Ikan Jelawat Bumbu Madu merupakan makanan khas Kalimantan Tengah. Ikan jelawat adalah ikan yang panjangnya mencapai 25 sentimeter yang bebas berenang di sungai hampir sepanjang tanah Borneo. Daging ikan jelawat yang putih dan lembut berpadu dengan segarnya kuah yang berwarna cokelat kehitaman, memberikan pengalaman baru untuk lidah hanya dengan satu suapan pertama. Ikan Jelawat Bumbu Bakar Madu Khas Kalimantan Tengah Berikut bahan dan cara pembuatannya. Bahan dan Bumbu 1 ekor/600 gram ikan jelawat segar 1 ruas jari kunyit 1/2 ruas jari jahe 5 biji bawang putih 6 biji bawang merah 1 sendok makan kecap manis 1 sendok makan margarin, dilelehkan 3 sendok makan madu 1 sendok teh garam 1/2 sendok teh merica 1/2 sendok teh ketumbar Jeruk nipis secukupnya, diperas Cara Membuat Pertama bersihkan ikan jelawat kemudian cuci sampai bersih. Setelah itu baluri ika...
Upak Nyamu adalah baju dari kulit kayu Nyamu yang dipipihkan menjadi bahan untuk membuat pakaian dan juga EWAH atau cawat. Baju yang terbuat dari kulit nyamu ini kadang dibentuk seperti rompi kadang juga dibentuk seperti baju tanpa lengan. sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/02/16/baju-khas-laki-laki-dayak-ngaju/
Baju Pawang ini digunakan oleh seorang BASIR atau ulama dalam kepercayaan agama Kaharingan ketika menyampaikan doa untuk mendatangkan hujan, perlindungan dari roh jahat dan mengobati orang yang sakit. Pakaian pawang ini terbuat dari serat kayu atau serat tumbuhan khusu yang dianggap memiliki kekuatan magis. Kemudian pakaian ini dihiasi dengan manik-manik dan umbaian-umbain benang. sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/02/16/baju-khas-laki-laki-dayak-ngaju/
Dayak Ngaju juga mengenal seni tenun menenun. Bahan tenunan yang digunakan ialah serat tumbuh-tumbuhan seperti serat nyamu, serat nenas, dan beberap jenis tumbuhan lainnya. Baju Tenunan ini digunakan juga sebagai pakaian perang dan juga pakaian sehari-hari. Saat ini seni tenunan Dayak Ngaju sudah dapat dikatakan punah sebab sudah tidak ada lagi yang melestarikannya. Bahkan motive tenunan Dayak Ngaju masih menjadi misteri. Penulis hanya berhasil mengumpulkan beberapa dokumentasi mengenai tenunan ini. Selain tenunan dari serat tumbuh-tumbuhan, beberapa foto belanda jaman dahulu juga menunjukan adanya tenunan seperti kain yang memiliki motive segitiga dan sebagian juga dihiasi dengan manik-manik. sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/02/16/baju-khas-laki-laki-dayak-ngaju/
Babutuk adalah lauk langka yang diolah dari ikan busuk. Dalam pengetahuan saya, lauk ini dikenal kalangan suku tertentu yang mendiami bantaran sungai Barito, mulai Marabahan (Barito Kuala, Kalimantan Selatan), Buntok (Barito Selatan, Kalimantan Tengah) sampai Muara Teweh (Barito Utara, Kalimantan Tengah). Babutuk sebagai lauk makan diolah dari ikan-ikan besar yang mati mengapung di sungai Barito seperti ikan patin (Pangasius sp) atau jenis tapah ( famili Siluridae ). Ikan-ikan busuk ini diperoleh tatkala sungai Barito sedang “sampurak” atau mengalami arus deras dan berair keruh. Akibat keadaan itu maka ikan mengalami keracunan atau mabuk atau “kahem tungap” sehingga mengalami kematian dan hanyut. Pada umumnya ikan-ikan yang mengambang dalam keadaan membusuk. Ikan-ikan inilah yang dipungut untuk kemudian diolah menjadi Babutuk. Cara membuat babutuk dimulai dari membuang isi perutnya, merebus ikan-ikan besar yang busuk tadi lalu dibuang...
Kalau abon yang biasa kita makan rasanya manis-gurih dan warnanya kemerahan. Babutup ini warnanya kekuningan dan rasanya asin-gurih. Ikan yang biasa dibuat Babutup adalah ikan baung, tapah, atau ikan patin. Masakan Babutup ada 2 jenis, yang basah dan yang kering. Saya lebih suka yang kering, selain lebih tahan lama, juga lebih crispy, apalagi ada rasa pedas-pedas sedikit, semakin maknyusslahh Saat membuat Babutup, daging Ikan digodok dengan bumbu yang dominan aroma kunyit dan serai. Kunyit itulah pemberi warna kuning pada Babutup. Daging dimasak sampai daging ikannya lepas. Karena ikan yang dipakai kaya akan lemak ikan, tidak perlu memakai tambahan minyak. Untuk Babutup kering, ikan terus dimasak sampai garing. Setelah garing, Babutup siap dinikmati, ditaburi di nasi atau dimakan sebagai cemilan, semuanya cocok sumber : https://folksofdayak.wordpress.com/2015/01/10/babutup-abon-ikan-khas-dayak-maanyan/
Pundang atau ikan asin direndam sebentar kemudian digoreng sampai crispy – enak dimakan dengan nasih yang diberi kuah teh manis sumber : https://folksofdayak.wordpress.com/2015/01/09/gerakan-istandfordayak-desember-2014-kuliner-dayak/
Bahan: Bawang merah Bawang putih Serai Beras ketan Lombok Garam Daging babi (wawui) atau bisa daging ikan (papuyu atau kakapar) Cara pembuatan: Proses Fermentasi : daging yang masih bagus dipotong kecil-kecil, beras ketan di sangrai kemudian ditumbuk halus (sa’mu) kemudian beras ketan yang sudah ditumbuk halus tadi dengan daging babi / ikan kemudian campur dengan garam (garam tidak boleh sedikit atau kurang, jika kurang proses fermentasi/pembusukkan akan gagal atau rusak), letakkan dalam toples yang tertutup rapat lalu simpan dalam waktu paling cepat 1 minggu Proses memasak: wadi yang sudah jadi bisa dimasak dengan cara digoreng maupun dikuah. Wadi yang sudah jadi tadi kemudian dikeluarkan dimasak, kemudian dicampur dengan bawang merah, bawang putih serai atau bisa *dikasih ketumbar sedikit, Lombok dan diberi garam secukupnya. sumber : https://folksofdayak.wordpress.co...
Kalisi atau Katuyung adalah keong sungai khas Kalimantan yang enak dimasak rica-rica atau masak kecapnya. Kalisi atau Katuyung dipotong dahulu bagian belakangnya, supaya memudahkan untuk mengisap isinya. Bahan : -kalisi /keong sungai khas kalimantan -bawang merah -bawang -keca p manis -garam - penyeda p rasa Cara membuat: 1 . T umis bawang merah dan bawang putih. 2 . Masukan kalisinya kemudian beri air secukupnya. 3 . Beri kecap manis dan garam dan penyedap secukupnya. sumber : https://folksofdayak.wordpress.com/2015/01/09/gerakan-istandfordayak-desember-2014-kuliner-dayak/