Dibuat cukup artistik dari ruas bambu menghasilkan dan dapat menggantikan bunyi tiga alat musik: Aramba, Göndra dan Faritia . Unik untuk Nias, tidak ditemukan di tempat lain. Sumber: https://www.museum-nias.org/tarian-musik
Juga disebut duri mbalö duhi. 2 batang bambu dipukuli pada lutut. Sumber: https://www.museum-nias.org/tarian-musik
Digali satu lobang dalam tanah yang ditutupi dengan mowa wino; di sebelah atas dipasang tali dari wewe iti-iti (ici-ici) . Sumber: https://www.museum-nias.org/tarian-musik
Tempurung kelapa dengan biji-bijian di dalam; digoyangkan. Sumber: https://www.museum-nias.org/tarian-musik
Dari bambu kuat, dari lewuöguru. Alat untuk memanggil orang. Sumber: https://www.museum-nias.org/tarian-musik
Dari kayu manawa danö atau bayo . Alat untuk memanggil warga jika ada peristiwa. Sumber: https://www.museum-nias.org/tarian-musik
Dalam proses perubahan kebudayaan khususnya di pedesaan terjadi pergeseran nilai-nilai budaya. Hal ini mempengaruhi bentuk dan sifat gotong royong yang ada pada masyarakat bersangkutan. Kenyataan menunjukkan adanya perubahan sistem yang baru. Bahkan ada bentuk gotong royong yang sudah punah menghilang dari kebudayaan suatu masyarakat. Oleh karena itu dianggap perlu adanya usaha inventarisasi dan dokumentasi sistem gotong royong sebelum berubah dan menghilang dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7684/
Terletak di Desa Sangkilon, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas. Kompleks percandian tersebut terletak di bagian hulu Sungai Barumun. Kompleks percandian Sangkilon dibatasi tembok keliling. Di sebelah utara terdapat runtuhan gerbang masuk ke candi. Candi yang dikenal sebagai Biaro Si Sangkilon. Jarak lokasi dengan ibukota kabupaten (Sibuhuan) sekitar 9 km. Runtuhan biaro Si Sangkilon berupa beberapa gundukan tanah yang terletak di tengah areal persawahan. Sekitar 20-30 meter menuju arah utara terbentang Sungai Sangkilon (anak Sungai Barumun di daerah hulu). Pada areal kompleks yang dibatasi tembok keliling terdapat empat buah runtuhan bangunan, masing-masing sebuah bangunan induk dan tiga buah bangunan yang lebih kecil. Kompleks biaro Si Sangkilon mempunyai tembok pagar keliling yang dibuat dari bata. Runtuhan gerbang pintu masuk halaman kompleks biaro yang masih tersisa terletak di sisi utara menghadap ke arah Sungai Sangkilon....
Situs Biaro/Candi Tandihat I berada di Desa Tandihat, Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Secara astronomis, situs ini berada di koordinat N1.37409 E99.75404 dengan luas areal ± 3.500 m2 dan luas bangunan + 36 m2. Batas-batas situs, antara lain: sebelah Utara berbatasan dengan kebun sawit, sebelah Selatan berbatasan kebun sawit, sebelah Barat berbatasan dengan kebun sawitdan sebelah Timur berbatasan dengan kebun sawit. Situs ini telah teregistrasi sebagai Cagar Budaya dengan nomor RNCB.20111017.04.000415 dan telah mendapatkan penetapan dari kementerian dengan SK Menteri NoPM.88/PW.007/MKP/2011 dan pada saat ini dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh. Situs Biaro/Candi Tandihat I dalam kondisi terawat, memiliki fasilitas pelindungan berupa pagar situs, papan nama situs, papan larangan, meunasah dan juru pelihara. Biaro/Candi Tandihat I (Sijoreng Belanga I) terletak di Desa Tandihat, Kecamatan Barumun Tengah, Kabup...