedok topeng Panji berwarna putih. Menurut Elang Mamat, ornamen di dahi merupakan modifikasi dari lafadz “Allah”. ini terkait dengan Seni Tari yang digunakan s...
Kedok ini berjudul “Wakir”. Kedok “Wakir” ini dibuat Bpk Dedi Samudi termasuk yang biasa disebut “topeng kreasi”. Kedok/topeng Cirebon pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Cara memakainya dengan digigit. Di belakang wajah kedok bagian bawah, sejajar dengan bagian bibir bawah kedok, terdapat cangkem (lidah kedok), yang terbuat dari rautan bambu, kayu, atau kulit sepanjang kurang lebih dua centimeter. Kedok ini bersifat baru/ captaan senimannya, pengrajin Topeng. Biasa digunakan sebagai penyaluran emosi dan imajinasi pembuatnya. Karakter topeng ini adalah yang karakter lucu. Karekter lucu/bodor sendiri paling sering diciptakan pengrajin Topeng. Topeng ciptaan ini dibuat ketika tidak sedang membuat topeng 5 Wanda atau pun topeng Wayang Wong....
Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh raja yang bijaksana . Raja Kutatanggeuhan bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja dan ratu sangant bijaksana sehingga kerjaan yang dipimpin makmur dan tenteram. Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak . Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka. Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keingina...