Lia lampu menyala di Pante Uste – e Orang bekarang di angin sejo – e Inga pa mo ema jao –e Inga ade mo kaka jao -e Pengga ole ma wura lewa Tanjo Bunga –e Malam embo ujan po rinte – e Tanjo Bunga meking jao-e Sinyo tedampa lah di tanah orang Bale Nagi..Bale Nagi, Sinyo –e No-e kendati nae bero – e Bale Nagi ..Bale Nagi Sinyo –e No -e , kendati nae bero -e Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/06/lirik-lagu-daerah-nusa-tenggara-timur.html
Leko Boko/ Bijol berasal dari Nusa Tenggara Timur. Alat musik ini terbuat dari Labu hutan sebagai tabung resonansi, bagian untuk merentangkan dawai menggunakan kayu. Dawai pada alat musik ini menggunakan usus kuskus dengan jumlah dawai sama dengan Heo, yaitu empat. Nama-nama dawai pada alat musik ini sama seperti yang ada pada alat musik Heo. Pada masyarakat Dawan alat musik ini berfungsi sebagai pengiring lagu pada saat pesta adat dan juga sebagai hiburan pribadi. Penggunaan alat musik ini selalu berpasangan dengan alat musik Heo pada saat pertunjukan, sehingga di mana ada Heo, di situ ada Leko. Dalam penggabungan ini, Leko berperan sebagai pemberi harmoni, sedangkan Heo berperan sebagai pembawa melodi atau kadang-kadang sebagai pengisi (Filter). Syair nyanyian pada masyarakat Dawan umumnya berupa improvisasi dengan menuturkan tentang kejadian-kejadian yang sedang terjadi (aktual) maupun yang telah terjadi pada masa lampau. Dalam pertunjukan nyanyian ini serin...
flobamora tanah air ku yang tercinta........ tempat beta ... di besarkan ibunda meski beta lama jauh di rantau orang beta inga mama janji pulang e Biar pun tanjung teluknya jauh tapele nusa ku tapi slalu terkenang di kalbu ku u.....u...u.... Anak timor main sasando dan ma nyanyi bolelebo rasa girang dan badendang pulang e......... Hampir siang beta bangun sambil managis mengenangkan flobamora lelebo................. rasa dingin beta ingat di pangku mama air mata basa pipi sayang e.......... Sumber : www.lagu-daerah.com/2015/06/lirik-lagu-daerah-nusa-tenggara-timur.html
Sundu merupakan senjata tradisional menyerupai keris, berbentuk lurus dan pegangannya menyerupai bentuk sayap burung. Ada pula motif horizontal melingkar pada sarung Sundu. Penduduk menganggapnya sebagai senjata tikam yang keramat. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/06/senjata-tradisional-nusa-tenggara-timur/
Senjata sejenis parang ini berasal dari pulau Sumba dengan variasi ukuran panjang 48, 50,5; 53 dan 58,5 Cm. Parang yang selalu di pinggang pria dewasa menjadi pemandangan luas di Sumba yang kini merupakan wilayah empat kabupaten, yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya. Pemandangan seperti itu dijumpai mulai dari pedesaan hingga kota. Membawa parang belum tentu berhubungan dengan kebutuhan kerja. Kelengkapan busana adat Sumba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Jawa. Kalau di Jawa busana adatnya dengan keris yang diselipkan di pinggang bagian belakang. Sementara di Sumba, busana adatnya dengan parang yang diselipkan di pinggang bagian samping. Di Sumba, fungsi parang bisa diketahui melalui gagangnya. Kalau gagangnya dari kayu, hampir dipastikan sebagai parang kerja. Jika parangnya bergagang tanduk hewan, apalagi dari gading, dipastikan sebagai aksesori atau pelengkap busana adat pria Sumba. Di lingkungan orang Sumba, kelompok parang terakhir i...
Rumah ini cukup unik karena memiliki atap ilalang kering dan hampir mencapai tanah. Rumah Adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara terdapat di Desa Koanara, Kelimutu, NTT. Rumah adat ini cukup unik dan menarik perhatian karena atapnya yang khas. Atap rumah adat ini terbuat dari ilalang dan mencapai tanah. Ada tiga jenis rumah Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara, yaitu rumah baku, rumah tinggal dan lumbung padi. Rumah baku adalah rumah yang digunakan untuk menyimpan tulang belulang milik leluhur. Sudah ada 13 keturunan yang tulangnya di simpan di rumah ini. Salah satu rumah ada yang memiliki atap hingga menyentuh tanah, inilah rumah penyimpanan hasil panen sawah. Jika melihat ada kepala kerbau terpampang di depan pintu rumah, itu tandanya Anda telah berada di rumah tinggal. Secara umum, pengertian rumah menurut kamus Oxford, house is as building for people to live in, ussually for one family (rumah adalah bangunan tempat tinggal orang, biasannya untuk tinggal satu keluarga). Dari d...
Pakaian Harian di Kupang Sehari-hari masyarakat Kupang dari berbagai suku mengenakan pakaian hampir seperti busana upacara adat namun tidak menggunakan aksesori dan perhiasan. Pria mengenakan selimut dan kemeja putih dilengkapi dengan ikat pinggang besar dan dipergagah dengan pengikat bernama destar. Sedangkan wanita memakai sarung dengan teknik dua kali lipatan dan dililit pada pinggang agar sarung tidak melorot jatuh ke bawah. Untuk bagian atas dikenakan kebaya saja yang disulam menyerupai kutang atau bra. A. Suku Rote Mayoritas suku Rote mendiami Kepulauan Rote, juga disebut Pulau Roti, adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Rote merupakan wilayah paling selatan Indonesia. Pulau ini terkenal dengan kekhasan budidaya lontar, wisata alam pantai, musik sasando, dan topi adat Ti’i Langga. Rote berstatus sebagai kabupaten dengan nama Kabupaten Rote Ndao. Pulau-pulau kecil yang mengelilingi pulau Rote antara lain Pulau Ndao,Nda...
Seperti yang kita ketahui, anyaman tikar sangat populer di kalanggan masyarakat Manggarai. Tidak hanya di pelosok daerah tetapi juga di perkotaan. Banyak ibu-ibu masyarakat manggarai yang menganyaman tikar bahkan pekerjaan tersebut sebagai mata pencaharian ibu-ibu Manggarai di daerah pelosok untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selain itu juga mereka membuat tikar untuk kebutuhan mereka sendiri karena tradisi orang manggarai mengharuskan setiap masyarakat manggarai untuk memiliki tikar, sebab disetiap upacara adat baik upacara adat kecil sampai upaCara adat yang besar sangat dibutuhkan tikar sebagai alas duduk ketika upacara berlangsung. Bahan dasar dan alat pembuatan tikar yaitu: Daun pandan Pisau Batang bambu berukuran kecil tipis Duri Sendok Jarum jahit Sumbat / kesumba (pewarna) Nggereng / gereng Cara pembuatan tikar sebagai berikut: Kita memotong daun pandan dari pohon menggunakan pisau...
Sunding Tongkeng merupakan alat musik tradisional yang ditiup yang asalnya dari NTT. Bentuk Sunding Tongkeng sangat berpengaruh dengan cara memainkannya, bentuk dari Sunding Tongkeng ini “berbuku-buku” dan pada salah satu ujung ruasnya dibiarkan saja. Ukuran dari ruas bambu dan juga buku memiliki panjang hingga 30 cm. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-yang-ditiup/