Selama bulan Ramdhan Lemang terlihat dijual hampir di seluruh penjaja takjil Ibu Kota. Makanan yang terbuat dari beras ketan dan dimasak dalam tabung bambu dengan cara dibakar itu memang nikmat disantap saat berbuka. Bayangkan rasanya yang gurih dimakan bersama tapai ketan hitam. Sungguh rasa lapar langsung berganti dengan nikmat yang menggembirakan. Dalam bahasa Minangkabau Lemang disebut Lamang. Negeri Datuk Maringgih ini memiliki berbagai jenis penganan ini. Disamping lemang bambu ada pula yang disebut Lamang Luluik. Makanan yang sering ditemui dalam upacara adat atau pun kenduri, dipilin dalam daun pisang lalu di kukus dalam dandang. Namun dalam tulisan ini saya takan menterjemahkan Lamang Luluik jadi Lemang Lulut. Seperti kebisaan orang Sumatera Barat yang suka mengiindonesiakan nama-nama daerah mereka. Misalnya Sulik Aie jadi Sulit Air. Penerjemahan nama seperti itu kurang tepat menurut saya. Pemberian nama biasanya berasal dari kondisi atau ciri khas daerah dan punya relevans...
Skenkel Bumbu Dendeng (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Soto Keluak (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Suwiran Ayam Cabai Hijau (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Tagliatelle Hati Ayam (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Tauge Asam Manis (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Tauge Masak Iga Muda (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Telur Asin Sambal Pete (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Telur Bumbu Rica (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)