 
            Ornamentasi sepasang naga tradisional batak toba yang hanya ditemukan di kawasan Pulau Samosir, Sumatera Utara yang menggambarkan ular naga. Biasanya terlihat pada bagian atas balkon kecil dalam Rumah Bolon (rumah batak) sebagai bagian dari ukir-ukiran gorga dan/atau jenggar.
 
                     
            Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai penjaga rumah dari hal-hal yang tak diinginkan. BIasanya diberikan sebagai ukiran yang penuh pewarnaan khas batak yaitu kombinasi warna merah, putih, dan hitam dalam berbagai aspek arsitektural rumah tradisional batak.
 
                     
            Ornamen Boraspati Pintu masuk (pintun jambur) sapo (rumah tempat menyimpan beras) di tanah Karo biasanya diberikan ornamen ukiran 3-dimensional cicak. Dalam tradisi mitologis dan kepercayaan batak, cicak terkait pada penggambaran: Boraspati ni Ruma, penjaga rumah dan lambang kesuburan Boraspati ni Tano, dewa kesuburan Biasanya dekorasi motif berbentuk cicak juga menjadi bagian dari ukiran gorga dalam ornamentasi arsitektural rumah tradisional Batak. Yang ditunjukkan pada berkas-berkas di bawah ini merupakan peninggalan-peninggalan dari abad 19 M.
 
                     
            Tor tor adalah tari tradisional Suku Batak. Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik (magondangi) yang dimainkan menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain. Menurut sejarah, tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (merupakan simbol leluhur). Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan. Jenis tari tor tor beragam. Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar. Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya. Selanjutnya ada tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan...
 
            Batu Kursi Raja Siallagan Sebagai tempat musyawarah mufakat para tetua adat Batak Toba.
 
                     
            "Gowawambea" merupakan peninggalan budaya megalitikum. Tempat: Desa Onolimbu, Kecamatan Sirombu, Nias, Sumatera Utara.
 
                     
            Tondung Sahala Orang Batak Fungsi: alat meramal/horoskop Terbuat dari Kepingan Bambu, ditulisi kalimat-kalimat mantra Batak. Catatan: Orang Batak percaya akan adanya ruh/jiwa (tondi) yang menentukan wibawa (sahala) seseorang. Ada beberapa sahala: Sahala Namora: Sahala Kekayaan Sahala Datu: Sahala Ilmu Sahala Panangko: Sahala perilaku buruk (pencuri), jika memiliki sahala ini, seseorang akan sulit untuk ditangkap ketika mencuri. Tondung Sahala merupakan kepingan bambu yang bertuliskan ramalan-ramalan terkait sahala seseorang. Koleksi Foto: Hokky Situngkir
 
                     
            Replika Pustaha Batak Pane Na Bolon Aslinya berada di: Museum für Völkerkunde Hamburg, Jerman (13.81.24). Replikai dibuat oleh: Liberty Manik. Replika saat ini ada di perpustakaan IACI, Bandung. Isi: Naskah ini merupakan naskah ilmu nujum orang Batak, terkait pada nujum Naga Besar yang juga dikenal oleh masyarakat etnik kuno Melayu. Pustaha dan nujum Pane Na Bolon (Pane Besar) biasanya dibuka saat hendak mengadakan peperangan atau hendak mendirikan desa yang baru. Pane Na Bolon adalah penamaan dewa yang mengelilingi bumi dan dalam perjalanannya menempati keempat arah mata angin selama sekitar 3 bulan. TIap kali Pane Na Bolon berpindah, ia mendirikan desa baru dan sesuai dengan kepercayaan Batak kuno, perlu diadakan pesta perjamuan yang merupakan jiwa manusia yang diambilnya pada saat peperangan atau wabah penyakit. Pane Na Bolon merupakan dewa yang sangat ditakuti, dan hanya datu yang mengetahui cara menangkal keberadaannya. Dalam teks pustaha tertu...
 
                     
            Pustaha Batak, disebut Pustaha Laklak Kode 4301 (linguistik). Sekarang berada di Logan Museum of Anthropology, Wisconsin, AS. Kondisi: Sudah sangat rusak. Beberapa halaman sudah hancur dan tidak dapat dibaca lagi, tetapi bagian yang masih utuh memiliki teks dan ilustrasi yang cukup jelas. Bahan: Kulit Kayu Ukuran: 28 x 18 cm Bungkus jilid (terbuat dari kayu, disebut "lampak") berdimensi 35 x 18 cm. Koleksi: Harley Harris Bartlett (1886-1960) Catatan: Harley Harris Bartlett (1886-1960) adalah penulis "The Labors of the Datoe and Other Essays on the Bataks of Asahan (North Sumatra)" dalam "Michigan Papers on South and Southeast Asia, 15. Ann Arbor: University of Michigan Press (1973). Bartlett ialah seorang antropolog dan ahli tumbuh-tumbuhan yang meneliti di daerah Asahan pada tahun 1917 dan 1927. Dalam pustaha tertulis: "Ahu pangulubalang si bahir bangke darajahon di | bulung ni sapuate (atau sada ate?) asa daparap ma dohot si | biyang...
