Tari Yosim Pancar (Yospan) merupakan salah satu jenis tarian daerah yang bersal dari Papua. Tari ini masuk ke dalam jenis tari pergaulan atau persahabatan. Tari Yospan berasal dari penggabungan dua tarian Rakyat Papua, yaitu Yosim dan Pancar, yang berasal dari dua daerah yang ada di Papua, yaitu Biak-Numfor dan Yapen Waropen. Tari Yospan biasa dibawakan pada acara adat dan upacara pernikahan. Para penari biasanya membentuk lingkaran dan berjalan berkeliling sambil menari, diiringi oleh musisi yang memadukan tifa, gitar, ukulele, dan instrumet lainya, tidak ada batas dalam Yospan, tarian ini bagai tidak berakhir dan siapa saja boleh ikut masuk dalam lingkaran dan bisa langsung bergerak mengikuti penari lain. tak jarang bahkan ibu-ibu yang masih menggendong anaknya ikut larut dalam Tari Yospan.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman budaya, begitu pula makanan khas tradisionalnya. Salah satu makanan khas yang dimiliki oleh Indonesia adalah Papeda. Makanan pokok masyarakat Papua dan Maluku ini berbahan dasar sagu yang bisa diperoleh secara mudah di dataran timur tersebut. Cara pembuatannya pun masih menggunakan cara-cara tradisional yaitu dengan menokok batang utama pohon sagu yang telah berumur kira-kira tiga sampai lima tahun. Kemudian bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Hasil perasan tersebut akan diperoleh tepung sagu murni yang akan disimpan didalam alat yang bernama tumang dan siap untuk diolah. Papeda diolah seperti bubur dengan tekstur seperti lem dan memiliki warna putih serta rasa yang tawar. Makanan ini disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang telah dibumbui kunyit. Makanan ini enak disantap selagi hangat dan juga kaya serat serta rendah kolestrol
Papeda atau Bubur Sagu , merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku dan Papua. Papeda dibuat dari tepung sagu. Pembuatnya para penduduk di pedalaman Papua. Tepung sagu dibuat dengan cara menokok batang sagu. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah pohon yang berumur antara tiga hingga lima tahun. Mula-mula pokok sagu dipotong. Lalu bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap diolah. Tepung sagu kemudian disimpan di dalam alat yang disebut tumang. Papeda biasanya disantap bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan dibumbui kunyit dan jeruk nipis.
Berbeda dengan Tifa yang dipukul seperti gendang, Triton adalah alat musik tradisional Papua yang berupa alat tiup. Triton terdapat dihampir seluruh wilayah pantai seperti Kepulauan Raja Ampat , Biak, Teluk Wondama, Yapen Waropen, dan Nabire. Triton terbuat dari cangkang kerang dalam bahasa papua disebut "Bia". Triton merupakan alat komunikasi masyarakat papua.
Ada beberapa jenis busana yang dikenakan dalam upacara-upacara adat. Busana yang dikenakan oleh sultan disebutmanteren lamo yang terdiri atas celana panjang hitam dengan bis merah memanjang dari atas ke abawah, baju berbentuk jas tertutup dengan kancing besar terbuat dari perak berjumlah sembilan . Sementara itu, leher jas, ujung tangan,dan saku jas yang terletak di bagian luar berwarna merah.Konon warna tersebut melambangkan keperkasaan dari pemakainya. Selain itu, penampilan busana yang dikenakanoleh sultan tersebut dilengkapi dengan destar untuk menutupkepala. Busana yang dikenakan oleh istri sultan terdiri ataskebaya panjang atau kimun gia, yang terbuat dari kain satin berwarna putih dengan pengikat pinggang yang terbuat dariemas, serta kain panjang. Perhiasan lainnya yang dikenakanoleh permaisuri tersebut meliputi kalung, bros, dan penitiyang terbuat dari intan, berlian, atau emas. Di samping itu,mereka juga mengenakan hiasan lainnya yang be...
Rumah Adat Papua Rumah adat daerah Papua, suku Dani adalah Honai, Rumah tersebut terdiri dari dua lantai terdiri dua lantai, lantai pertama sebagai tempaat tidur dan lantai dua untuk tempat bersantai, dan tempat makan. Hunai berbentuk jamur dengan ketinggian sekitar 4 meter. Rumah kariwari adalah rumah pemujaan suku Tobati-Enggros yang menghuni tepian Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, berbentuk limas segi delapan dengan atap kerucut. Meskipun atap bangunan tidak menggunakan daun sagu seperti di Papua, namun tata bangun secara keseluruhan sesuai dengan kondisi aslinya, baik bentuk maupun lingkungan alamnya. Sebuah danau buatan dengan patung ikan hiu gergaji yang buas serta sebuah perahu Asmat yang panjang dan sempit yang digerakkan oleh delapan orang pendayung merupakan sentuhan suasana aslinya.
Papeda atau bubur sagu, merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku dan Papua. Papeda dibuat dari tepung sagu. Pembuatnya para penduduk di pedalaman Papua. Tepung sagu dibuat dengan cara menokok batang sagu. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah pohon yang berumur antara tiga hingga lima tahun. Mula-mula pokok sagu dipotong. Lalu bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap diolah. Tepung sagu kemudian disimpan di dalam alat yang disebut tumang. Papeda biasanya disantap bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan dibumbui kunyit dan jeruk nipis.
Berbeda dengan Tifa yang dipukul seperti gendang, Triton adalah alat musik tradisional Papua yang berupa alat tiup. Triton terdapat dihampir seluruh wilayah pantai seperti Kepulauan Raja Ampat , Biak, Teluk Wondama, Yapen Waropen, dan Nabire. Triton terbuat dari cangkang kerang dalam bahasa papua disebut "Bia". Triton merupakan alat komunikasi masyarakat papua.
Suku Biak mempunyai dua cara dalam melamar calon pengantin. Pertama, Sanepen atau perjodohan di mana proses lamaran dilakukan oleh kedua belah pihak orang tua sejak kedua calon pengantin masih berusia anak. Kedua, Fakfuken adalah proses pinangan yang dilakukan setelah calon pengantin berusia di atas 15 tahun. Awalnya, pihak laki - laki akan mendatangi pihak perempuan dalam proses pinangan secara resmi. Dalam acara pinangan, pihak laki - laki membawa kaken (kalung atau gelang yang terbuat dari manik - manik) sebagai simbol perkenalan, apabila pinangan tersebut disetujui maka pihak perempuan juga memberikan kaken sebagai simbol penerimaan. Setelah proses pinangan diterima dan disetujui, kedua pihak calon pengantin kemudian berunding untuk menentukan mas kawin dan hari pernikahan. Kamfar menjadi mas kawin pada tradisi adat pernikahan Papua jaman dahulu, yaitu berupa gelang yang terbuat dari kulit kerang hingga perahu. Kini, mas kawin bisa berupa roibena, gelang perak, atau bahkan por...