Mahanta Siriah Kini tibalah calon mempelai pria menyampaikan kabar gembira untuk sanak-saudara, mengenai tanggal pernikahannya. Sekaligus memohon doa restu. Pada saat itu, calon mempelai pria membawa selapah berisi daun nipah dan tembakau (kini rokok). Hal serupa pun dilakukan calon mempelai wanita, diwakili oleh kerabat wanita yang sudah berkeluarga dengan cara mengantar sirih lengkap. Biasanya keluarga yang didatangi akan memberikan bantuan untuk ikut memikul beban dan biaya pernikahan sesuai kemampuan. sumber :https://www.weddingku.com/blog/pernikahan-adat-ranah-minang
Penyambutan Di Rumah Anak Daro Tradisi menyambut kedatangan calon mempelai pria di rumah calon mempelai wanita merupakan momen meriah dan besar. Dilatari bunyi musik tradisional talempong , keluarga mempelai wanita menyambut kedatangan mempelai pria. Para sesepuh wanita menaburi calon pengantin pria dengan beras kuning. Sebelum memasuki pintu rumah, kaki calon mempelai pria diperciki air sebagai lambang mensucikan, lalu berjalan menapaki kain putih menuju ke tempat berlangsungnya akad. sumber :https://www.weddingku.com/blog/pernikahan-adat-ranah-minang
Tradisi Usai Akad Nikah Usai akad nikah, ada lima acara adat yang lazim dilaksanakan: - Mamulangkan Tando Setelah resmi menjadi suami istri, maka tanda yang diberikan sebagai ikatan janji saat lamaran dikembalikan oleh kedua belah pihak. - Malewakan Gala Marapulai Mengumumkan gelar untuk pengantin pria. Gelar ini sebagai tanda kehormatan dan kedewasaan yang disandang mempelai pria. - Balantuang Kaniang Dibimbing para sesepuh wanita, kedua mempelai didudukkan berhadapan. Wajah keduanya dipisahkan dengan sebuah kipas yang diturunkan perlahan hingga kening pengantin pun saling bersentuhan. - Mangaruak Nasi Kuniang Prosesi ini mengisyaratkan hubungan kerjasama suami istri yang harus melengkapi satu sama lain. Ritual diawali dengan kedua pengantin berebut mengambil daging ayam yang tersembunyi di dalam nasi kuning. - Bamain Coki Coki adalah semacam permainan catur yang dilakukan oleh dua orang. Permainan ini bermakna agar kedua mempelai bisa saling melu...
Mamancuang dan maambiak (Memancung dan mengambil-Red) batang pisang merupakan ritual tahap kedua dari prosesi budaya Tabuik yang dilaksanakan pada hari ke-5 bulan Muharram Prosesi Mamancuang dan maambiak batang pisang untuk Tabuik Subarang dilaksanakan di Kelurahan Pasir Lohong, tepatnya di depan Mushalla/TPA-TPQ Babul Jannah (Simpang Kampuang Kaliang), Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar). Sebelum ritual maambiak batang pisang digelar, terlebih dahulu Tabuik mini sebagai simbol budaya Tabuik dan sebuah pedang menyerupai samurai dengan nama Jarnawi diarak dari rumah Tabuik Subarang menuju lokasi batang pisang yang akan dipancuang. Ketua pelaksana Tabuik Subarang Iptu Husni Thamrin mengatakan ritual Mamancuang dan maambiak batang pisang merupakan langkah kedua dalam pesona Hoyak Tabuik Piaman tahun 2018. " Maambiak batang pisang ini adalah dengan cara memancungnya. Sebagaimana sejarah cucu Nabi Muhammad Hasan dan Husein yang dipancung lehernya, kemudian set...
Zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Pagaruyung. Raja Pagaruyung adalah seorang pemimpin yang arif dan adil. Suatu hari, terdengar kabar bahwa Kerajaan Majapahit dari Pulau Jawa akan menyerang Kerajaan Pagaruyung. Pasukan Kerajaan Majapahit mulai berdatangan dan berdiam di daerah perbatasan untuk mengatur strategi merebut kerajaan yang aman dan terteram itu. Raja Pagaruyung mengumpulkan para hulubalang dan panglima perang untuk berunding. “Aku mengumpulkan kalian untuk membicarakan Iangkah yang akan kita tempuh dalam menghadapi pasukan Kerajaan Majapahit. Saat ini, mereka sudah berada di perbatasan dan siap menyerang. Bagaimana menurut kalian?" kata Sang Raja. "Aku setuju. Kita harus memikirkan cara untuk mengalahkan mereka tanpa harus membuat rakyat sengsara.” ujar Raja."Paduka, kita tidak dapat melakukan penyerangan yang akan menimbulkan kesengsaraan rakyat. Bagaimana pun peperangan akan merugikan rakyat kita sendiri," kata penasihat Raja. "Pa...
Syahdan hiduplah seorang pemuda yatim piatu pada zaman dahulu kala. Malim Deman namanya. Dia pemuda yang rajin giat bekerja dan baik budinya. Setiap hari dia mengerjakan sawah dan ladang milik ibunya yang berada dipinggir hutan. Dia bekerja membantu pamannya. Di sekitar sawah milik ibu Malim Deman itu tinggal seorang janda tua. Mandeh Rubiah namanya. Malim Deman sangat akrab dengan janda tua itu. Bahkan, Mandeh Rubiah telah mengaggap Malim Deman sebagai anaknya sendiri. Mandeh Rubiah kerap mengirimkan makanan kepada Malim Deman ketika Malim Deman tengah menjaga tanaman padinya pada malam hari. Pada suatu malam Malim Deman kembali menjaga tanaman padinya. Dia hanya seorang diri ditengah sawah. Dia merasa sangat haus. Malim Deman segera ke pondok Mandeh Rubiah untuk meminta air minum. Belum juga Malim Deman tiba di pondok Madeh Rubiah, Malim Deman mendengar suara beberapa perempuan di belakang pondok Mandeh Rubiah. Dengan berjalan berjingkat-jingkat, Malim Deman segera menuju...
ni adalah salah satu dongeng yang paling sering diceritakan nenek saya saat saya dan saudara-saudari saya masih kecil. Dan saat ini, saya diminta untuk menuliskan dan menganalisis sebuah cerita rakyat pada matakuliah Folklore yang sedang saya jalani. Cerita rakyat yang dimaksud haruslah berasal dari daerah/kebudayaan saya sendiri. Jadi saya memilih dongeng ini. Namun setelah saya telusuri di internet, saya tidak berhasil menemukan naskah dongeng tersebut, ataupun paling tidak cerita yang menyerupai. Oleh karena itu saya akan menuliskan ulang ceritera warisan nenek saya berdasarkan ingatan saya, kakak, dan adik saya. Kami juga yakin bahwa cerita ini berasal dari kampung halaman nenek saya, yaitu, di Pasaman, Sumatera Barat, tepatnya di Nagari Cubadak yang mana didominasi oleh penduduk suku mandailing. Pada zaman dahulu di sebuah perkampungan kecil, hiduplah seorang ibu dan anaknya perempuannya yang masih kecil bernama Kucambai. Setelah ayah Kucambai meninggal dunia, mereka hidup mi...
Di provinsi Sumatera Barat terdapat satu suku yang memiliki banyak kekhasan. Suku tersebut adalah suku Mentawai. Suku Mentawai terdapat di kepulauan Mentawai yang terdiri dari pulau-pulau yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. ] Maka dari itu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Mentawai alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat Mentawai adalah Sampan. Khusus bagi masyarakat Mentawai yang tinggal di pulau Siberut.Sampan adalah alat transportasi yang menjadi penting bagi kelangsungan hidup masyarakat Mentawai. Pada daerah Siberut, satu keluarga inti rata-rata dapat memiliki sampan 3 sampai 4 buah. Upacara Panaki . Dalam proses pembuatan sampan, awal mula yang harus dilakukan adalah melakukan upacara panaki. Upacara ini bertujuan untuk memohon keselamatan bagi pekerja maupun keberkahan dalam proses mengerjakan membuat sampan. Upacara tersebut terlihat dari pembacaan yaitu: Ale sateteu samae...
Salah satu tradisi yang masih bertahan di daerah Minang saat ini adalah batagak kudo-kudo . Batagak kudo-kudo adalah tradisi membangun yang dilengkapi dengan acara adat terutama di daerah Pariaman. Batagak kudo-kudo merupakan upacara ritual adat yang dilaksanakan saat akan membangun rumah pribadi, sarana umum dan tempat ibadah. Dalam upacara batagak kudo-kudo, masyarakat sekitar di mana bangunan akan didirikan diundang untuk ikut menghadiri acara tersebut. Di Minang kegiatan beramai-ramai seperti ini, sering juga disebut dengan istilah " baralek " baralek itu umum digunakan untuk istilah anggota keluarga yang sedang mengadakan pesta, seperti pesta pernikahan, perayaan khatam Qur'an dan pesta lainnya. Layaknya kegiatan pesta tersebut, batagak kudo-kudo juga diadakan dengan acara selamatan dan makan-makan di rumah tempat diadakannya kegiatan tersebut. Pada kegiatan batagak kudo-kudo, para tamu undangan juga telah mempersiapakan hadiah untuk diberikan kepada yang melaksa...