Ciung dalam bahasa Sunda adalah sejenis Burung Beo. Kujang Ciung pada umumnya memiliki tinggi 25 cm dan lebar 5 cm. Struktur anatomisnya lengkap: congo (atas), beuteung (tengah), dan mentuk/paksi (bawah). Kujang jenis paling banyak ditemui dengan variasi paling banyak di bagian atasnya (congo), yaitu variasi arah vertikal (nyungcung), diaginal. dan mengarah ke belakang (mungkur). Kujang Ciung rata-rata memiliki elemen jaladra (berbentuk seperti gerigi yang cembung dan tajam) pada bagian eluk (punggung). 2 karakteristik pamor pada balahnya yaitu Salur dang Ngarambut (atau Menyerat). Kujang Ciung rata-rata memiliki lubang antara 3-5 buah. Posisi lubang tersebut ada yang sejajar terutama pada panengen (bilah bagian kanan) dan satu buah pada pangiwa (bagian kiri). Secara umum, masyarakat mengenal bentuk Kujang khas Sunda yang berasosiasi pada bentuk Kujang Ciung. Kujang Ciung bisa merupakan representasi seluruh perupaan Kujang. Lambang Provinsi Jawa Barat juga menggunakan bentuk Kuj...
Kekeratonan sebenarnya dasar permainannya adalah seperti jaga kandang, namun di buat semenarik mungkin dengan penjabaran dan aturan yang di buat oleh masyarakat permainan anak. Setiap anak di bagi rata dua kelompok. Jika ada 22 anak yang ikut serta, maka tiap kelompok terdiri dari 11 orang. Ada yang jaga ada juga yang jadi penyerang. Setiap pemimpin tim melakukan undian menggunakan uang koin, Mekanisme permainan ini melibatkan 5 orang regu penyerang sebagai tahanan yang di jaga oleh algojo penjaga, lalu sisanya adalah penyerang (6 orang) akan menyelamatkan 5 tahanan tadi. Para penyerang masing-masing akan mencoba masuk teritori penjaga yang dijaga ketat oleh gerbang, saling bergiliran. jika salah satu kelompok menjadi penjaga maka susunan permainan adalah 2 orang menjadi gerbang, 1 orang menjadi algojo penjaga dan sisanya menjadi dolanan. Dalam permainan ini regu penyerang tidak boleh keliatan gigi, baik itu yang menjadi tahanan atau yang menjadi pendobrak, Kalau keliatan gigi...
Toleat merupakan salah satu jenis musik tiup (Aerophone) khas daerah Subang. Toleat biasa dimainkan oleh penggembala di daerah pantura sambil menunggu gembalaanya. Awalnya toleat dibuat dari bahan jerami karena perkembangan jaman dan keawetan bahannya maka sekarang toleat dibuat menggunakan bahan bambu tamiyang, toleat mempunyai nada dasar salendro dan mempunyai delapan lubang nada serta mempunyai suara yang unik menyerupai saxophone , bentuknya mirip dengan suling tetapi mempunyai rit yang dibuat dari kayu berenuk. Toleat dapat dipadukan dengan beberapa jenis alat musik lain sehingga dapat menghasilkan jenis musik yang bagus. Biasanya toleat dipadukan dengan kecapi dan kendang, bahkan sekarang ini toleat dikolaburasikan dengan alat musik modern seperti keyboard. Masyarakat Subang sendiri belum terlalu mengenal toleat karena hanya ada dua orang yang bisa mahir memainkannya yaitu Mang Parman dan Pa Asep Nurbudi (Asep Oboy). Pengenalan kepada masyarakat u...
Maen Po adalah salah satu aliran pencak silat yang berasal dari daerah Cianjur, tepatnya desa Cikalong --Cikundul (tempat awal mula berdirinya Cianjur) yang berada kini di kecamatan Cikalong Kulon. Lokasi ini dapat ditempuh melalui rute jalur alternatif dari Jakarta melalui Jonggol. Maen Po adalah seni bela diri yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Kebanyakan orang mengira bahwa aliran Cikalong ini adalah merupakan bela diri yang terinspirasi dari teknik perkelahian hewan mamalia terbang yaitu kalong (pteropus edulis) atau kelelawar besar berdasarkan pada kata dari aliran ini. Maenpo Cikalong sama sekali tidak mengambil bentuk atau terinspirasi dari hewan, Maenpo Cikalong adalah aliran bela diri pencak silat yang me...
Tutunggulan adalah sebuah kesenian tradisional bagi masyarakat di kecamatan Warungkondang, kabupaten Cianjur. Tutunggulan merupakan bunyi-bunyian yang ditimbulkan oleh benturan antara alu dan lesung. Tutunggulan sering terdengar pada saat-saat tertentu, seperti pada saat penyimpanan padi ke lumbung. Terkadang, tutunggulan sengaja dibunyikan dengan keras agar bisa terdengar dari jarak yang cukup jauh. Beberapa macam bunyi yang dihasilkan dari kesenian ini adalah: “trok”, “tung”, “dung”, dan “prek”. Bunyi “trok” dihasilkan dari pukulan antara alu dan bagian samping sebelah luar pamoroyan. Bunyi “tung” dihasilkan dari pukulan antara alu dan bagian samping sebelah dalam pamoroyan. Bunyi “dung” dihasilkan dari pukulan antara alu dan bagian dalam pamoroyan. Dan, “prek” dihasilkan dari benturan antaralu dalam posisi silang. Sumber: Wikipedia Indonesia
Makanan Khas Garut Angleng terbuat dari Beras ketan berkualitas dan bahan bahan pilihan terbaik.Sepintas makanan daerah ini mirip dengan wajit, namun Angleng punya rasa tersendiri di lidah kita. Rasa unik yang dimiliki cemilan inilah yang membuat penduduk Garut khususnya, sering menjadikan Angleng sebagai makanan suguhan tamu pada perayaan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran serta perayaan lainnya masyarakat di Jawa Barat.
Seni Burok adalah salah satu kesenian rakyat yang sangat terkenal dan digemari di kalangan masyarakat Brebes dan sekitar Cirebon. Menurut cerita seni Burok sudah ada sekitar tahun 1934. Awalnya ada seorang penduduk desa Kalimaro Kecamatan Babakan bernama Kalil membuat sebuah kreasi baru seni Badawang (boneka-boneka berukuran besar) yaitu berupa Kuda Terbang Buroq, konon ia diilhami oleh cerita rakyat yang hidup di kalangan masyarakat Islam tentang perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhamad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dengan menunggang hewan kuda bersayap yang disebut Buroq. Seni Burok merupakan bentuk sinkretis. Ia merupakan tradisi Badawang dalam masyarakat Sunda di Jawa Barat. Dalam tradisi ini, mereka membawa patung orang-orangan besar atau makhluk seperti raksasa yang terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kain kostum dan dilengkapi topeng atau ukiran wajah dan kepala. Di dalam kerangka orang-orangan ini terdapat rongga yang dapat dimasuki orang ya...
Bahan Keripik Bayam 200 gram tepung beras 3 sendok makan tepung kanji 8 butir kemiri, haluskan 3 siung bawang putih, haluskan Garam secukupnya 3 sendok makan ebi, haluskan Air secukupnya 20 lembar daun bayam utuh Minyak goreng secukupnya Cara Membuat Keripik Bayam Campur tepung beras, tepung kanji, kemiri, bawang putih, garam, ebi halus. Beri air sedikit demi sedikit sampai cukup encer. Celup daun bayam ke dalam adonan encer. Goreng dengan panas sedang sampai kering garing. Pemanfaatan Bayam Untuk Keripik Bayam Seiring dengan perkembangan tekhnologi dan kesadaran gizi dalam masyarakat, pilihan makanan saat ini mulai banyak mengacu pada nilai nilai gizi dan manfaat dari bahan pembentuknya. Kandungan mineral zat besi yang tinggi dalam daun bayam banyak memberikan manfaat positif bagi orang yang mengkonsumsinya. Daun bayam juga banyak digunakan un...
Kedok Punakawan Cungkring ini hanya setengah wajah hingga menampilkan mulut pemainnya. Berfungsi memudahkan pemain memberikan selingan lucu/bodoran dalam cerita. Kedok, istilah yang dipakai untuk topeng Cirebon, pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Punakawan sendiri pada umumnya mewarnai cerita dengan selingan-selingan yang menghibur. Nama lain untuk Cungkring adalah Petruk. Nama Cungkring digunakan dalam Punakawan Cirebon 9, yaitu: Semar (ayah punakawan), Gareng, Dewala, Petruk/Cungkring, Bagong, Pegal Buntung, Ceblok, Bitarota/Wiradota, dan Sekar Pandan. Karena komik dan lain sebagainya, Cungkring/Petruk sendiri cukup populer di masyarakat Indonesia. Bagian yang sangat khas dari kedok Cungkring adalah hidungnya yang panjang dan kumis tipis diatas mulutnya. Dalam pertunjukan Cungkring adalah tokoh ya...