hari ini saya mau berbagi tentang informasi TEMPAT-TEMPAT SEJARAH DI INDONESIAyang salah satunya adalah Stasiun Pusat Kereta Api Bandung yang terletak di daerah bandung. Dalam buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe (1984) karangan Haryoto Kunto, ide awal pembangunan Stasiun Bandung berkaitan dengan pembukaan perkebunan di Bandung sekitar tahun 1870. Stasiun ini diresmikan pada 17 Mei 1884, ketika masa pemerintahan Bupati Koesoemadilaga dan pada waktu yang sama juga dibuka jalur kereta Batavia-Bandung melalui Bogor dan Cianjur. Di masa itu, para tuan tanah perkebunan (Preangerplanters) menggunakan jalur kereta api untuk mengirimkan hasil perkebunannya ke Batavia dengan lebih cepat. Untuk menampung dan menyimpan hasil perkebunan yang akan diangkut dengan kereta, dibangunlah gudang-gudang penimbunan barang di beberapa lokasi dekat Stasiun Bandung, yaitu Jalan Cibangkong, Jalan Cikuda-Pateuh, daerahKosambi, Kiaracondong, Braga, Pasirkaliki, Ciroyom, dan Andir. Sesaat setelah p...
Triton Merupakan alat musik tradisional masyarakat Papua, cara memainkan alat murik Triton memakai mulut, yaitu dengan cara ditiup . Untuk menemukan alat musik ini, biasanya dengan mudah ditemukan di seluruh pantai, terutama di daerah Biak, Yapen, Waropen, Nabire, Wondama, serta kepulauan Raja Amat. Konon, alat musik tradisional tersebut cuma digunakan untuk sarana komunikasi , yaitu difungsikan sebagai alat panggil atau pemberi tanda. Sekarang, alat musik ini juga digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat Papua. https://www.silontong.com/2017/05/04/alat-musik-tradisional-papua/
Pikon Termasuk sebagai alat musik tradisional asli Papua, Pikon sebenarnya asal dari kata Pikonane, dan dalam bahasa Baliem berarti alat musik bunyi. Pikon adalah alat musik tradisional khas suku Dani yang biasa dimainkan oleh kaum pria. Biasanya masyarakat setempat memainkan alat ini sambil beristirahat setelah lelah bekerja seharian atau ketika bersantai di Honai. Yang membuat aneh, bunyi suara yang dihasilkan oleh Pikon sebenarnya tidaklah merdu, malahan cenderung sumbang. Lebih lanjut, Pikon disebut sebagai alat musik yang cukup spesifik dan tidak sembarang orang dapat memainkan alat ini karena cara memainkannya yang cukup rumit. https://www.silontong.com/2017/05/04/alat-musik-tradisional-papua/
Paar dan Kee Ini alat musik yang unik, mengapa? Karena sebetulnya Paar dan Kee berfungsi utama sebagai penutup kelamin pria adat masyarakat Papua. Paar merupakan labu kering dan kee merupakan ikat pinggang yang terbuat dari tulang burung Kasuari. Nah, uniknya, keduanya juga bisa berfungsi sebagai alat musik tradisional di Papua. Keduanya biasa dipakai para pria untuk menari dan menghasilkan bunyi ketika saling bertemu satu sama lain. https://www.silontong.com/2017/05/04/alat-musik-tradisional-papua/
Krombi Kombi merupakan alat musik tradisional Papua yang terbuat dari bambu. Krombi adalah salah satu alat musik yang fungsinya berguna untuk mengiringi tarian pada pesta adat masyarakat Papua. Alat musik tersebut biasanya dimainkan dengan memakai sebuah kayu kecil lalu diketuk-ketuk pada bambu tersebut. https://www.silontong.com/2017/05/04/alat-musik-tradisional-papua/
Butshake Butshake terbuat dari bambu dan buah kenari. Buthsake adalah alat musik dari bahan buah kenari, berasal dari Muyu Kabupaten Merauke. Alat musik tersebut berfungsi pada pesta tari-tarian adat di masyarakat Papua. https://www.silontong.com/2017/05/04/alat-musik-tradisional-papua/
Amyen Terbuat dari kayu, Amyen merupakan alat musik tiup yang digunakan untuk mengiringi tari-tarian di Papua. Fungsi lain dari alat musik ini adalah untuk memanggil dan memberi tanda bahaya pada saat berperang melawan musuh. Tidak sekedar kayu, alat musik tersebut dibuat harus memakai bahan kayu putih, dan dipakai masyarakat Suku Web, Kabupaten Keerom, Papua. https://www.silontong.com/2017/05/04/alat-musik-tradisional-papua/
Perahu Lesung masyarakat Asmat memiliki panjang sekitar 2,5–5 meter. Perahu ini dapat memuat penumpang berjumlah 5-6 orang. Perahu Lesung dibuat 5 tahun sekali dan saat peresmian perahu harus ada ritual yang dilakukan. Masyarakat Asmat bermukin di daerah dataran rendah yang berawa dan berlumpur. Di daerah sepanjang pantai tertutup hutan rimba tropis yang di dominasi pohon mangrove dan hutan sagu. Kondisi daerah masyarakat Asmat yang berawa menuntut masyarakat Asmat mempunyai perahu sebagai alat transportasi. Salah satu alat tersebut adalah perahu yang bagi masyarakat asmat disebut perahu Lesung. Fungsi lain dari keberadaan perahu Lesung adalah dalam ritual masyarakat Asmat pembuatan perahu lesung adalah salah satu cara untuk menyembah dan menyenangkan leluhur nenek moyang. Ritual itu adalah Upacara perahu Lesung yang ada pada masyarakat Asmat. Hal lainnya upacara perahu Lesung adalah bagian dari menyambut pemimpin masyarakat Asmat yang pulang perang....
Di daerah Yapen Timur, tepatnya di daerah Wawuti Revui, terdapat sebuah gunung bernama Kamboi Rama. Masyarakat berkumpul dan berpesta di gunung itu. Di gunung itu juga tinggal seorang raja tanah atau dewa bernama Iriwonawai. Dewa itu memiliki sebuah tifa atau gendang yang diberi nama sokirei atau soworoi. Jika gendang itu berbunyi, orang-orang akan berdatangan dan berkumpul karena pada kesempatan itulah mereka dapat melihat gendang itu. Akan tetapi, yang dapat melihat gendang hanya orang-orang tua berkekuatan gaib. Dewa Iriwonawai mempunyai sebuah dusun yang banyak ditumbuhi tanaman sagu, yaitu dusun Aroempi. Sagu merupakan makanan pokok penduduk daerah Wawuti Revui. Akan tetapi, sagu itu lama-kelamaan berkurang. Dewa marah. Kemudian, tanaman sagu itu dipindah. Penduduk dusun Kombai Rama ketakutan. Mereka pindah ke daerah pantai. Di sana mereka mendirikan daerah baru yang diberi nama Randuayaivi. Setelah itu, di Kamboi Rama hanya tinggal Iriwonawai dan sepasang suami istri b...