Minuman ini sangat istimewa karena aroma dan rasanya mirip mint dan menyegarkan. Terbuat dari rebusan akar kayu pohon Sibeu Sikunene’. Akar kayu yang besar dipotong dan potongan-potongan kecilnya direbus bersama air. Ini minuman sehari-hari di pedalaman Siberut. Sumber: https://travel.tempo.co/read/1108563/menjajal-kuliner-tradisional-nan-ekstrim-di-kepulauan-mentawai/full&view=ok
Obuk adalah sagu yang dimasak di dalam bambu. Terbuat dari gumpalan tepung sagu yang basah diparut dari parutan yang dibuat dari bilah-bilah bambu sehingga tepungnya menjadi halus. Kemudian, olahan tepung tersebut dimasukkan dalam ruas bambu yang kecil dan tipis dengan diameter sekitar tiga sentimeter. Selanjutnya, bambu berisi sagu dibakar di atas perapian sekitar 10 menit, setelah matang, bambu dibelah dan sagu di dalamnya siap dihidangkan bersama lauk. Biasanya, dihidangkan dengan makanan berkuah seperti sup ayam atau sup ikan karang panas-panas. Oleh karena setelah dingin sagu akan mengeras, saat panas, maka sagu akan terasa lembut. Kala dinikmati dengan sup ayam atau sup ikan, Obuk terasa begitu lezat. Sumber: https://beritagar.id/artikel/piknik/mencicipi-ragam-kuliner-khas-mentawai
Subbet pisang dibuat dari campuran keladi dan pisang yang telah direbus, dihancurkan, dan dicampur dengan kelapa parut yang dibulatkan. Rasanya lebih manis karena ada campuran dari pisang. Ada juga keladi dan pisang yang sudah direbus, dicampur kelapa lalu dimasukkan ke dalam bambu dan dibakar. Namanya Subbet Obuk. Rasanya lebih lembut dan beraroma kayu bakar. Dihidangkan panas untuk kudapan. Sumber:
Alek satu yaitu tamu yang nomor satu, yaitu tamu/Indang yang datang dari negari yang lebih jauh, dari negari alek duo (dua), mungkin dari kecamatan yang berlainan dari kabupaten itu. Sumber: Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat
Anak anden artinya minta sedekah. Pada masa dahulu orang-orang yang akan pergi mengaji, biasanya pergi minta sedekah ke rumah-rumah penduduk setempat untuk bekalnya selama mengaji. Orang orang yang demikian dinamakan Pakiah atau Pokiah menurut ejaan/nama setempat, nama ini berasal dari kata fakir. Sambil melakukan pekerjaan itu para pakiah menyanyi sepanjang jalan atau di rumah orang tempat minta sedekah atas permintaan yang punya rumah. Kadang-kadang nyanyian ini disuruh tukar dengan suatu cerita. Pakiah yang suaranya baik, dan mau disuruh menyanyikan cerita-cerita yang disukai itu, akan mendapat hadiah lebih dari sedekah seharusnya. Lama kelamaan hal ini jadi menarik bagi para pakiah itu dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan, yaitu setiap mendatangi rumah seseorang pakiah itu telah menyanyikan lagu yang disukai orang rumah itu dan hadiah didapatnya. Demikian lah timbulnya suatu irama nyanyi yang dinamakan anak anden itu. Irama nyanyi anak anden ini...
Sumber: Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat Anak lndang adalah seluruh pemain Indang yang duduk sejajar di depan tukang dikie, semenjak dari Tukang Aliah sampai kepada Tukang Kalang atau yang sekecil kecilnya. p.p1 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px 'Helvetica Neue'} p.p2 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px 'Helvetica Neue'; min-height: 14.0px}
Sumber: Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat ANTA KALAUIK (ANTAR KELAUT) Anta Kalauik adalah nama sebuah lagu yang dimainkan dalam bentuk instrumentalia dibawakan oleh musik talempong di daerah Talang Maua Kabupaten 50 Kota. Lagu ini dimainkan oleh ibu-ibu yang sudah tua yang tak bisa memasak lagi, sedang orang perempuan yang lain asyik memasak gulai. Kebiasaan seperti _ini kita temukan pada waktu baralek. p.p1 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px 'Helvetica Neue'} p.p2 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px 'Helvetica Neue'; min-height: 14.0px}
Sumber: Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat Bayan adalah kata sindiran atau pantun yang dibawakan/dinyanyikan oleh Tukang Dikia dan Tukang Aliah yang ditujukan kepada Tukang Dikia dan Tukang Aliah dari Sandiang yang lain. p.p1 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px 'Helvetica Neue'} p.p2 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px 'Helvetica Neue'; min-height: 14.0px}
Sumber: Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat Darak adalah bunyi irama ripai Anak Indang sebagai tanda pertukaran irama lagu dan gerak oleh Anak Indang yang dipimpin oleh Tukang Apik. p.p1 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px 'Helvetica Neue'} p.p2 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px 'Helvetica Neue'; min-height: 14.0px}