Tari Selampit Delapan dapat diartikan sebagai tari dengan delapan kain/selampit. Tari ini menggambarkan pergaulan muda-mudi di daerah Jambi. Tari ini biasa ditarikan oleh delapan orang penari, bisa berpasangan atau tidak. Masing-masing penari memegang kain selampit berbagai warna. Hal tersebut menggambarkan beragamnya pergaulan muda-mudi di Jambi. Tarian ini khas dengan para penari yang bergerak saling menyilangkan kain-kain selampit yang mereka pegang menjadi bertautan satu sama lainnya. Koreografi tersebut bertujuan untuk menggambarkan persatuan pemuda dan pemudi wilayah setempat. Sebenarnya pada awal kemunculan tarian ini, penari membawa sumbu kompor bukan kain selampit. Tujuan awal mengapa tarian ini diciptakan sebenarnya untuk merekatkan hubungan persaudaraan antara pemuda maupun pemudi. (Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/904/tari-selampit-delapan).
Tari Tauh berasal dari daerah Lekuk 50 Tumbi Lempur, Gunung Raya. Tarian ini sering dipentaskan pada saat kenduri Sko atau penyambutan tamu besar. Sering pula tari ini ditarikan ketika Beselang Gedang atau panen besar. Tarian ini dimaksudkan untuk menggambarkan rasa syukur dan suka cita masyarakat Jambi. Tari Tauh ditarikan oleh laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Selain untuk mengungkapkan syukur dan suka cita, tari Tauh juga menggambarkan kisah percintaan dan adat istiadat. Para penari berbalutkan busana khas Lempur yang berwarna coklat dilengkapi dengan aksesoris kepala berupa perhiasan perak. Penari Tauh biasanya akan menari di lapangan terbuka dengan diiringi alunan musik berupa kelintang kayu, gong, dan gendang. (Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/908/tari-tauh-jambi).
Tari Liang Asak berasal dari salah satu Kabupaten di Jambi, yaitu Sarolangun. Liang Asak dapat diartikan sebagai lubang kecil tempat menabur benih. Dari kebiasaan inilah, muncul tari Liang Asak. Tari ini mencoba menggambarkan kebiasaan masyarakat dalam menugal tanah dan menanam padi. Seperti tari daerah Jambi lainnya, tari Liang Asak juga ditarikan secara berpasangan. Jumlah penari berkisar antara 3 sampai 5 pasang penari. Gerakan di dalam tari tersebut menunjukkan kombinasi antara aktivitas penari pria yang menugal tanah dan penari perempuan yang menaburkan benihnya. Disela-sela kegiatan tersebut mereka sembari bersenda gurau dengan riang gembira. Kostum penari perempuan berupa baju kurung khas Jambi, sarung, serta dilengkapi kain penutup kepala. Sedangkan penari pria memakai baju Teluk Blango dan topi. Musik pengiring tari Liang Asak berupa gendang, akordion, gong, dan biola. (Sumber : http://febriyandiys.blogspot.com/2010/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-n...
Tari Rangguk dapat diartikan pula dengan kata "anggukan". Tari tersebut berasal dari daerah Kerinci ini awalnya dijadikan sebagai media syiar agama Islam oleh seorang ulama terkenal. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini sering pula dipentaskan untuk acara festival kebudayaan yang ada di Kerinci, penyambutan tamu, serta hiburan semata. Jika pertunjukan tari Rangguk hanya untuk hiburan, para penari akan menganggukan kepala mereka sambil menabuh rebana dalam posisi duduk. Namun, jika tarian ini dipersembahkan untuk menyambut tamu agung, para penari akan menabuh rebana dalam posisi berdidi dan sesekali menganggukan kepala mereka kepada tetamu. Gerakan utama berupa anggukan kepala menyimbolkan ucapan selamat datang kepada tamu itu sendiri. Karena penciptaan awal dari tarian ini untuk syiar Islam, maka kostum penaripun dikondisikan dalam keadaan tertutup. Penari pria mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang. Sedangkan penari perempuan memakai baju lenga...
Upacara Besale (penyembuhan) merupakan ritual masyarakat Anak Dalam yang bertujuan untuk menyembuhkan seseorang yang sakit akibat roh-roh jahat. Dalam adat istiadat masyarakat Suku Anak Dalam atau Anak Rimba terdapat banyak kegiatan upacara/ritual yang memiliki tujuan untuk menghormati arwah nenek moyang, mengharapkan keberkahan dan untuk menjauhkan malapetaka. Salah satu upacara adat masyarakat Anak Dalam adalah upacara Besale. Arti Besale bagi masyarakat Anak Dalam adalah membersihkan jiwa seseorang yang sedang sakit akibat roh-roh jahat yang bersemayam dalam diri seseorang tersebut. Menurut hasil penelitian Pusat Penelitian Sejarah Dan Budaya Departemen Pendidikan Kebudayaan Indonesia (1977.127), masyarakat Anak Dalam menganggap jika ada anggota keluarga atau kerabat yang sakit maka itu merupakan pertanda bahwa dewa telah menurunkan malapetaka. Agar dewa menjauhkan malapetaka tersebut, masyarakat Anak Dalam melakukan upacara Besale sebagai wujud memohon ampun. Hal la...
Tari Tauh Jambi merupakan tarian khas Daerah Lekuk 50 Tumbi Lempur, Kecamatan Gunung Raya. Tarian Tauh Jambi biasanya ditarikan ketika menyambut Rajo dan Berelek Gedang. Helatan yang paling sering dihiasi oleh tarian ini ialah Beselang Gedang atau gotong royong menuai padi ketika panen berlangsung. Oleh sebab itu, tarian ini juga menggambarkan perasaan suka cita dan syukur dari masyarakat adatnya. Seperti tarian Jambi pada umumnya, tarian ini dibawakan laki-laki dan perempuan secara berpasang-pasangan. Posisi tubuh dari tarian ini adalah kombinasi dari gerakan dalam posisi berdiri. Musik rebab, gong, dan nyanyian klasik yang disebut mantun mengiringi tarian ini. Empat laki-laki dan empat perempuan melenggok dalam alunan music melayu bersyair pantun. Uniknya, durasi tarian ini bergantung pada panjang pendeknya pantun yang disenandungkan dan kesanggupan penarinya sendiri. Tarian ini menggambarkan rasa syukur dan suka cita masyarakat adatnya, tar...
Meramu adalah mencari dan mengumpulkan hasil hutan, seperti: getah melabui, getah jelutung, getah damar, getah jernang, dan rotan. Mereka menyebut kegiatan ini berkinang atau berimbo. Caranya dengan beranjau, yaitu berjalan-jalan atau melakukan pengembaraan. Menemukan sesuatu yang dicari, apakah itu getah melabui, getah jelutung, dan atau rotan adalah sesuatu yang sangat erat kaitannya dengan tuah (keberuntungan). Hal itu disebabkan banyaknya jenis pohon, sehingga seringkali menutupi pohon yang dicari (tidak terlihat). Relatif sulit dan atau mudahnya menemukannya itulah yang kemudian membuahkan adanya semacam kepercayaan bahwa pohon-pohon tersebut mempunyai kekuatan gaib. Berkinang atau berimbo biasanya dilakukan secara berkelompok (lebih dari satu orang) dan biasanya dilakukan oleh laki-laki. Apabila di dalam hutan ada yang terpisah atau tertinggal, maka orang yang ada di depan akan memberi tanda dengan menancapkan sebatang kayu yang pada bagian atasnya dibelah dan diselipka...
Arca Dwarapala merupakan salah satu arca yang ditemukan di Kawasan Percandian Muarajambi. Arca Dwarapala ditemukan pada Bulan April 2002 di depan reruntuhan Gapura Candi gedong II. Arca tersebut ditemukan pada saat dilakukan ekskavasi arkeologi di lokasi gapura keliling candi. Arca Dwarapala sering disebut dengan arca penjaga bangunan suci atau candi. Umumnya arca penjaga ini berpasangan atau 2 buah, berkedudukan di depan sisi kanan dan kiri gerbang atau gapura pintu masuk candi. Sebagai penjaga gerbang, umumnya anatomi tubuh maupun atribut yang dikenakan digambarkan seram, menakutkan, atau garang. Misalnya mata melotot, gigi bertaring badan gemuk, dan membawa senjata serta memakai atribut menyeramkan yakni gelang dari ular, kalung tengkorak, dll. Namun Arca Dwarapala dari Candi Gedong II ini penggambarannya lebih tenang dari Arca Dwarapala pada umumnya, kesan penjaga hanya ditunjukkan pada atribut senjata gada dan perisai, suatu bentuk ya...
Seni pertunjukan kakitau adalah jenis pertunjukan kebudayaan khas jambi. Kakitau sendiri diambil dari bahasa jambi yang berarti 'orang-orangan sawah'. Pertunjukan ini biasanya dilar dalam upacara adat yang biasanya diiringi oleh tari-tarian.