Mamose adalah adat orang Budong-Budong yang harus di lestarikan, ritual ini tepatnya dilaksanakan di desa Tabolang, kec. Topoyo, kab. M amuju Tengah , Sulawesi Barat. Adat mamose di lakukan tiga kali dalam setahun yang pertama di lakukan sebelum masuk hutan, yang kedua dilakukan setelah selesai merumbut atau setelah membersihkan hutan atau tempat yang nantinya akan di tanamai tanaman dan yang ketiga di lakukan setelah panen. Dalam mamose terdapat berbagai ritual yang dilakoni, mulai dengan melakukan aksi menggunakan parang di tempat terbuka di sekitaran rumah adat Budong-Budong dan di saksikan langsung oleh raja dan masyarakat. Dalam aksinya Pamose sebutan bagi tokoh adat yang sedang beraksi dengan berbicara bahasa Budong-Budong lalu menyampaikan pesan-pesan terhadap raja maupun terhadap para masyarakat. Sebelum melakukan aksinya terlebih dahulu iringi dengan musik dengan gendang, saat pamose menghadap ke raja dan tobara musik gendang di hentikan lalu pamose mem...
Baqgoq, perahu kebanggaan yang mulai terlupakan, gambar ini saya ambil di Baqbatoa, perkampungan nelayan tertua di kecamatan Campalagian, kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dibawah ini adalah kondisi perahu Baqg oq yang rusak karena dibiarkan begitu saja oleh pemiliknya. Baqgoq memiliki ciri khas perahu Mandar dengan badan agak gemuk, jika dilihat dari bentuk badan kapal maka jenis ini memiliki kecepatan yang sudah jelas lambat. Menurut nelayan setempat, perahu jenis ini mulai tersisihkan karena beralihnya nelayan ke perahu modern, sekali lagi arus modernisasi sedikit demi sedikit mengikis corak budaya yang kita miliki. Tak lama lagi, Baqgoq hanya cerita orang-orang yang pernah melihatnya, ia kemungkinan akan menyusul perahu Pakur yang telah lama punah, digantikan oleh perahu sejenis Sandeq yang dapat kita temukan dengan mudah saat ini di Sulbar, ada evolusi perahu yang terjadi, karena tuntutan modenitas, kemudahan dan faktor efisiensi dan efektivitas. Su...
LPB (Lintas pemuda Batetangnga) adalah komunitas kepemudaan di desa batetangnga Kec.Binuang yang setiap tahunnya mengadakan kegiatan Festival Budaya dan Lomba Tradisional Batetangnga dan baru baru ini LPB (Lintas pemuda Batetangnga) ikut dalam membantu panitia lokal BPAP 2014 (Bakti Pemuda Antar Provinsi 2014) dalam setiap kegiatan. Pada malam penutupan Festival Budaya dan Lomba Tradisional Batetangnga sekaligus malam perpisahan peserta BPAP 2014 mereka menampilkan tarian to eran batu, tarian khas suku Patte, tarian ini merupakan upacara pelepasan pasukan panglima ke medan perang, sebagai penyemangat kepada panglima, sedangkan makna dari nyanyiannya sebagai doa untuk memohon kepada sang pencipta agar mereka yang berperang dilindungi dan dapat mengalahkan lawannya. Unsur budaya yang dibentuk di Sulawesi Barat beragam, bahkan terdapat beberapa macam suku, Pattae salah satunya, suku yang menjadi unsur penyusun masyarakat di Binuang, Kab. Polewali Mandar, suku Pattae domina...
Proses pembangunan rumah panggung masyarakat Mandar, di dusun Sumael, desa Samasundu, kec. Limboro, kab. Polewali Mandar, ini dapat terlihat dari pembangunan rumah panggung milik kepala dusun Sumael, Ahmad Basir (15/01/2017) Budaya gotong royong masih jelas terlihat di dusun Sumael, mulai dari proses perobohan, hingga pendirian ulang rumah kepala Dusun banyak dibantu oleh tetangga, dan warga dusun lain yang lokasinya tak jauh dari Sumael, masih dalam wilayah satu desa yaitu desa Samasundu. Mulai dari warga Kambajawa, Samasundu 1 dan Samasundu 2 semua bersatu membantu pendirian rangka rumah panggung yang baru. Kegiatan pendirian rumah panggung di suku Mandar adalah hal yang menarik, karena dibantu oleh masyarakat sekitar maka sang empunya rumah wajib menyediakan sajian khas tradisi yang akan menemani kegiatan berat yang hanya dilakoni oleh para pemuda ini. Dari sajian pisang beragam jenis, songkol, golla kambu yang diletakkan diatas nampan besar. Dan ada satu...
Kawao, belakangan ini pengguna facebook di Sulbar suka menuliskan kata itu, kata yang seharusnya ditulis kawao' atau kawaoq. Apakah semua orang (itu) paham dengan kawao'? Kawao' dalam mitologi orang Mandar, setidaknya di pesisir, adalah sosok hantu laut yang menjelma sebagai seekor gurita raksasa bertentakel tiga. Makanya sering disebut "burita kawao'" atau gurita hantu (kira-kira begitu frase padanannya dalam bahasa Indonesia). Kawao' atau gurita kawao' adalah teror menakutkan bagi pelaut di Mandar, jelmaan mahluk setengah gaib dan suka muncul pada saat hujan gerimis. Ada spot-spot tertentu di mana mahluk sialan nan menakutkan ini sering muncul, terutama di jalur laut tradisional perairan perbatasan Polman - Majene ke arah Balikpapan. Di sepanjang rute tersebut kawao' sering muncul. Kemunculannya ditandai dengan laut yang terasa kental (perahu terasa sulit melaju?), dan tiang layar dipenuhi "gattun...
Pohon waru, orang Mandar menyebutnya lambagu (baca: lambag[h']u), tangkai lunak yang ada di pangkal daunnya (dulu) digunakan oleh orang Mandar untuk mengkritingkan rambut. Pohon waru banyak ditemukan tumbuh di tepi sungai. Caranya, ambil tangkai lunak tersebut, buang daunnya, lalu belah batangnya menjadi dua bagian, tetapi tidak sampai terpisah. Ambil bagian rambut yang mau dikriting, masukkan ujung rambutnya ke dalam tangkai yang sudah dibelah tadi, rapikan dan gulung sampai ke pangkal rambut, atau sampai pada bagian yang ingin dikriting. Jika sudah digulung, simpulkan ujung tangkai lunak tadi. Diamkan seharian lalu dibuka, rambutmu akan kriting. Selamat mencoba. Sumber : http://kompadansamandar.blogspot.co.id/2015/08/keritingkan-rambut-dengan-pangkal-daun-pohon-waru.html
Mattula Bala (Tolak bala) adalah tradisi yang dilakukan saat kampung sering dilanda musibah (makarra boi lino) . Kegiatan tradisi yang didalamnya terdapat nilai dan pesan permohonan untuk memberikan keamanan dan kedamaian bagi kampung. Mattula Bala biasa dilakukan oleh orang-orang Sendana di kabupaten Majene dan di daerah-daerah lainnya dimana populasi orang Mandar bermukim. Adapun yang biasa disiapkan seperti ode-ode, banno/batte , taqbu sala , daun atawan (yang mengapung diair)+ air. Adapun taqbu sala , daun atawan setelah dilakukan do'a bersama diikat di atas pintu ( v entilasi) Rangkaian kegiatan tradisi yang berlangsung secara turun temurun yang merupakan bukti kekuatan warisan kebudayaan yang kuat di Sulawesi Barat. Sumber : http://kompadansamandar.blogspot.co.id/2018/03/mattula-bala-tradisi-orang-mandar.html
Kaleok adalah desa kecil yang terletak di perbatasan antara Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, tepatnya di ketinggian 600-800 meter di atas permukaan laut kecamatan Binuang, kabupaten Polewali Mandar,. Desa kaleok dikenal dengan desa yang memiliki bahasa daerah dan adat yang kental dengan garis keturunan Pattae. Salah satu adat yang ada dan masih dilaksanakan sampai saat ini adalah "Ma'tamba Bulung". Ma'tamba bulung dalam pandangan warga desa Kaleok merupakan upacara adat sebagai permohonan kepada yang Mahakuasa agar segala usaha masyarakat dalam ruang lingkup desa berhasil, baik dalam bidang pertanian, perkebunan, dan bidang lainya. Biasanya upacara adat ini dilaksanakan saat padi di sawah mulai berbuah dan dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu tahun. Sumber : http://kompadansamandar.blogspot.co.id/2018/03/mattamba-bulung-upacara-adat-warga--kaleok.html
Pertunjukan koayang, atau pakkoa-koayang (lucu dan sangat menghibur), biasanya dipadukan dengan tabuhan rebana sebagai hiburan. Pertunjukan ini mungkin banyak yang tak tahu dan belum pernah menyaksikannya. Dari apa yang saya saksikan, saya tak percaya jika Anda tak tertawa terbahak bahak jika menyaksikan kelucuan mereka. Pertunukan Koayang yang ditampilkan oleh grup rebana di dusun Sumael dibarengi dengan cerita oleh lawan main pakkoayang yang disebut pattemba koayang. Bukan saja para koayang yang bergerak sendiri tapi ada lawan main pakkoayang yang disertai dengan guyonan dari awal hingga akhir pertunjukan. Biasanya tampil terlebih dahulu dengan koayang yang seakan terbang dan sesekali mencoba mematuk penonton.. setelah itu datanglah pattemba koayang dengan menunggang banyal guling (missawe) disertai dengan kayu sebagai senjata.. Masing-masing bergerak sesuka mereka dan dilanjut dengan guyonan lucu dan koayang ditembak. Setelah...