Ornamen Pangeret-eret terbilang memiliki gambar yang unik, pasalnya Ornamen Pangeret-eret sekilas berbentuk seperti cicak dengan dua kepala ke arah kanan dan kiri. Pangeret-eret juga memiliki empat kaki yang memiliki arti Sembuyak, Senina, Kalimbubu, dan Anak Beru. Konon, ornamen ini dipercaya sebagai simbol kekuatan untuk menolak bala, ancaman dari roh jahat terhadap penghuni atau pemilik rumah sehingga kini sering digambar di bagian depan rumah. Namun sebenarnya, ornamen ini terbuat dari anyaman ijuk dan diikatkan ke bagian dinding depan rumah sebagai pengganti dari paku. Sumber: https://medan.tribunnews.com/2021/04/17/5-fungsi-ornamen-suku-karo-ada-yang-dipercaya-dapat-menolak-bala?page=2
Ornamen Desa Siwaluh ini memiliki bentuk geometris, sekilas berbentuk seperti bintang namun memiliki delapan bagian yang berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin. Bagi masyarakat Batak Karo, ornamen ini berfungsi untuk menentukan arah yang baik dan buruk bagi masyarakat Karo yang ingin melakukan suatu acara adat. Dahulu, ornamen ini terdapat pada dinding bagian bawah rumah adat Batak Karo. Adapun Kedelapan penjuru mata angin tersebut antara lain: Purba : Timur Aguni : Tenggara Daksina : Selatan Nariti : Barat Daya Pustima : Barat Mangabiya: Barat Laut Utara : Utara Irisen : Timur Laut. Sumber: https://medan.tribunnews.com/2021/04/17/5-fungsi-ornamen-suku-karo-ada-yang-dipercaya-dapat-menolak-bala?page=2
Bentuk Ornamen Bindu Matagah ini berupa garis yang menyilang diagonal dan membentuk persegi yang melambangkan Pesilah Simehuli atau dalam Bahasa Indonesia yang artinya menyingkirkan yang tidak baik, dengan maksud agar si tuan rumah pada Rumah Adat tidak mudah digoyahkan oleh kekuatan jahat. Gambar garis yang saling menyatu itu konon juga dipercaya agar masyarakat terhindar dari binatang buas, sehingga selalu terjaga keselamannya. Konon, Bindu Matagah juga adalah simbol dari istri Raja Sulaiman yang ada hubungannya dengan kekuatan batin, sehingga Ornamen Batak Karo yang satu ini memang selalu berdekatan dengan Tapak Raja Sulaiman pada dinding rumah adat. Sumber: https://medan.tribunnews.com/2021/04/17/5-fungsi-ornamen-suku-karo-ada-yang-dipercaya-dapat-menolak-bala?page=3
Ulos Antak-Antak merupakan ulos yang dijadikan simbol duka cita dan ulos ini dipergunakan ketika mengunjungi rumah duka atau melayat orang yang meninggal. Ulos Antak-Antak dijadikan sebagai selendang bagi orang tua untuk melayat orang meninggal dunia. Selain itu juga, Ulos Antak-Antak ini juga digunakan sebagai kain yang dililitkan pada waktu menari. Sumber: https://travel.kompas.com/read/2019/12/12/200600027/14-jenis-ulos-kain-kebanggaan-suku-batak?page=all
Martumba merupakan bagian dari tarian tradisional Batak Toba. Menurut orang tua dulu, kata “tumba” berawal dari bunyi alu ( andalu ) yang menumbuk padi di lesung . Biasanya yang menumbuk padi adalah anak gadis terdiri dari dua orang. Kadang jika ada pemuda yang datang untuk mencari jodoh ( martandang ) maka pemuda tersebut ikut menumbuk padi. Suara alu yang menumbuk padi tersebut terdengar bersahut-sahutan: tum…ba….tum…ba….tum…ba, jadilah kata “tumba”. Anak gadis dan pemuda tersebut bernyanyi dengan syair yang indah (berbalas pantun) mengikuti irama yang menumbuk padi. Perkembangan selanjutnya, martumba ditata oleh seorang perempuan dengan mengatur irama tumba disesuaikan dengan lagu dan syair yang indah. Pada awalnya, martumba dilakukan pada malam hari di halaman rumah saat bulan purnama. Seiring perkembangan zaman, karena dipengaruhi kebiasaan dan kondisi kehidupan yang semakin maju, maka martumba ini tidak lagi dilakukan hanya pada malam hari, tetapi sesuai konteks kegiatan s...
Tano Niha, banua somasido Tano situmbu ya'o fona He mukoli ndra'o ba zarou Ba lo olifudo sa ia Tano situmbudo, mohili ba ebolo ndraso So nungo nidano ba mbombo Fasui asi sebolo Tano Niha, satabo sinano So wanua khonia lo fa'ambo Ufabu'u ba ubelego Me ya'odo khou dotonafo Tano omasi'o no so'o ba duduma horo Amaedola nina ndra'ugo Sangebua sondrorogo Diambil dari: https://www.youtube.com/watch?v=m0aQ1aUQLHw
Senjata Piso Tumbuk Lada merupakan senjata tradisional yang berasal dari masyarakat Batak Karo di Sumatera Utara. Dimana senjata yang satu ini bisa dikatakan sebagai senjata khas yang berasal dari Kerajaan Aru Karo dan juga Melayu yang terletak di pesisir timur. Pisau ini juga termasuk pisau yang digunakan untuk pertarungan jarak dekat dan termasuk juga senjata yang beracun. Untuk bahan utama pembentuk senjata Piso Tumbuk Lada itu bergantung pada kebutuhannya. Senjata yang satu ini bukanlah senjata yang digunakan untuk berperang, namun lebih kepada senjata yang sarat akan ilmu magisnya. Selain sebagai sebuah senjata, Piso Tumbuk Lada juga dipakai sebagai hiasan yang memiliki berbagai macam ukiran pada gagangnya.
Senjata Piso Karo merupakan salah satu senjata tradisional yang berasal dari Sumatera Utara. Adapun bentuk dari Piso ini yaitu hampir mirip dengan Piso Gading. Kemudian untuk pembedanya ada di bagian gagangnya. Apabila Piso Gading gagangnya terbuat dari ukiran gading gajah, lain halnya Piso Kro yang bagian gagangnya terbuat dari bahan kayu tanpa adanya ukiran. Untuk keunikan senjata Piso Karo ini yaitu ada di bagian ujung pegangannya yang bercabang. Tak hanya itu saja, di bagian sarungnya juga sudah dilengkapi dengan suasa dan perak sebagai pamor. Sumber: https://www.gramedia.com/best-seller/senjata-tradisional-batak/
Senjata Meriam Puntung merupakan senjata tradisional Batak peninggalan sejarah yang berada di Istana Maimun. Dimana senjata yang satu ini mempunyai kisah menarik di dalamnya. Dulu, senjata ini diletakkan di halaman istana yang ada di dalam sebuah bangunan rumah adat Batak Karo. Kenapa dinamakan Meriam Puntung? Karena senjata tersebut sudah tidak utuh lagi atau buntung. Meriam Puntung ini mempunyai kisah yang berhubungan dengan Kerajaan Aru dan juga kisah dari Putri Hijau. Senjata yang satu ini dianggap mempunyai kekuatan gaib yaitu bisa meledak meski sulit apinya tidak dinyalakan. Namun pada versi lainnya mengatakan bahwa meriam ini adalah sebuah bukti penaklukan Kesultanan Deli terhadap Kerajaan Aru. Sumber: https://www.gramedia.com/best-seller/senjata-tradisional-batak/