Keukarah atau yang biasanya di sebut sebagai tekarah, adalah kue khas aceh yang bentuknya seperti serabut atau sarang burung ini merupakan dari tepung dan santan. kue ini sering dijumpai pada pesta pernikahan, sebagai seserahan dari pihak lelaki ke pihak wanita, dan juga saat hari adat maupun acara adat aceh lainnya. Cara membuatnya cukup sulit dan dibutuhkan keahlian tersendiri. Sekarang ini keukarah masih belum dijual di pasaran dan biasanya dipesan terlebih dahulu karna keukarah tidak dapat bertahan lama diluar, apabila keukarah terlalu lama diluar akan masuk angin dan lebek sehingga tidak enak untuk dikonsumsi. sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Keukarah
Kue Serupet adalah kue khas aceh yang terbuat dari tepung terigu, gula, garam dan santan. Bentuknya bermacam-macam seperti pipa dan kipas, sekilas kue ini mirip dengan kue semprong, namun rasa kue ini dengan kue semprong berbeda. Kue serupet biasanya dihadirkan pada saat acara perayaan keagamaan, acara adat, pernikahan dan acara-acara lainnya. Teknik pembuatan kue ini cukup mudah dan kue ini juga gampang ditemui di toko-toko kue. http://peutrang.blogspot.co.id/2013/07/kue-hari-raya-khas-aceh.html
Untuk batik di daerah aceh, pada jaman dulu ratusan tahun lalu masyarakat Aceh memakai kain batik, ketika datangnya orang-orang dari pulau Jawa ke Aceh. Untuk motif batik aceh memiliki ciri khas tersendiri, yaitu menggunakan perpaduan unsur alam dan budaya dari masyarakat aceh sendiri. Untuk warna yang dominan dipakai dalam batik Aceh adalah warna cerah, seperti warna merah muda, merah, kuning, hijau dan lainnya. Sehingga kain batik akan terlihat cerah dan juga glamour. Dalam Motif batik Aceh mengandung makna yakni menggambarkan kepribadian masyarakat Aceh. Di dalamnya terdapat makna falsafah kehidupan yang menjadi kearifan lokal dan pedoman hidup masyarakat Aceh. Motif-motif Batik Aceh yang terkenal diantaranya adalah motif pintu Aceh, bunga jeumpa, motif tolak angin, rencong, awan berarak, awan meucanek, gayo, pucok reubong, dan sebagainya.
Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah. Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan w...
Pada ujung utara rangkaian Bukit Barisan di Pulau Sumatera, terletak dataran tinggi Gayo yang merupakan tempat orang Gayo bermukim. Selain sebagai nama sebuah etnis, Gayo juga merupakan nama ibukota Kabupetan Aceh Tengah. Di tempat ini orang Gayo terbagi dalam beberapa kelompok yaitu: Gayo Lut, Gayo Deret, dan Gayo Lues. Di kalangan mereka ada sebuah kesenian rakyat yang dikenal dengan nama Didong, yaitu suatu kesenian yang memadukan unsur tari, vokal, dan sastra. Kapan kesenian ini bermula, hingga kini belum diketahui secara pasti. Demikian pula arti kata didong yang sesungguhnya 1 . Pada awalnya didong digunakan sebagai sarana bagi penyebaran agama Islam melalui media syair. Para ceh didong (seniman didong) tidak semata-mata menyampaikan tutur kepada penonton yang dibalut dengan nilai-nilai estetika, melainkan di dalamnya bertujuan agar masyarakat pendengarnya dapat memaknai hidup sesuai dengan realitas akan kehidupan para Nabi dan tokoh yang sesuai dengan Islam. Dalam...
Konon, tari Guel berasal daru dua orang putera Sultan Johor, Malaysia, bernama Muria dan adiknya yang bernama Segenda. Alkisah, pada suatu hari kedua kakak-beradik itu disuruh oleh orang tuanya menggembala itik di tepi laut. Sambil menggembala, untuk mengisi kebosanan, mereka bermain layang-layang. Suatu saat, datanglah angin kencang yang membuat layang-layang mereka putus. Secara spontan mereka berusaha sekuat tenaga mengejar layang-layangnya yang putus itu, sehingga lupa pada itik-itik yang harus mereka jaga. Karena kelengahan ini, itik-itik yang harus mereka jaga berenang dan akhirnya hilang di tengah laut. Sebagai catatan, versi lain dari cerita ini yang menyatakan bahwa, akibat hembusan angin yang sangat kencang itu mereka bersama layang-layangnya diterbangkan oleh angin hingga jatuh di Negeri Serule, Aceh Tengah yang dikuasai oleh Raja Cik Serule yang bergelar Muyang Kaya Lanang Bejeye. Setelah lelah mengejar layang-layang yang putus, kembali lagi ke tepi laut u...
Mie Aceh adalah masakan mie pedas khas Aceh di Indonesia. Mie kuning tebal dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang dan cumi) disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mie Aceh tersedia dalam dua jenis, Mie Aceh Goreng (digoreng dan kering) dan Mie Aceh Kuah (sup). Biasanya ditaburi bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis. saya sudah pernah makan nih, rasanya enak, banyak bumbunya. TEMPAT RUMAH MAKAN: Mie Aceh Jaly-Jaly, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 48, Tebet, Jakarta, 0812 98738870/0852 14766668 Mie Aceh Seulawah, Jl. Bendungan Hilir Raya No. 8, Bendungan Hilir, Jakarta, 0823 10111188/021 5708660 Puhaba Coffee, Jl. Tebet Raya No. 34B, Tebet, Jakarta, 0811 1941809/0811 1932927
Rumah Krong Bade merupakan sebuah rumah adat terletak di Nanggaro Aceh Darussalam , rumah ini juga sering disebut sebagai "rumoh aceh", rumah ini memiliki tangga depan yang digunakan untuk tamu atau orang yang tinggal untuk masuk didalan rumah. Rumah Krong Bade kini merupakan salah satu budaya Indonesia yang hampir punah. Rumah Krong Bade saat ini jarang sekali dipakai, karena sebagian banyak masyarakat aceh saat ini memilih untuk tinggal di rumah modern. Hal ini disebabkan oleh harga pembangunan rumah modern jauh lebih murah dibandingkan dengan Rumah Krong Bade. Selain biaya pembangunan, biaya perawatan Rumah Krong Bade juga memakan biaya yang tidak sedikit. Makna Rumah Adat Krong Bade Rumah ini merupakan identitas dari masyarakat Aceh. Penggunaan bahan materi bangunan yang diambil dari alam mempunyai makna bahwa masyarakat Aceh mempunyai kehidupan yang dekat dengan alam. Masyarakat Aceh bahkan tidak menggunakan paku dalam...
Bada Reuteuk merupakan kue tradisional yang berasal dari Aceh. Bahan utamanya terbuat dari tepung beras dan kacang hijau. Namun ada beberapa daerah bahan utamanya berbeda, ada yang menggunakan tepung terigu dan kelapa. Bada Reuteuek merupakan makanan kecil yang biasa di santap dengan secangkir kopi atau teh untuk mengisi waktu senja. Bada-bahan : 1 kg kacang hijau, digongseng lalu ditumbuk halus 1 Kg tepung beras 1 kg manisan tebu 1 Butir telur ayam Minyak untuk menggoreng Garam secukupnya Air secukupnya Cara Membuat: Tepung beras, telur, garam dan air diaduk hingga mengental Panaskan manisan tebu lalu masukkan kacang hijau (yang sudah tumbuk), aduk rata. Setelah adonan rata, giling tipis ½ cm - 1 cm, potong seperti irisan wajik. Masukan irisan ke dalam adonan tepung lalu digoreng hingga berwarna kekuningan.