Nakah ini merupakan koleksi dari Museum Provinsi Jawa Timur, Mpu Tantular Naskah ini berupa tembang dan berisi pelajaran-pelajaran Ilmu Tua atau biasa disebut Ilmu Kasampurnaan (Ilmu Kesempurnaan). Di buat di sebuah Perdikan yang bernama Kencana di daerah Surabaya sebelah selatan pada tahun 1459. Kitab ini telah diteliti oleh Prof, Dr. Purbatjaraka dan diantaranya memuat pelajaran-pelajaran tentang: Seseorang cenderung mengutamakan orang lain yang disukainya, seseorang cenderung membenci kepandaian orang lain dan menganggap kepandaian sendirilah yang paling tinggi. Ditulis oleh / Ditedunkan: I Nyoman Usana, Nusa Naskah ini dipamerkan pada acara Pameran Gelar Museum Nusantara 2014 "Sabuk Peradaban Nusantara Jejak 1,5 juta tahun" yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pameran diselenggaran pada tanggal 22-24 November 2014 di Jakarta Convention Center.
Alkisah, Raja Kerajaan Jenggala yang bernama Raden Putra mempunyai dua orang istri. Istri pertama adalah Sang Permaisuri yang berhati baik serta sangat cantik wajahnya. Sedang istri kedua Raja Jenggala adalah Sang Selir yang juga cantik wajahya tapi berhati jahat. Sang Selir selalu iri pada Sang Permaisuri. Ia memiliki rencana jahat untuk menyingkirkan Sang Permaisuri dari istana agar perhatian Raden Putra hanya tercurah padanya. Dalam menjalankan aksinya, Sang Selir bekerja sama dengan tabib istana. Sang Selir berpura-pura sakit. Ketika Raden Putra bertanya pada tabib istana perihal sakit istri keduanya itu, tabib istana mengatakan bahwa Sang Selir telah diracun oleh Sang Permaisuri. Raden Putra hampir tidak percaya mendengar Sang Permaisuri telah bertindak jahat dengan meracuni Sang Selir. Akhirnya Raden Putra memerintahkan patihnya untuk membuang Sang Permaisuri ke hutan dan kemudian membunuhnya setelah sampai di hutan. Patih Kerajaan Jenggala merasa Sang Perma...
Wayang Suluh adalah wayang yang terbuat dari kulit dan berbentuk manusia biasa, dengan tokoh wayang keseharian, misalnya P Lurah, P Haji, Ibu Guru, Bapak Guru, petani, saudagar, anak sekolah, mahasiswa dan lainya. Ceritanya pun tentang permasalahan sehari-hari dalam keluarga, masyarakat,dan kehidupan masyarakat pedesaan, sangat sederhana sesuai dengan keadaan masyarakat waktu itu. Suluh berarti "secercah sinar" terang. Wayang Suluh pada zaman setelah kemerdekaan digunakan untuk kepentingan Departemen Penerangan dalam melakukan penuluhan pembangunan kepada masyarakat. Menteri Penerangan Ali Murtopo, Boediharjo dan Harmoko maberarti sih sempat wayang suluh dijadikan media penerangan yang handal. Bahkan Dalang wayang Kulit waktu itu dalam adegan Intermeso Limbukan, diselingi dengan memainkan wayang Suluh. Mbah Cermo dari Pacitan adalah Dalang wayang suluh ternama di daerah Pacitan tsekitar Tahun 70an. "Sesuluh" berarti memberikan penjelasan atau membuat hati yang gelap menjadi...
Wayang krucil adalah kesenian khas Ngawi, Jawa Timur dari bahan kulit dan berukuran kecil sehingga lebih sering disebut dengan Wayang Krucil . Wayang ini dalam perkembangannya menggunakan bahan kayu pipih (dua dimensi) yang kemudian dikenal sebagai Wayang Klithik . Di daerah Jawa Tengah wayang krucil memiliki bentuk yang mirip dengan wayang gedog . Tokoh-tokohnya memakai dodot rapekan , berkeris, dan menggunakan tutup kepala tekes (kipas). Sedangkan, di Jawa Timur tokoh-tokohnya banyak yang menyerupai wayang kulit purwa , raja-rajanya bermahkota dan memakai praba. Di Jawa Tengah , tokoh-tokoh rajanya bergelung Keling atau Garuda Mungkur saja. Cerita yang dipakai dalam wayang krucil umumnya mengambil dari zaman Panji Kudalaleyan di Pajajaran hingga zaman Prabu Brawijaya di Majapahit . Namun, tidak menutup kemungkinan wayang krucil memakai cerita wayang purwa &nbs...
Wayang klithik adalah wayang yang terbuat dari kayu . Berbeda dengan wayang golek yang mirip dengan boneka , wayang klitik berbentuk pipih seperti wayang kulit . Wayang ini pertama kali diciptakan oleh Pangeran Pekik , adipati Surabaya , dari bahan kulit dan berukuran kecil sehingga lebih sering disebut dengan wayang krucil . Munculnya wayang menak yang terbuat dari kayu , membuat Sunan Pakubuwana II kemudian menciptakan wayang klithik yang terbuat dari kayu yang pipih (dua dimensi). Tangan wayang ini dibuat dari kulit yang ditatah. Berbeda dengan wayang lainnya, wayang klithik memiliki gagang yang terbuat dari kayu. Apabila pentas menimbulkan bunyi "klithik, klithik" yang diyakini sebagai asal mula istilah penyebutan wayang klithik. Di Jawa Tengah wayang klithik memiliki bentuk yang mirip dengan wayang gedog . Tokoh-tokohnya memakai dodot r...
Wayang merupakan kesenian tradisional asli milik Indonesia yang berkembang di masyarakat pulau Jawa dan Bali, serta sebagian wilayah pulau Sumatera dan Melayu yang terpengaruh dari budaya Jawa. Tidak ada informasi yang menjelaskan kapan pastinya kesenian wayang ini mulai ada di Indonesia, namun sebuah prasasti bernama Prasasti Balitung yang terletak di Magelang Utara, yaitu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno berangka tahun 907 Masehi yang menggambarkan adanya kesenian wayang di masyarakat Jawa. Wayang dahulu dipakai sebagai media dalam menyebarkan agama, baik itu agama Hindu-Buddha, Islam, maupun Kristen, dan dimainkan dengan berlatar belakang budaya yang berbeda-beda. Tingginya dari nilai estetika yang dimiliki oleh masyarakat nusantara menjadikan kesenian satu ini sebuah kesenian yang berbeda dengan kesenian boneka yang terdapat di negara lain. Perbedaan ini terletak pada gaya tutur dan juga pertunjukan wayang yang menarik. Perbedaaan latar budaya tersebutlah yang menjadika...
Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa. Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya, wayang suket biasanya tidak bertahan lama. Seniman asal Tegal, Slamet Gundono, dikenal sebagai tokoh yang berusaha mengangkat wayang suket pada tingkat pertunjukan panggung. Bahkan jika menyebut wayang suket, sekarang sudah lekat dengan pertunjukan wayangnya Slamet Gundono lulusan STSI Pedalangan yang kini menetap di Solo. Wayang Suket slamet Gundono, awalnya bermediakan wayang yang terbuat dari suket, namun Slamet Gundono lebih mengandalkan unsur teatrikal dan kekuatan berceritera. Dalam pementasan wayang suketnya, Slamet Gundono menggunakan beberapa alat musik yang teridiri dari gamelan, alat p...
Aryo Menak adalah seorang pemuda yang sangat gemar mengembara ke tengah hutan. Pada suatu bulan purnama, ketika dia beristirahat dibawah pohon di dekat sebuah danau, dilihatnya cahaya sangat terang berpendar di pinggir danau itu. Perlahan-lahan ia mendekati sumber cahaya tadi. Alangkah terkejutnya, ketika dilihatnya tujuh orang bidadari sedang mandi dan bersenda gurau disana. Ia sangat terpesona oleh kecantikan mereka. Timbul keinginannya untuk memiliki seorang diantara mereka. Iapun mengendap-endap, kemudian dengan secepatnya diambil sebuah selendang dari bidadari-bidadari itu. Tak lama kemudian, para bidadari itu selesai mandi dan bergegas mengambil pakaiannya masing-masing. Merekapun terbang ke istananya di sorga kecuali yang termuda. Bidadari itu tidak dapat terbang tanpa selendangnya. Iapun sedih dan menangis. Aryo Menak kemudian mendekatinya. Ia berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Ditanyakannya apa yang...
Kyai Pasir dan Nyai Pasir adalah pasangan suami isteri yang hidup di hutan gunung Lawu. Mereka berteduh di sebuah rumah (pondok) di hutan lereng gunung Lawu sebelah timur. Pondok itu dibuat dari kayu hutan dan beratapkan dedaunan. Dengan pondok yang sangat sederhana ini keduanya sudah merasa sangat aman dan tidak takut akan bahaya yang menimpanya, seperti gangguan binatang buas dan sebagainya. Lebih-lebih mereka telah lama hidup di hutan tersebut sehingga paham terhadap situasi lingkungan sekitar dan pasti dapat mengatasi segala gangguan yang mungkin akan menimpa dirinya. Pada suatu hari pergilah Kyai Pasir ke hutan dengan maksud bertanam sesuatu di ladangnya, sebagai mata pencaharian untuk hidup sehari-hari. Oleh karena ladang yang akan ditanami banyak pohon-phon besar, Kyai Pasir terlebih dahulu menebang beberapa pohon besar itu satu demi satu. Tiba-tiba Kyai Pasir terkejut karena mengetahui sebutir telur ayam terletak di bawah salah sebuah pohon...