Bahan-bahan: 1 ekor Ikan Asap ukuran sedang 65 ml santan instan 600 ml air 4 sdm mangga muda yang sudah diiris kecil-kecil (kalo tidak ada mangga muda/mengkal bisa diganti dengan air asam) Bumbu-bumbu: 5 siung bawang merah 3 siung bawang putih 3 iris jahe 3 iris lengkuas 2 batang sereh (memarkan) 1/2 sdt lada bubuk 1 sdt kunyit bubuk 1/2 sdt garam 1/2 sdt kaldu bubuk (bisa diganti gula pasir) 2 sdm minyak untuk menumis Cara membuat: Haluskan semua bumbu kecuali sereh,tumis dengan minyak hingga harum.Tambahkan air,masukkan ikan yang sudah dipotong dua. tambahkan sisa bumbu dan irisan mangga,biarkan hingga mendidih. Masukkan santan instan,aduk rata dan koreksi rasanya. Biarkan sampai kembali mendidih dan Hidangkan Referensi: https://kulinersul-sel.b...
Legenda Gua Mampu tidak bisa lepas dari sejarah Kerajaan Mampu. Namun, detail sejarah Kerajaan Mampu tidak seeksis catatan sejarah Kerajaan Bone. Hal ini disebabkan kurangnya bukti-bukti sejarah yang ditemukan. Kerajaan Mampu lalu berasimilasi dengan Kerajaan Bone melalui perkawinan hingga kerajaan tua ini meredup. Namun, saat ini banyak masyarakat, yang masih bermukim di wilayah itu maupun telah merantau, mengklaim sebagai keturunan Kerajaan Mampu. Menurut Andi Darma, sejarah Kerajaan Mampu dan legenda Gua Mampu bagai sisi mata uang. Walau dari hasil penelitian tidak ada bukti yang menghubungkannya, legenda Gua Mampu dilestarikan secara turun-temurun melalui cerita rakyat. Dari literatur 'Kerajaan Bone di Lintasan Sejarah' yang diterbitkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone tahun 2015, peristiwa ini bermula pada zaman kacau balau, termasuk di Mampu. Suatu hari, setelah didahului oleh peristiwa alam yang menakutkan dan menimbulkan kekacauan,...
Lamellong dikenal sebagai orang yang paling berperan dalam menciptakan pola dasar pemerintahan Kerajaan Bone di masa lampau. Tepatnya pada abad ke-16 masa pemerintahan Raja Bone ke-6 La Uliyo Bote’E (1543-1568) dan raja Bone ke-7 Tenri Rawe BongkangngE (1568-1584). Lamellong muncul ibarat bintang gemilang di kerajaan. Dengan pokok-pokok pikiran tentang hukum dan ketatanegaraan. Pokok-pokok pikiran beliau menjadi acuan bagi Raja dalam melaksanakan aktivitas pemerintahan. Tentang Lamellong di tanah Bugis, dilacak melalui sumber-sumber lisan berupa cerita rakyat dan catatan sejarah, baik dari lontara maupun tulisan-tulisan lainnya. Serpihan tulisan yang ada lebih banyak mencatat tentang buah pikirannya yang menyangkut “Konsep Hukum dan Ketatanegaraan” dalam bahasa Bugis Bone disebut “Pangngadereng”. Dalam lintasan perjalanan Kerajaan Bone dilukiskan, betapa besar jasa Lamellong dalam mempersatukan tiga Kerajaaan Bugis, yakni Bone, Soppeng, dan Wajo, da...
Masih tentang wisata. Salah satu tempat wisata pantai lain selain pantai Batu Hiu adalah Tanjung Palette. Tanjung Palette merupakan salah satu kawasan wisata di kabupaten Bone, sekitar 12 km sebelah timur dari kota Watampone. Watampone ditempuh sekitar 3 jam dari kota Makassar. Tempat wisata ini sekarang sangat populer bagi wisatawan domestik, tak pernah sepi dari pengunjung terutama di hari raya. Itu karena keindahan alamnya, suara deburan ombak yang keras dan harga tiket yang murah. Tanjung Palette terletak di pesisir Teluk Bone, bukan berupa hamparan pasir namun pantai dengan karang yang lumayan terjal. Salah satu sensasi berkunjung ke tempat ini adalah pemandangan bukit karang yang cantik disertai dengan deburan ombak yang keras. sejak dulu, keindahan kawasan Palette telah menarik perhatian wisatawan lokal, namun karena kurangnya fasilitas maka sepi pengunjung. Sekarang , tempat wisata ini di lengkapi berbagai fasilitas tambahan setelah mendapat perhatian dari pemerintah...
Inilah Mangkau’ di Bone yang diserang oleh Datu Luwu yang bernama Dewa Raja yang digelar Batara Lattu. Mula-mula orang Luwu mendarat di Cellu dan disitulah membuat pertahanan. Sementara orang Bone berkedudukan di Biru-biru. Adapun taktik yang dilakukan oleh orang Bone adalah memancing orang Luwu dengan beberapa perempuan. Pancingan ini berhasil mengelabui orang Luwu sehingga pada saat perang berlangsung orang Luwu yang pada mulanya menyangka tidak ada laki-laki, bersemangat menghadapi perempuan-perempuan tersebut. Namun dari belakang muncul laki-laki dengan jumlah yang amat banyak, sehingga orang Luwu berlarian ke pantai untuk naik ke perahunya. Dalam perang itu orang Bone berhasil merampas bendera orang Luwu. Setelah perang selesai, Arumpone dan Datu Luwu mengadakan pertemuan. Arumpone mengembalikan payung warna merah itu kepada Datu Luwu, tetapi Datu Luwu mengatakan, ”Ambillah itu payung sebab memang engkaulah yang dikehendaki oleh DewataE (Tuhan...
Karya : DR B.F.Matthes, Boeginische Chrestomathic, I.P.L-27 dalam Rahim (1985:207-227). Disadur Oleh : Ir.H.Abdu Samad H.A.Umar, M.Si. Ceritera ini merupakan ceritera rakyat (Legenda) yang mempunyai banyak peristiwa yang luar biasa. Substansinya ada pada Nilai-nilai Utama Kebudayaan Bugis, dan sangat berguna pada saat ini dimana budaya sipakatau atau sipakalebbi sudah mengalami pergeseran dalam alam demokrasi lokal. Baik itu masyarakat lokal maupun bagi pasompe (Pengembaraan Orang Bugis) yang senantiasa rindu kampung halamannya, maupun pernah mendengar ceritera masa lampau oleh orang tua kita dahulu hingga dibawa ke perantauan. Hal ini merupakan ceritera tersendiri di kalangan pasompe, membuat rindu kampung halaman, sanak saudara dan Wari’ (asal usul), memperpanjang usia (lamperi sunge) karena mengembang biakkan manusia (Pabbija Tau) dan Merindangkan Pepohonan (Palorong Welareng) di tanah seberang di mulai dari C...
Di Makassar terdapat salah satu tradisi adat dalam pernikahan yang mensyaratkan uang panai yang harus dibayar oleh pihak laki-laki untuk meminang calon mempelai wanita. Meski digunakan untuk meminang, uang panai ternyata tidak termasuk dalam uang mahar. Uang panai dikatakan sebagai uang belanja, sedangkan mahar merupakan mas kawin saat menikah. Jumlah uang panai yang harus dibayar oleh lelaki Bugis tidak bisa dibilang sedikit, tergantung dari latar belakang sang perempuan yang ingin dinikahi, baik dari faktor pendidikan ataupun faktor keturunan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang wanita yang ingin dipinang, semakin besar pula uang panai yang harus dibayar. Atau jika sang perempuan berasal dari keluarga bangsawan, meski tingkat pendidikannya rendah, tetap bisa mendapatkan uang panai yang besar. Besarnya uang panai juga dapat dikondisikan sesuai kesepakatan dari kedua belah pihak. Budaya uang panai ini kerap dikaitkan dengan kebiasaan lelaki Bugis yang suka merantau kel...
Diperlukan dua kelompok anak untuk memainkan permainan ini. Secara harfiah, gebok diartikan (semacam) bola yang mengenai tubuh lawan. Demikian inti permainannya. Alat bantu yang dibutuhkan adalah bola kecil atau sesuatu yang dibentuk seperti bola. Saat bola tenis masih jarang dijumpai, biasanya bola gebok dibuat dari kertas bekas. Dibentuk menyerupai bola kecil. Untuk mengikatnya agar tak terburai, biasanya menggunakan karet gelang. Selain bola, diperlukan batu-batu kecil dengan permukaan rata. Bisa diganti dengan pecahan keramik genteng atau semacamnya. Ditumpuk keatas setinggi sekitar 20 cm. Perwakilan dari satu kelompok anak akan mendapatkan giliran pertama untuk bermain. Dari jarak beberapa meter, bola dilontarkan untuk mengenai tumpukan batu. Jika gagal, digantikan oleh perwakilan pemain dari kelompok lawan. Jika berhasil menjatuhkan sebagian atau seluruh tumpukan batu, inti permainan baru dimulai. Bola diambil cepat oleh kelompok lawan untuk dilemprkan agar mengena...
Annyala dalam bahasa Makassar berarti berbuat salah, sebuah pilihan salah yang diambil sepasang kekasih ketika cinta mereka tak mampu menembus tembok restu kedua pihak keluarga. Annyala terdiri atas tiga macam, yaitu : Silariang atau kawin lari. Kondisi di mana sepasang kekasih yang tak beroleh restu itu sepakat untuk kawin lari atau dalam artian keduanya melakukan kawin lari tanpa paksaan salah satu pihak. Nilariang atau dibawa lari. Kondisi di mana si anak gadis dibawa lari oleh lelaki, entah karena paksaan atau karena si anak gadis sedang berada dalam pengaruh pelet. Erang kale . Kondisi di mana si gadis mendatangi si lelaki, menyerahkan dirinya untuk dinikahi meski tanpa restu dari orang tuanya. Biasanya ini terjadi karena di anak gadis telah hamil di luar nikah dan meminta tanggung jawab dari lelaki yang menghamilinya. Ketiga kondisi di atas termasuk perbuatan annyala , meski yang paling sering terjadi adalah silariang. &nbs...